#Happy Reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Kita memang tidak bisa memperbaiki seluruh cerita. Tapi kita bisa perbaiki bagian terpenting dari cerita, yaitu kita.
-PST-
-----
Ngiunggg
"Wouhuu!!" Metana bersorak saat pembalap liar itu melesat cepat di hadapannya.
"Lo pasang taruhan ya?" tanya Aster di tengah kebisingan.
"Iya, makanya Mandala harus menang biar uang jajan Gue tetap aman," gadis itu mempertaruhkan uang sakunya selama sebulan untuk kemenangan Mandala, Ia yakin sang raja jalanan itu tidak akan mengecewakan.
"Pulang yuk Met, Gue gak nyaman," ajak Aster, Ia merasa tidak nyaman dengan tatapan nakal beberapa pemuda yang terus memperhatikannya dari belakang. Padahal malam ini Ia mengenakan celana jeans panjang dengan paduan kaos hijau muda longgar, tidak menampakkan pahanya sama sekali. Biasanya Renata yang akan maju paling depan untuk menghabisi bajingan seperti ini, namun kini gadis itu sedang tidak ikut serta, karena gadis itu sedang ingin menghabiskan waktu di cafe.
"Nanti Ter, tanggung."
"Mandala! Mandala! Mandala!" suara riuh tepuk tangan memenuhi tepi jalanan saat pemuda bernama Mandala Putra itu berhasil mengendarai motornya dengan gagah menuju finish, meninggalkan lawannya jauh di belakang.
"Uang jajan Gue aman Ter," sorak Metana bahagia, Ia tidak tau saja jika Aster kini tengah berusaha sebaik mungkin untuk tidak merasa takut.
"Hai cantik, temenin Gue yuk malam ini," Aster menoleh saat seseorang menyentuh permukaan lengannya.
"Jangan sentuh Gue!" tegasnya seraya menepis tangan pemuda itu kasar.
"Cewek kayak Lo gak pantes galak, pantesnya jadi pacar Gue," kesal, tentu saja Ia kesal di perlakukan sperti itu. Ia ingin sekali melawan dan berani seperti Renata, namun Aster tetaplah Aster-selalu memikirkan resiko buruk yang ada.
"Lepasin!"
Beberapa orang menoleh ke arah mereka, kerumunan itu seketika menjadi sunyi. Aster berjalan setengah berlari menuju ke belakang Mandala seolah meminta perlindungan. Mata elangnya tertuju pada pemuda yang tadi mengganggu Aster. Metana yang baru tersadar segera mendekat.
"Astaga Ter, sorry Gue gak tau kalo Dia ganggu Lo," Metana menggenggam permukaan tangan sahabatnya.
"Gue gak tau kalo Dia punya Lo," ucap pemuda itu sedikit gugup, terlebih lagi Mandala tetap mempertahankan ekspresinya yang terlihat sangar.
Mandala melangkah mendekati pemuda itu, menyisakan satu langkah sebagai pembatas. Pemuda itu menatap lurus, kemudian mempertegas kalimatnya.
"Punya siapa pun Dia, jangan pernah Lo sentuh!"
Mandala berbalik, iris matanya beradu dengan mata terang Aster. Tanpa aba-aba Ia menarik tangan Aster, membuat gadis itu kehilangan kesadaran-apa ini sungguhan Mandala? Metana mengulum senyuman, Ia rasa kini kedua manusia memiliki kesempatan untuk bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/184359730-288-k548617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
RomansaPerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...