#Happy reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Beberapa manusia bersikap seolah mereka adalah pihak yang tersakiti, padahal nyatanya merekalah yang menyakiti.
-PST-
-----
Metana menghela napas lega saat jam pelajaran sejarah akhirnya selesai, gadis itu meletakkan Joan di atas meja, mengusap kepala peliharaannya penuh sayang. Aldi membalikkan kursi, duduk menghadap Metana seraya bertopang dagu. Sesekali Ia menggelengkan kepala saat melihat gadis itu mencium Joan. Pantas saja Metana tidak punya pacar, Dia terlalu fokus pada hamster kecil itu.
"Sesayang itu ya Lo sama Joan?" terdengar kekehan dari bibir Aster, Ia merasa pertanyaan Aldi terlalu konyol. Metana mengangguk tanpa ragu.
"Joan udah kayak anak Gue sendiri, jadi nanti pasangan Gue harus nerima Joan juga," sudut bibir Aldi tertarik ke atas.
"Emang ada yang mau nerima hamster Lo itu?" kelas mulai sepi, hanya menyisahkan mereka berempat. Renata menutup tasnya, memperbaiki letak gantungan kunci yang menggantung di sisi tas berwarna hitam itu.
"Ada, Gue," seorang pemuda berjalan memasuki kelas dengan tatapan bangga, Aldi semakin tidak bisa menyembunyikan tawanya.
"Emangnya Metana mau sama Ega bakar kayak Lo?" tanya Aldi santai, membuat senyum yang tadinya mengembang di bibir Rega kini sirna.
"Udah ah, supir Gue udah nunggu di depan," Metana beranjak dari kursi, membawa tas dan juga Joan meninggalkan ruangan. Rega memang tidak bisa berhenti mengusik hidupnya.
"Gue anterin aja Met, Metana!" teriak Rega, berusaha memanggil gadis yang tidak kunjung berbalik ke arahnya.
"Cinta itu perjuangan, jadi Lo harus sabar," Aldi menepuk-nepuk punggung Rega, membuatnya semakin jengkel.
"Pulang sama siapa Ter?" Aster menggigit bibir bawahnya, ragu untuk menjawab. Tapi Rega tau siapa yang akan mengantar gadis itu pulang.
"Gue deluan ya."
Aster meninggalkan ketiga orang itu tanpa menjawab pertanyaan Aldi, Renata mulai berdiri-menggantungkan tasnya di pundak kanan. Sebenarnya mereka sudah ingin meninggalkan kelas, jika saja seseorang tidak masuk dan mencekal tangan Renata seenaknya.
"Jauhi Alga!" Arabella menyudutkan gadis itu di tembok. Renata tersulut emosi, kemudian mendorong Arabella kasar.
"Kenapa? Lo takut Gue jadi saingan Lo?" tanya Renata ketus, Rega dan Aldi hanya memperhatikan tanpa berniat meleraikan kedua gadis itu.
"Lo, gak pantas buat Alga!"
"Setelah Lo selingkuhin Dia, Lo masih merasa pantas hm? Tebal juga ya ternyata muka Lo," dari mana Renata tau? Arabella menghunus tatapan tajam, namun gadis di depannya tak gentar.
"Lo gak tau apa-apa!"
"Jangan berlagak seolah Lo yang tersakiti Bel, karena nyatanya Lo yang nyakitin Dia," Renata menabrak bahu Arabella, gadis itu sudah membuang-buang waktunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/184359730-288-k548617.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
RomancePerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...