007.

40 13 0
                                    

#Happy Reading

Biasakan follow dulu sebelum membaca.

Hope you like it!

-----

Seharusnya Kamu mengenal dirimu lebih baik dari pada siapa pun.

-PST-

-----

Setelah harus berlari keliling lapangan untuk menjalani hukuman karena Ia terlambat datang, Renata harus berbaris pula di barisan paling belakang-menjaga semua murid dengan pandangan matanya sebagai anggota PMR.

Lapangan sesak dengan para siswa yang berbaris sesuai kelas mereka masing-masing, namun tidak berlaku untuk Agam-pemuda itu berdiri di barisan kelas lain hanya untuk menggoda teman sebayanya yang Ia anggap cantik. Rega yang menyaksikan itu hanya memasang wajah datar, pemandangan itu sudah sangat biasa Ia saksikan.

Hari ini adalah pergantian jabatan perangkat osis, yang artinya mulai saat ini seorang Galaksi Alga Wadana, atau yang kerap di sapa Alga itu tidak menjabat lagi sebagai seorang pemimpin organisasi.

"Sesuai dengan yang Bapak janjikan tempo hari, Kita akan mengadakan kemah khusus bagi siswa kelas dua belas, sebagai hadiah karena ini tahun terakhir kalian di SMA ini. Kegiatan tersebut akan Diadakan selama tiga hari, di mulai dari hari Senin depan."

"Nanti Bapak akan bagikan surat yang harus ditanda tangani oleh orang tua kalian sebagai persetujuan bahwa kalian boleh ikut serta dalam kegiatan ini," pria yang memiliki rambut seputih salju itu mengangkat selembar kertas dan menggerakkannya untuk di tunjukkan pada para siswa. Ia sudah menjabat sebagai kepala sekolah selama dua tahun belakangan, sangat bijaksana dan Dermawan seperti namanya, Dharma.

"Metana mana?" tanya Aster pada Renata tanpa suara, hanya menggunakan gerakan mulut saja. Renata menggeleng, Ia juga belum melihat si ratu hamster sejak jam pelajaran pertama tadi.

Brak..

Suara itu membuat Renata menoleh, mendapati salah seorang adik kelasnya berjongkok seraya membereskan buku yang berjatuhan. Namun seragamnya terlihat hampir basah kuyup seolah disiram secara sengaja. Melihat ringisan kecil yang terbentuk dari bibir sang gadis membuat Renata memperhatikannya lekat. Beberapa pasang mata menatap gadis berkaca mata itu dengan tatapan geli dan beberapa pula menunjukkan tawa mereka yang penuh dengan ejekan.

Renata bergerak mendekat, kemudian sengaja menjatuhkan ponselnya tepat di atas tumpukan buku. Ella, sepotong nama yang Renata dapatkan saat melihat name tag yang tersemat di dada kanannya.

"Hp Gue kotor, jadi Lo harus bersihin UKS," Ella mendongak, menatap kakak kelasnya yang cukup terkenal itu dengan heran. Membersihkan UKS? Apa hubungannya dengan benda persegi panjang itu? Renata terlalu mengada-ada.

"S-saya Kak?"

"Menurut Lo? Buruan!" Ella bergegas membawa tumpukan bukunya dan juga ponsel Renata seraya mengekori gadis itu menuju ruang UKS.

"Buka baju Lo!" titah Renata dengan wajah datar. Ia sudah mengunci pintu ruangan kesehatan itu agar tidak ada yang masuk, kebetulan hari ini tidak ada dokter yang menjaga.

"B-buka Ba-baju? Mau ngapain Kak?" melihat tatapan Renata yang tajam membuat Ella hanya menurut saja.

Gadis polos itu terhenyak saat merasakan jemari lentik Renata mengusap permukaan kulit punggungnya yang menimbulkan sedikit rasa nyeri, sontak Ia menggeser tubuhnya, membuat Renata mendengus.

Penghujung Senja TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang