Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
Kepala pirangnya direbahkan di atas meja, ia menghela napas. Biasanya saat merebahkan kepalanya ke arah kanan, Naruto selalu melihat gadis Bakpao sedang berkutat dengan novel tebalnya, terapi tidak dengan kali ini. Dengan kata lain, Hinata tidak sekolah. Pasti ini karena kejadian kemarin, pikirnya.
Naruto mengubah posisinya tidur dengan tangan sebagai bantal. Ia tenggelamkan kepala pirangnya. 'Kenapa aku jadi ingin bertemu dengannya? Apa dia baik-baik saja? Panasnya sudah turun atau belum? Badannya masih lemas atau tidak?'
'Sial apa yang kupikirkan?!' diacaklah surai pirangnya.
"Ck." Kembali Naruto berdecak saat merasakan badannya panas dingin. Ia juga sakit, tetapi tetap saja sekolah tentunya setelah minum paracetamol pemberian Ibunya. Tujuan utamanya sekolah untuk melihat si Bakpao, tetapi! Gadis berpipi tembam itu malah tidak sekolah. 'Awas kau ....'
"Kitsune!" suara cempreng seseorang membuat kepala pirang Naruto terangkat.
"Apa?!" tanyanya ketus. Ia menatap Kiba yang duduk di hadapannya dengan kursi yang dibalikkan, sehingga tangannya memeluk punggung kursi.
"Wow—" Bukannya menjawab pertanyaan Naruto, Kiba malah berwajah kaget sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Alis Naruto mengernyit. Tumben tidak ke atap, pikirnya. Ini memang sedang istirahat dan kelas jadi sepi. Hanya diisi X5. "Kau kenapa sih?"
"Kau ... mirip badoerukitsune." (Badut rubah)
Twich, perempatan muncul di kening Naruto. Ia akui hidungnya kini memerah karena flu. "Tsch, minikui inu." (Anjing jelek)
"Pantas cuaca cerah." Kepalanya menoleh ke arah pemuda pucat. Sai berjalan santai, onyxnya menatap jendela dengan senyum aneh.
Alis pirang Naruto terangkat, ia heran dengan sahabatnya yang jadi sedikit aneh. "Musim semi cuaca memang selalu cerah, Zombie."
Sai menoleh, ia tersenyum aneh. "Kukira ini terjadi karena kau memakai blazer rapi hari ini." Ia duduk di samping Naruto.
Sapphirenya menatap tajam Sai. Naruto memang memakai blazer dengan rapi—dikancingkan—karena ia merasa dingin kali ini, jika mengenakan jaket ditambah blazer, rasanya ribet sekali. "Apa? Masalah buatmu?"
Sai menggeleng. "Calm down, aku hanya tanya."
"Kau kenapa bisa sakit?"
Naruto berkedip. Entah sejak kapan Shikamaru ada di hadapannya. "Kehujanan."
"Alasannya?"
Kepala pirangnya menoleh ke arah bangku samping, tempat Sasuke duduk kali ini. "Pulang club, kesorean, berteduh di kelas dengan Hinata, pulang malam, kehujanan, dan tamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...