#Happy Reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Setiap manusia memiliki luka, hanya saja ada yang pandai dalam menutupinya dan ada yang tidak.
-PST-
-----
"Papa gak boleh pergi, nanti Rena main sama siapa?" Renata kecil merengut seraya menggantungkan tangannya di leher sang ayah.
"Kan ada kak Gita sama Mama, Rena gak akan sendirian."
"Coba Rena lihat langit itu," Renata menurut, menengadahkan kepala untuk menatap langit malam. Namun Ia tidak suka malam, terlalu gelap dan menakutkan.
"Bulannya besar ya Pa," sang Ayah terkekeh pelan seraya mendaratkan kecupan hangat di pucuk kepalanya.
"Selalu ada bulan yang sama di langit malam," sepasang mata bulat Renata memandangi bulan purnama yang malam ini tampak terang benderang, seolah sinarnya melindungi sang gadis dari kegelapan
"Jadi kalo Rena rindu sama papa, lihat aja ke bulan itu-karena di mana pun Papa berada, Kita akan selalu melihat bulan yang sama."
Tik. Tik. Tik.
Sepasang mata cantik itu membuka dengan satu kali hentakan, bulu matanya terlihat sedikit lembab. Suara detik tik-tok mengisi keheningan kamar yang dihuni oleh sang gadis seorang diri, deru angin menghembus tirai tipis yang menutupi kaca.
03:00
Renata beranjak, Ia lupa menutup jendela. Tanpa disengaja intuisinya kembali pada mimpi tadi saat Ia melihat bulan purnama menggantung di atas langit berwarna biru tua bercampur gelap, mimpi yang merupakan bagian dari potongan kecil masa lalunya.
"Bulannya memang masih tetap sama, Pa. Tapi keadaannya yang udah beda," sepasang lensa rekam sayu miliknya mulai berkabut.
Perlahan cairan bening mengalir dari sudut-sudut matanya, setelah sekian lama akhirnya gadis itu kembali menangisi rasa rindu yang kian tertumpuk di dalam hatinya. Ia tidak bisa berbohong, Ia sangat merindukan sosok pria itu. Pria yang selalu menyayanginya tanpa kata karena dan tapi.
Di tempat lain, di kota yang sama. Seseorang juga sedang memandangi langit, memperhatikan bintang menggunakan teropong yang terletak di balkon kamar miliknya. Ternyata tidur tidak menghilangkan rasa sakit yang menjalar di hatinya, kalau pun iya-itu hanya bersifat sementara, luka itu akan kembali terasa saat Ia membuka mata.
☀☀☀
Aster berjalan menyusuri koridor, sekolah yang terlalu sepi, atau Ia yang datang kelewat pagi? Pasalnya tidak ada satu pun manusia yang Ia temui sejak raganya melewati gerbang.
Ngitttttt
Suara antara benda dan lantai yang saling bergesek itu membuat Aster menutup telinga, sungguh mengilukan. Ia mencoba memeriksa sumber suara. Sebuah tikus sekarat terinjak di depan loker, teriakan kesakitan itu membuat Aster sontak meringsut mundur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
Roman d'amourPerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...