Seventen

1.6K 138 22
                                    

Ada yang nungguin notif dari Hye kah?
Ada yang rindu kah?
Ni story' pen dilanjutin atau mau di gantung sampai ultah Jimin tahun depan nih?

*

Happy reading and happy Birthday Jin oppa

*
*

''Hari ini kita pulang'' Ji Hyun menoleh kala suara sang ayah mengudara.

Senyum kecil terbit di ujung bibir nya, akhirnya ia pulang juga ke Korea.

''Penerbangan kita jam 4 sore, yeobo kau bantulah Ji-hyun berkemas. Aku ingin menyelesaikan beberapa hal dulu di kantor" Ayah itu keluar dari rumah nya usai mengatakan beberapa penggal kalimat.

Hye Ju yang berada di dapur hanya mengangguk, lagi pula dia tak betah berlama-lama di Amerika. Sedangkan Ji-hyun tersenyum amat bahagia di ruang tamu.

Semalam ia sudah boleh pulang dan memutuskan untuk langsung keluar dari rumah sakit'. Siapa juga eoh yang betah berlama-lama di tempat dengan bau alkohol dan obat-obatan pahit yang menyesakan itu. Lagipula bagi Ji-hyun bukan sehari dua hari ia di rawat. Lima tahun bukan waktu yang singkat untuk tertidur dan menetap di ruang putih itu.

''Eomma."

Langkah Hye Ju terhenti, suara pelan sang putra membuatnya membalikan badan dengan senyum cerah yang mengembang.

''Bolehkah aku tahu sesuatu." Ji-hyun berjalan mendekati sang ibu.

Wanita itu masih tersenyum namun Ji-hyun sadar ibu nya tengah kebingungan.

''Ada apa hmm?" Surai tipis berbungkus topi kupluk itu di usap pelan penuh kasih sayang.

''Kenapa kalian tak pernah suka jika Jimin Hyung ada di dekat kita? " Hye Ju terdiam, wajah nya berpaling.

''Kenapa kau menanyakan hal yang tak penting seperti itu."

Berjalan meninggalkan sang putra yang masih berdiri diam tanpa menoleh.

''Dia putra Eomma, kakak ku , keluarga kita. Kenapa Eomma bilang itu bukan hak yang penting, justru itu sangat penting eomma." Nada Ji-hyun terdengar lirih.

Seulas senyum menyakitkan terukir di wajah Ji-hyun,ia tersenyum miris akan perlakuan kedua orang tuanya pada sang kakak.

Namun sang ibu seakan tuli tetap saja melanjutkan langkah nya.

''APA DIA BENAR-BENAR KAKAK KU ATAU BUKAN EOMMA?"

Langkah wanita itu kembali terhenti kala suara teriakan putra nya menggema. Ia genggam jemari nya sekuat mungkin menahan relung amarah dan bimbang. Tak berniat membalik,namun ia ingin anak nya tahu semua. Semua kesakitan yang telah ia tanggung saat ini, semua dosa yang dilimpahkan tuhan pada nya.

''Iya dia bukan kakak mu dan bukan anak ku." Satu kalimat itu bagai meteor, membuat Ji-hyun bungkam meski sang ibu telah melangkah naik ke lantai atas.

Ia coba tuk memahami setiap kata yang keluar dari mulut sang ibu.




''Eomma pasti berbohong, e-eomma sedang kesal jadi pasti eomma berbohong bukan . Jimin Hyung adalah kakak ku, k-kami besar bersama ."

*
*

Dengan tawa makan malam itu berlangsung, lelucon selalu terlontar membuat suasana semakin hangat. Ini makan malam besar besaran, 3 keluarga di satukan.

Selain Jimin,Nyonya Park, Chanyeol dan sang ayah. Hoseok dan sang adik ternyata juga ikut makan malam.

Siapa sangka ternyata siluman kelinci itu memutuskan ke rumah Taehyung dengan alasan malas bertemu sang kakak. Tapi sayangnya ia bertemu sang kakak disana, yang membuat kesal setengah mati.

BLOOD  SWEAT AND TEARS  [ Slow Update ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang