H-A; 22

1.7K 302 127
                                    

Lvl : h a m w o n j i n

•••

Wonjin menatap mata Yohan dengan ekspresi tidak berarti, Tiada Sesuatu yang terpancar disana, Hanya tatapan kosong yang mengintimidasi Yohan. Begitu juga sebaliknya yang ditatap menunggu jawaban

"Kalo lo nunggu jawaban dari pertanyaan lo itu, jawabannya enggak

--Gue gak tau perasaan gue bukan berarti gue bakal Semudah kentang ngasih Aeri ke lo"

"Gue tau lo suka sama dia, Tapi bukankah lo tau sendiri Aeri adalah kewajiban gue? Gue Tau cara menyayangi dia bagaimana dan sebagaimana besar gue melindungi dia. Dan lo nggak ada urusan buat ikut campur"

Wonjin beranjak dari duduknya, Membungkuk untuk menggendong tasnya dan sekilas menatap Yohan "Aeri punya gue, Dan bakal selamanya jadi punya gue"

Sekian dari aksi dramatis yang dilakukan Wonjin berhenti ketika Yohan memanggilnya. Berjalan kearahnya lalu membalikkan keadaan "Gue juga tau kalau Aeri adalah jewajiban lo, Tapi jika lo terus Menyakiti dia dengan cara lo yang kurang ajar itu. Maaf Mungkin tanggung jawab dia bakal kembali ke gue lagi, Selamat siang"

Kedua pemuda itu saling pergi kearah yang berlawanan, Perang dingin terjadi serta saraf yang memberontak untuk Baku hantam saja

Tapi ini tidak mungkin.

. . .

Wonjin menepikan mobilnya di Panti asuhan, setelah Perang saraf tadi dengan Yohan dia beriniatif untuk menjemput Aeri saja. Daripada nanti semakin menjadi jadi, Tentu Wonjin tidak menginginkannya

Dia turun di rerumputan hijau dan pepohonan rindang di Celah kota, Dengan sepatu yang berjalan menelusuri Dan meninggalkan jejak Wonjin mengetuk pintu Putih dihadapannya

Dia berjalan mundur, Lalu menyaksikan pintu dibuka oleh seorang anak kecil Berambut coklat dikepang sedang memegang Pintu yang mungkin terlalu besar untuknya

Wonjin tersenyum lalu berjongkok menselaraskan tingginya dengan sang anak "Halo"

"H-Halo, kakak siapa? "

"nama kakak Wonjin, Boleh panggilin kak Aeri sebentar? " Suruhnya tak luput dari senyuman khas sang Malaikat. Anak kecil itu mengangguk lalu berlarian masuk ke dalam Panti

Tak cukup waktu lama, Wonjin melihat Aeri yang tengah ditarik anak kecil tadi dengan wajah kebingungan "Apa sih Euna"

Sebelum anak itu benar benar menunjuk Wonjin Aeri masih kebingungan tentang alasan diajaknya Dia kesini. "Loh? Wonjin? "

Wonjin hampir saja memeluk Aeri jika Sang ibu panti tidak datang dan menyambutnya. Dia jadi duduk untuk berbasa basi saja

Kemudian Tertawa dan bermain sebentar dengan anak anak panti sampai lupa tujuannya apa dan kenapa

Wonjin beranjak menemui ibu panti Dan meminta izin untuk mengajak Aeri berbincang sebentar. Mereka Disuruh untuk berbicara didalam ruangan tertutup

Kamar anak anak panti

Aeri menuntup pintunya melihat Wonjin yang tengah berjalan jalan mengamati setiap isi dari Kamar istrinya yang dibagi dengan lima anak
Lainnya

Heliophilia • Ham WonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang