Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
"Wah, Ba-san memang terbaik!" Kiba tersenyum lebar, saking lebarnya Sai yakin bahwa bibirnya Kiba akan robek. "Iya, kan Sai?"
Sai mengangguk-angguk. Dengan tidak tahu malunya membuka bungkusan makanan manis dari Aussie yang dibawa Kushina kemarin. "Iya. Lain kali lebih banyak dari ini ya Ba-san."
Bugh!
Shikamaru memukul punggung Sai, pemuda pucat itu yang bicara. Namun, ia yang malu. "Berisik. Makan yang benar."
Kushina tersenyum melihat pemuda yang beranjak dewasa kini berkumpul di ruang tamu untuk menikmati oleh-oleh. Ia menatap tajam putranya yang sedang asyik duduk di sofa dengan snack dipelukkannya juga ponsel yang sedari tadi discroll.
"Naruto! Temanmu semua duduk di karpet! Jangan duduk di sofa."
Naruto menghela napas. Ia malah menyilangkan kakinya. "Posisi enak."
"Tenang Ba-san." Dengan cueknya Sasuke menarik kaki Naruto yang menyilang dan menyeretnya hingga terduduk di karpet.
Kushina tersenyum puas dan berlalu meninggalkan kumpulan tersebut.
"Teme!"
Kiba tertawa, tidak lama kemudian suara tawanya berubah menjadi suara tersedak akibat kue berbentuk bulat. Ia memukul lengan Sai dan menunjuk-nunjuk es teh yang terlihat menggugah selera.
"Apa sih?!" meskipun begitu, Sai tetap mengambilkan es teh pada Kiba yang langsung diteguk hingga tandas.
"Karma! Karma!" Kaki Naruto menendang kaki Kiba yang berada di bawah meja. Kiba tidak terima, ia balas menyerang.
"Inu!" ternyata Shikamaru yang anteng makan es krim terkena tendangan Kiba.
Kiba menyengir. Ia kembali menyomot toples kue Sai. "Jangan maling!"
"Maling apa?! Yang punya rumahnya saja santai."
"Sebenarnya aku sangat-sangat keberatan kedatanganmu."
Sai tepuk tangan. Lalu ia menyuap keripik kentang. "Aku setuju Naruto, terus pojokkan Kiba sampai mepet."
Sasuke hanya memutar bola matanya melihat adu mulut antara Zombie Inu, dan Kitsune.
"Idih. Siapa yang katanya akan beli mobil baru? Tahunya masih numpang padaku." Kiba memutar bola matanya, lalu mendelik ke arah Sai.
Sai menunjuk dirinya, ia tersenyum aneh. "Aku kali ya?"
"Sai! Bangku yang kita duduki di kantin fakultas saat itu, juga akan jadi saksi bahwa yang bilang akan beli mobil baru ya kau!"
Sai mengangguk-angguk. "Oh, begitu?"
"Jangan darah tinggi, Kiba. Jangan .... " Dengan dramatisnya Kiba mengelus dadanya, ia meminum orang juice supaya emosinya padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanficVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...