Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
"Ohayou minna."
"Ohayou mo Sensei."
"Cih."
Sudah tahu siapa yang mendecih?
"Sensei bawa berita bagus."
"Apa Sensei?"
"Nah, kalian akan dikocok kembali tempat duduknya."
Sapphire Naruto membulat. Berarti ini sudah dua bulan ia duduk sebangku dengan Hinata? Kenapa tidak terasa?
"Yah ... padahal aku sudah betah sebangku dengan Tenten-san ...."
Tenten mendelik. "Aku justru tidak betah!"
Semua orang yang ada di kelas tertawa, minus Naruto, Hinata, dan anggota X5.
"Ini petanya." Semua menoleh ke arah papan tulis.
Berbagai macam ekspresi ditunjukkan para murid, ada yang senang dan juga susah.
"Silakan pindah."
Grep!
Refleks Naruto memegang lengan Hinata. "Mau ke mana?"
"A-aku mau pindah." Dalam hati Hinata bersyukur bisa menjauhi Naruto.
"Di sini saja."
Hinata menggeleng. "Lepaskan."
Sialan! Ia semakin jauh dengan Hinata.
"Diamlah di sini, onegai."
"A-ano—"
Keduanya menoleh. Menatap seorang gadis culun dengan rambut dikepang dua menghampiri bangku mereka.
"Apa?!" tanya Naruto galak. Kesabarannya sudah habis, setiap ia akan menjelaskan kebenarannya pada Hinata, pasti selalu diganggu.
Gadis culun itu bergetar. "A-ano, aku du-duk di sini."
Sapphire Naruto membulat. Apa ia sebangku dengannya? Segera saja ia mengalihkan pandangannya pada peta yang dibuat Kakashi. Naruto menghela napas. "Ck. Duduk sana." Ia beranjak. Menggandeng lengan Hinata mendudukkannya di bangku Chouji, sedangkan dirinya duduk dengan Sasuke.
...
Naruto segera beranjak dari duduknya. Ia melangkah lebar menuju bangku Hinata.
"Hinata?"
Hinata panik, ia segera memasukkan peralatan menulisnya pada tasnya. Segera saja ia melangkah menuju luar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...