#Happy Reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Memperlakukan orang lain dengan buruk membuktikan bahwa sebenarnya Kita jauh lebih buruk.
-PST-
-----
"Dala!!" pekik Metana kelewat kencang, hingga beberapa siswa ikutan menoleh.
"Lo liat Renata?" tanya Aldi cepat, sejak jam pertama hingga bel istirahat berdering pun gadis itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Udah coba telpon?" Mandala menaikkan satu alisnya tenang, ini bukan pertama kalinya sepupunya itu menghilang.
"Hpnya di tas," jawab Aster singkat. Dahi Mandala berkerut, memikirkan kemungkinan posisi Renata yang selalu meresahkan siapa pun.
"Dala!!" dari kejauhan tampak Rega dan Agam berlari ke arah mereka.
"Kalian liat Alga? Kepsek nyariin Dia dari tadi pagi," sungguh kabar yang mengejutkan, bagaimana kedua manusia itu bisa menghilang bersamaan?
Tung! Tung! Tung!
Suara ketukan dari pintu besi itu terus-terusan terdengar meski sayu, namun koridor itu terlalu sepi-jadi tidak ada satu pun orang yang bisa mendengar ketukan itu sekarang. Ruangan cukup lebar berisi barang-barang rongsokan tak terpakai itu penuh dengan sawang dan debu, terlebih lagi listrik di ruangan ini putus-untung saja masih ada jendela kecil yang membawa cahaya mentari untuk masuk sebagai penerangan.
Alga mendudukan dirinya di atas tumpukan dus bekas, sedangkan Renata-gadis itu mengetuk pintu sedari tadi seraya bersandar putus asa. Ponselnya ketinggalan, Ia tidak bisa mengubungi teman-temannya.
"Kenapa sih Hp Gue ketinggalan? Gue belum siap mati di sini, Gue belum makan somai mang Udin," gumamnya pelan, kemudian melirik ke arah pemuda yang tak kunjung bersuara itu sekilas.
"Galak, Lo bawa HP?" tanyanya tanpa menoleh. Tanpa diduga, Alga menyodorkan benda persegi panjang pada Renata, membuat kedua mata bulatnya kembali berpijar.
"Kenapa gak bilang dari tadi?!" rutuknya seraya mencari kotak Mandala. Renata mencengkram roknya gelisah, takut jika pemuda itu tidak mengangkat telpon darinya.
"Lala ini Gue. G-gue di gudang, gelap, di sini gelap," adunya pada manusia di sebrang sana.
"Gue cuma berdua sama Galak-pintunya macet."
Mandala mengernyit, Lala? Hanya sepupunya yang berani memanggilnya dengan sebutan itu, terdengar seperti anak perempuan.
"Ok, dalam lima menit Gue ke sana, Lo jangan berdiri di belakang pintu," Mandala memutuskan sambungan telpon tergesa, Ia tanpa aba-aba berlari menuruni tangga, membuat teman-temannya memandang heran.
"Pasti ada yang gak beres," Agam jadi ikut gelisah.
"Lo bertiga tunggu di sini, kalo kita gak balik sampe bel bunyi-tolong cari alasan yang masuk akal biar guru gak curiga," Rega memperingati dengan baik, kemudian matanya jatuh pada sang ratu hamster.
![](https://img.wattpad.com/cover/184359730-288-k548617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
RomancePerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...