Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
"Kiba, kau mau minum apa lihat jam?" Sasuke menatap Kiba heran, memang dari 20 menit yang lalu Kiba selalu menatap jam sambil meneguk minuman kalengnya.
Gigi taring Kiba tampak, karena si pemilik tersenyum lebar. "Aku ... mau kedua-duanya."
"Ke mana Naruto? Ini sudah 20 menit dan ia belum kembali."
Shikamaru melirik Sai. "Entah, katanya mau ketemu Hinata-san."
"Tapi ... tasnya tidak dibawa. Jika pulang pasti ia bawa tas."
Dalam hati, ia mengiyakan perkataan Sai.
"Biasanya jika ada minuman kaleng Naruto selalu mau paling banyak. Sekarang dia malah hilang."
"Kau benar Sai." Kiba mengangguk. "Mana dia belum minum."
"Kau mau apa Shika?" Kiba menoleh, ia menatap Shikamaru yang mengutak-ngatik ponselnya yang dari tadi menganggur.
"Telepon Naruto." Ia menempelkan ponsel di telinga. "Entah kenapa perasaanku tidak enak."
Semua diam.
Tut ... tut ... tut ....
Drrrttt ... drrrttt ....
"Eh, tas Naruto berbunyi."
"Sial!" Shikamaru mengumpat. Ia mengecek tas sahabat pirangnya. "Ponselnya di tas."
"Pantas dia tidak menghubungi." Sasuke melangkah keluar.
"Mau ke mana?"
"Toilet."
Ceklek.
"Iya ... aku melihat Hinata-san menangis dan berboncengan dengan Sasori Senpai. Kalau Naruto-san diam saja di tengah lapangan parkir."
Gadis satunya lagi yang sedang bergosip memekik. "Ah! Bertengkar ya! Setidaknya aku punya harapan bisa jadi pacar Naruto-san!"
"Hey! Aku yang pantas!"
"Ak—"
Blam!
Kedua gadis itu kaget menatap pintu ruang ganti club basket terbanting sendiri.
"Sialan!"
Kening Shikamaru berkerut. "Ada apa Sasuke?"
"Kita harus pulang." Ia menyambar tasnya dan tas Naruto.
"Hah?" Kiba berdiri. "Apa? Kita masih lelah. Benarkan Sai?"
Sai mengangguk. "Kiba benar, memangnya mau ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...