Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
Klik.
'Dasar Teme!' Naruto kembali berbaring di ranjang UKS.
Sebenarnya, ia juga tahu bahwa Sasuke sudah meneleponnya tiga kali dan di panggilan keempat, barulah ia angkat. Mana Naruto peduli, yang ia pedulikan saat ini adalah pening di kepalanya.
Bukan, bukan karena alexithymia, melainkan pusing memikirkan orang-orang yang malah menyuruhnya menembak Hinata.
'Aku ingin melupakan seluruh ... perasaan ... ini ....'
Terngianglah perkataan yang ia ucapkan dua tahun lalu, itu perkataan yang Naruto ucapkan saat putus dengan Shion.
"Ck." Padahal Naruto berniat hanya melupakan perasaan sakitnya dengan Shion, bukan melupakan seluruh perasaannya. 'Andaikan dulu aku tidak mengucapkan itu, mungkin aku tidak akan alexithymia.'
Sekarang Naruto percaya bahwa ucapan adalah do'a.
'Selamat, kau sudah sembuh. Dan segeralah tembak dia, aku suka melihat Sasori anak senior kita selalu menaruh bunga mawar di lokernya.'
"Apa benar Sasori selalu menaruh bunga di loker Hinata?"
Hatinya berdesir menyebalkan. 'Aku benci perasaan ini.'
'Segera tembak dia, dia itu manis dan cantik. Jika saja aku masih muda pasti aku akan menjadikannya kekasihku.'
"Kakashi Sensei juga, kenapa bicara begitu? Memperburuk moodku saja." Naruto menarik selimutnya sampai sebatas leher. Sapphirenya terpejam. Memang ini sudah jam pulang, tetapi ia malas pulang. Lagi pula hari ini bubar lebih awal pukul 13:30, karena gurunya sedang rapat.
Baru saja sapphirenya terpejam, tetapi—
Ceklek.
Bugh!
"Hey!" refleks Naruto terbangun, kini ia terduduk di ranjang. Sapphire birunya menatap tajam Sasuke yang melemparkan tasnya sembarangan hingga mengenai punggungnya. "Apa-apaan kau Teme?"
"Kau menghilang setengah hari ini, ke mana saja Dobe?!"
"Kau merepotkan Naruto." Shikamaru menguap.
"Dan lagi, kenapa kau tidak memberitahu kami?" Sai mendekat ke ranjang UKS.
Kiba mendecih. "Dasar kacang lupa kulitnya."
Naruto mendelik. "Kalian ini kenapa sih?"
"Kami ini khawatir padamu!"
Naruto berkedip melihat sahabatnya kompak berteriak.
"Kau sudah sembuh?" Sasuke mendekat ke arah ranjang, ia berdiri di samping Sai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...