Lvl : h a m w o j i n
•••
Beristirahat sejenak kemudian kemabali menetralisirkan perasaan. Gue Terdiam dan terpaku untuk sesaaat melihat ruangan Mewah yang menjadi Sebuah objek gue pijaki sekarang
Wonjin terlihat diam disana, Dia menatap mereka Satu persatu kemudian pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Gue kan nggak tau apa apa, Untung ada Supirnya tadi yang bantu angkatin barang gue, "makasih banyak pak"
Gue membungkuk Sopan, Setelah itu melemparkan Senyum tulus dan dibalas oleh pak Supir. Perlahan gue menelusuri Isi dari Rumah itu, Terlihat seperti dibangun dari emas
Tak henti hentinya mengatakan Dan memuji muji Dari tadi, Sumpah ini seperti di negeri dongeng, Salah satu yang harus membuat gue tiba tiba Terdiam adalah Seorang nyonya Dengan emas dan perhiasan Di setiap tubuhnya
Gue menunduk ketika nyonya itu menatap Tajam
"Datang juga kamu, Ngapain kesini? Bukannya kamu senang udah nikah Dan hancurin masa depan anak saya huh? Gara gara kamu saya Tidak bisa melihat anak saya bahagia dengan gadis pilihan saya dan harus terjerumus sama kamu! Dasar gadis tidak tahu diri! "
Gue diam sekali bentakam bentakan itu keluar dari mulut nyonya depan gue sambil membakar setiap Batu bara yang seperti terlihat di relung hatinya. Hampir saja menampar gue yang nggak tau apapun, Tiba tiba Seorang pria paruh baya menghentikannya
"Berhenti Din, Dia nggak tau apapun! Kamu juga nggak tau apapun! Atas dasar apa Kamu berhak memberi kekerasan terhadap menantumu hah?! Kamu mau dipenjara? Berhenti kasari dia dan cobalah untuk menerima"
Nyonya itu terlihat semakin menatap Gue ganas, gue takut, Jika ada yang benci sama gue ngapain gue nikah dan jalanin pernikahan bodoh ini?!
Tapi semuanya sirna ketika Pria paruh baya tadi tersenyum lalu menepuk pundak Gue dari belakang "Kamu naik tidur ya? Besok harus sekolah kan?? Kalau butuh sesuatu Bisa Minta tolong ke maid oke? "
"Maid itu apa? "
"Hahaha, Maid itu semacam pembantu, Kamu boleh menyuruhnya apapun"
Gue mengangguk, Lalu membungkuk lagi, kaki gue beranjak perlahan Pergi dari tempat tadi, Samar samar gue dengar mereka bertengkar
Saat menyelusuri koridor, Atau lorong lorong, Gue nggak tau Gue ini dimana, Akhirnya gue tanya dah Ibu ibu yang megang sapu Jalan dilorong, dia bilang gue tidurnya di kamar berpintu hitam
Untung yang pintunya hitam cuma satu, Tanpa ketok gue langsung masuk
Dan yang gue dapat adalah Wonjin Buka baju, Dan kemudian Teriak bersamaan dengan gue, Sontak Dia menyilangkan kedua tangannya depan dada lalu menyuruh gue tutup mata atau lebih tepatnya Nutup pintu
Gue nutup pintu dengan cara dibanting, Sebenarnya sih, Yang gue liat dari wonjin itu cuma punggungnya, gue teriak karena dia teriak Gila kan
Beberapa menit menunggu, Akhirnya pintu dibuka mempersilahkan gue masuk dan beristirahat dan parahnya, Kasurnya cuma satu
Bukan ukuran King size, Tapi yang ukuran untuk satu orang. Gimana nggak sesak ya kan gue diam dulu, dan itu wonjin main nyelonong aja "Jin... "
"Apa setan"
"Maksud aku wonjin"
Dia menoleh ke gue Lalu memberi wajah datar yang jurus sejurus kebingungan "Kasurnya cuma satu, Masa kita berdua Disitu"
Wonjin seperti tak mau ambil pusing, Sok sokan dia berdempet di tembok lalu menyuruh gue untuk tidur aja. "Gue nempel di tembok aja, awas aja kalo berani Perkosa gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heliophilia • Ham Wonjin
Fiksi Penggemar"dunia itu sempit, bahkan gue ga ngerti kenapa lo yang harus nikah sama gue" Wonjin itu masih muda, setelah lulus sma corat coret sana sini acikiwir dengan kekayaan melintir harus tunduk pada takdir yang menimpanya. Nikah ilegal dengan gadis yang ba...