#Happy Reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Setiap manusia punya rahasianya sendiri, rahasia yang tidak bisa Ia bagi pada manusia lain.
-PST-
-----
Astaga anak baru ternyata ganteng banget.
Tapi masih lebih gantengan Alga.
Tapi Ares lebih ramah sih.
Itulah bisik-bisik yang memenuhi koridor sepanjang Renata berjalan menuju kelasnya yang terletak di paling sudut. Kelas buangan, sebutlah begitu. Tapi tunggu-apa tadi kata mereka? Ares? Renata harap ini hanya sebuah kebetulan belaka.
Gadis dengan rambut coklat yang terurai itu tampak mengusap wajahnya beberapa kali, berharap rasa kantuk dapat pergi meninggalkannya sesegera mungkin.
"Lo udah ketemu anak baru?" tanya salah seorang teman sekelasnya, Aldi. Renata menggeleng, kemudian menyandarkan tubuh di penyangga koridor depan kelas-masih dengan tas yang menggantung di pundak kanannya. Kelasnya yang terletak di lantai 2 itu membuat Renata bisa menikmati semilir angin meski hanya 5 menit sebelum bel masuk.
"Sahabat Lo Re," tunjuk Aldi pada sosok Arabella yang berjalan tergesa.
"Sahabat dengkul Lo!" balas Renata seraya menyikut perut Aldi pelan.
"Rena, Rena, Lo harus tau berita baru!" ucap Metana yang baru keluar dari kelas dengan napas terengah, menyadari mata tajam Renata membuatnya tersenyum kikuk.
"Maksud Gue-Neella," sang pemilik nama merotasikan matanya malas.
"Lo udah tau siapa anak baru yang sekelas sama Dala?" Renata menggeleng acuh tak acuh, karena Ia tidak perlu tau siapa anak baru itu.
"Ares! Itu Ares! Orang yang dipukul Alga semalem," well, berita yang cukup mengejutkan.
Ingatan Renata kembali pada hari lalu, saat Alga berdiri di sampingnya dengan wajah suram, tangannya terkepal erat. Namun yang menjadi sebuah tanda tanya besar di kepala Renata adalah-kenapa? Apa yang salah pada Ares hingga membuat Alga dan teman-temannya tampak sangat marah?
"Jangan ganggu Dia!"
Menyadari siapa yang berdiri di sampingnya, membuat Renata cukup terkejut. Apa sekarang si dingin tengah membantunya? Atau malah ada tujuan lain yang Renata tidak ketahui?
"Bukan urusan Lo!"
"Sekarang, jadi urusan Gue," sudut matanya melirik Renata sekilas.
Renata hanya memandangi kedua manusia dihadapannya tanpa minat, amat sangat membosankan. Terlihat seperti bocah yang memperebutkan sesuatu, membuat Renata jengah dan hendak berteriak. Namun Ia mengurungkan niatnya saat melihat Ares tiba-tiba tersungkur ke lantai. Alga, pemuda itu mendaratkan sebuah bogeman mentah di rahang Ares.
Bugh!
"Stop!" sergah Renata seraya menahan tangan Alga yang sudah terkepal. Baru kali ini Ia melihat mata dingin itu begitu berapi-api, penuh kilatan benci yang menyebar luas pada pupil-pupil indah itu. Urat-urat leher Alga tampak menyebul, sungguh menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
عاطفيةPerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...