'' Ini terlalu malam, kenapa ibu masih belum pulang. Aiss Jimin kau dimana nak, apa ibu mencari Jimin. Pasti terjadi sesuatu hingga Jimin dan ibu pergi, aku tak bisa percaya pada Hye Ju, dia membenci Jimin." Monolog Jae Son sambil memainkan hp nya.
Ia khawatir, pasalnya ini sudah pukul sembilan malam dan kedua orang yang ia sayangi masih belum pulang.
Ia mengkhawatirkan keponakan nya dan sang ibu. Sementara ibu dari anak yang ia khawatir kan sedang tidur pulas dikamar nya. Tanpa peduli kondisi putranya, yah mungkin.
Di kamar Hye Ju tidur sendiri, sang suami sedang keluar negeri, lebih tepatnya Amerika untuk urusan bisnis sekaligus melihat keadaan putranya. Alhasil nyonya Park itu tidur sendiri dikamar.
Sebenarnya ia tak bisa tidur dari tadi, perasaannya tak enak, serasa ada yang akan pergi dari kehidupan nya.
.
.
.''Hyung ini masih belum terlambat, ayo kembali"
.
.
.
.'' Nyonya sebaiknya kita memberitahu orang rumah tentang keadaan tuan muda. Mereka pasti khawatir juga nyonya"
Sang supir mendekat,coba bicara baik-baik. Ia sadar betul kondisi nyonya besar nya ini tidak baik-baik saja. Manusia mana yang tidak hancur ketika kehilangan seseorang yang sangat di sayangi.
'' Khawatir kata mu, aku tak percaya. Bahkan ibunya sendiri tak menelpon ku sama sekali hanya untuk sekedar bertanya bagaimana keadaan putranya hiks. Dan kau bilang khawatir seharusnya aku membawa pergi cucu ku. Seharusnya ia bahagia meski ajal akan tetap menjemput nya. Hiks aku gagal memenuhi permintaan suami ku untuk membuat keluarga nya tetap utuh. Hiks bahkan sekarang cucu nya telah menemui nya hiks" isakan pilu memenuhi koridor lantai 5 rumah sakit itu.
Nyonya Park sudah sedikit tenang menerima fakta bahwa cucu nya sudah lelah. Meski jauh di dalam relung hati nya masih ada rasa sakit, cucu nya?
Bayi yang dibawa wanita asing dalam kehidupan keluarganya 19 tahun yang lalu, kini telah pergi. Bayi itu cucu nya, apapun itu akan tetap menjadi cucu nya dan sekarang cucu nya telah pergi .Ia juga tak ingin egois tak ingin lagi cucu nya tersiksa baik batin maupun raga karena hidup terlalu lama di dunia yang kejam ini.
Dreett dreett
Isakan Nyonya Park terhenti karena getaran dari sakunya.
'Putra ku tercinta calling'
''Hiks Jae Son-aa"
'' Bu kau baik-baik, kenapa kau menangis bu?"
Mendengar isakan sang ibu, Jae Son khawatir dengan keadaan sang ibu.
''Hiks Jae Son, dia telah pergi, hiks dia meninggalkan kita, hiks hiks dia lelah"
Nyonya Park selalu merancau yang membuat Jae Son semakin bingung.
''Apa Bu, siapa yang pergi, siapa yang meninggalkan kita, dan kenapa kau menangis bu" desak Jae Son.
''Hiks Jimin kita sudah pergi Jae Son, ia sudah bahagia dengan ayah mu. Dia meninggalkan kita hiks karena lelah Jae Son-aa hiks"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD SWEAT AND TEARS [ Slow Update ]
FantasyBrothership✓ [Follow sebelum baca ] ''Saat darah ku berhenti mengalir, ketika keringat ku sudah membeku, air mata ku tak bisa lagi menetes, apa kah itu saat nya aku harus menyerah??" Atau Tetap bertahan di dunia yang kejam . Start Writing 👉 5 Janu...