04

8.7K 714 39
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Love Is Feeling © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍂🍂🍂

"Kenapa kau tidak hadir saat pelajaranku?"

"Malas. Dan lagi, kau selalu telat."

Mata onyxnya memutar, pertanda ia bosan. "Ya, karena itulah kebiasaanku."

"Hn." Orang yang menjadi lawan bicaranya menaruh sekaleng minuman soda di pagar pembatas atap sekolah, lalu ia mengambil ponsel di sakunya.

"Kau ke mana?" pria itu melirik ke arah pemuda di sampingnya.

"UKS." Matanya kembali memutar, ia bosan dengan jawaban yang singkat, padat dan tidak enak didengar.

"Bicaralah yang sopan dengan Senseimu, Naruto Namikaze." Suara Kakashi menegas. Lalu, tanpa aba-aba—

Sret.

"Hey!"

"Apa?"

"Kembalikan ponselku!" tangan Naruto berusaha mengambil ponselnya yang disembunyikan Kakashi di punggungnya.

"Tidak! Kau tidak sopan, begini pun aku Senseimu."

Naruto menghela napas. "Baik, apa maumu, Kakashi Sensei?"

Pria bermata onyx itu menyeringai. Kemudian tatapan matanya berubah serius. Ia menatap Naruto dengan tegas. "Naruto? Mati rasamu sudah sembuh?"

"..."

"..."

"Kau masih ingat, Sensei?"

Kakashi menghela napas, lalu mengalihkan pandangannya ke depan, menatap awan-awan yang bergerak tertiup angin. Tampan indah, di siang yang cerah. "Hn. Bagaimanapun, Minato-sama adalah atasanku dulu. Beliaulah yang menyuruhku mencarikan seorang psikolog handal untukmu."

Memang, dulu, Kakashi bekerja sebagai sekertaris Minato di Namikaze Corp, tetapi ia memilih bekerja menjadi seorang guru. Sebenarnya Minato sangat berat membiarkan Kakashi pergi. Namun, mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi keputusan Kakashi. Alasan Kakashi juga sangat baik 'Aku ingin membagi ilmu yang kumiliki.' Itulah alasannya.

Minato tak bisa mencegah sekertaris kesayangannya itu. Namun, Minato mengajukan satu syarat, 'Kau boleh pergi, tapi, carikan psikolog terbaik untuk anakku.' Kakashi menyanggupinya.

Kabuto Yakushi. Orang itulah yang menjadi pilihan Kakashi. Untuk menjadi psikolog Naruto.

"Belum. Aku belum sembuh dan aku berharap aku akan sembuh." Naruto menarik napas dalam, seakan-akan ia sangat tertekan, meskipun itu kenyataannya. "Dan, terima kasih, telah mengenalkanku dengan Kabuto-san." Ia menyinggung sang dokter yang dikenalkan Kakashi.

"Hn. Tidak masalah." Kakashi melihat ponsel Naruto yang tadi ia sembunyikan di punggungnya. Alis Sensei muda itu mengernyit.

Love Is Feeling ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang