Naruto © Masashi Kishimoto
Love Is Feeling © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍂🍂🍂
"Ke mana dia?" dengan tangan yang menyeka keringat di dahinya, Naruto mengatur napasnya. Berlari selama bermenit-menit mengelilingi seisi sekolah memang melelahkan. Apalagi jika dilakukan di Konoha Gakuen. Tentu saja ia memiliki tujuan, mencari Hinata.
Saat Shion menyeka sudut bibirnya di kantin, Hinata langsung menghilang entah ke mana. Atap, kelas, perpustakaan, taman belakang, UKS, sudah Naruto lihat. Namun, hasilnya nihil.
"Sial." Ia merogoh ponselnya.
Hime Calling.
"Sorry the number—"
"Shit!"
Klik.
Ia lupa jika ponsel Hinata low.
Naruto berdecak, dengan sapphire yang menajam. Dengan kaki yang dihentakkan ia melangkah menuju kelasnya. Sapphire birunya kini memicing. Ia menghela napas.
"Hinata?"
Hinata menoleh, ia menemukan Naruto yang berjalan kearahnya dengan sorot mata khawatir. Ia berkedip, tubuhnya berbalik.
Entah kenapa ia jadi kesal saat melihat Naruto dengan Shion. Seperti ... ada yang mengganjal. Apa Naruto menyembunyikan sesuatu?
Kepalanya menggeleng.
Tapi sikap anehnya memang perlu diperhitungkan.
Grep!
"Dari mana saja?" cekalan pelan di tangannya membuat Hinata berbalik.
"To-toilet."
Iya, kalau itu Naruto juga tahu. Karena Hinata baru saja keluar dari toilet. Namun, kenapa sampai tidak kepikiran oleh Naruto jika Hinata ke toilet?
Ah. Saat sedang panik memang pikiran selalu melayang pada hal-hal jauh.
"Kau marah?"
Hinata menggeleng.
"Lalu, jika tidak marah. Kenapa kau tidak mau menatapku?"
"Na-nanti aku pegal, jika mendongak. Na-Naruto-kun kan tinggi."
Naruto menghela napas. "Tidak logis." Jika Hinata pegal, lalu kenapa ia selalu menatap Naruto jika dikeadaan normal? "Oke kau tidak marah, hanya kesal, atau ... kau cemburu?"
Skakmat!
Hinata mengangkat kepalanya dengan kening yang berkerut. "A-aku tidak marah, kesal atau ba-bahkan ... cemburu." Lavendernya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling ✔
FanfictionVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Pernahkah kalian mendengar penyakit mati rasa? Tidak merasakan marah, kesal, senang, bahkan cinta, dan yang paling penting, apakah orang yang mati rasa bisa jatuh cinta? "A-apa yang ka-kau lakukan?" "Diam...