#Happy Reading
Biasakan follow dulu sebelum membaca.
Hope you like it!
-----
Ketenangan terletak pada hati yang mau belajar menerima kenyataan.
-PST-
-----
"Menurut Lo siapa pelaku di balik tikus mati tadi siang?" Renata menaik-turunkan bahunya, tidak minat dengan pembicaraan Aster dan Metana yang sibuk menyebutkan satu per satu nama siswa SMA Garuda Sakti.
"Atau jangan-jangan si Ella?" terka Aster, membuat Renata menggelengkan kepala, tak percaya.
"Si cupu? Emang Dia berani?" Aster meneguk minumannya. Sepulang sekolah tadi Renata hendak mengambil barangnya di loker, namun yang Ia temukan malah sebuah kotak berisi tikus mati.
"Bella, pasti Dia," tebak Aster lagi, membuat Renata terkekeh pelan.
"Satu sekolah bisa jadi tersangka. Lo lupa kalo haters Gue banyak?" siapa pun memiliki kemungkinan untuk melakukan itu, termasuk para guru-karena terlalu banyak orang yang tidak menyukainya.
"Lo mau ngapain?" tanya Metana membuat Renata menoleh ke arah gadis yang malam ini mengikat rambut hitamnya menjadi satu kesatuan. Melihat Renata mengangkat sebuah kotak dan pematik, membuatnya melotot tidak percaya.
Di tempat yang berbeda, Alga siap dengan setelan tuxedo navy yang membalut tubuh indhnya di sebuah ballroom hotel ternama di ibu kota, Ainesh Wadana merayakan perayaan ulang tahunnya di sana. Luxious, hotel yang kerap kali digunakan untuk merayakan banyak perayaan oleh orang-orang penting itu merupakan salah satu aset milik keluarga Wadana.
"Alga, jangan cemberut!" Anastasya memperingatkan putranya.
"Alga," pemuda dalam balutan kemeja hitam itu masih berusaha mendekati putra kandungnya, walau yang didekati hanya menatap lurus pada sang ayah yang tengah berjalan ke arahnya dengan sebuah senyuman.
"Selamat ulang tahun ya," Ainesh memeluk sang istri kemudian menerima hadiah yang disodorkan Anna.
Terdapat sebuah kotak kecil di dalam paper bag bertuliskan 'George Daniel' itu, mengetahui bahwa di dalamnya terdapat sebuah arloji bergaya klasik dan minimalis impiannya membuat matanya berbinar penuh bahagia. Terlebih lagi saat Anastasya memasangkan sebuah 'George Daniel Co-Axial Chronograph' itu di pergelangan tangan kirinya.
"Bagaimana Kamu mendapatkan ini Na? Aku bahkan sudah bersaing dengan bayak pembisnis untuk mendapatkan ini, dan Kamu mewujudkannya Na," Anastasya tersenyum senang karena bisa memberikan kebahagiaan di hari spesial suaminya.
"As usual," Ainesh menoleh pada Alga yang menatapnya datar, Ia tidak mengerti dengan apa yang di maksud putranya itu.
"Bukannya selalu begitu kan? Mama memberi apa-apa yang berharga, lalu Anda merusaknya, ya kan?" Alga tersenyum remeh saat menyadari sang Ibu menatapnya seraya menggeleng kecil.
Plak!
"Jaga ucapan Kamu sama orang tua!" pria yang tengah berulang tahun itu mengepalkan tangannya erat. Tamparan itu terdengar nyaring, mencuri perhatian para kolega dan tamu yang berada di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Penghujung Senja Terakhir
RomancePerihal janji yang tak bisa kusanggupi, karena aku terombang-ambing pada takdir yang kujalani. "Keadaan mungkin sudah berubah. Tapi perasaan Aku ke Kamu sama seperti senja, gak akan pernah berubah." -Renata Neella Syafira- "Ombak gak pernah pergi da...