Seminggu sudah Jimin dirawat, Chanyeol dan ayah nya pun sudah tahu semua nya. Semua tentang penyakit Jimin, setelah itu mereka tampak lebih posesif dari sebelum nya. Contoh saja hari ini, hari pertama Jimin sekolah kembali setelah 1 Minggu lebih izin.
''Makanlah yang banyak Jimin-ie, kau ingin cepat sembuhkan jadi makan banyak banyak eoh"ucap Chanyeol sambil menyuapi Jimin.
''Hyung aku baik-baik saja dan bisa makan sendiri" balas Jimin kesal karena diperlakukan layaknya bocah 5 tahun.
''Aniya, kau tak boleh banyak bergerak dan mengangkat beban yang berat. Kau ingat pembebat dan jahitan mu belum dilepas hoo" balas Chanyeol tak mau kalah.
Jimin semakin kesal, tapi tersemat rasa bahagia di hatinya. Diperlakukan seperti ini jarang atau bahkan tak pernah ia rasakan sejak waktu itu. Di saat sakit ia akan menanggung sendiri tanpa ada yg tahu, sesekali mungkin sang nenek yang menemani.
Setelah kejadian nyawanya hampir melayang,Jimin tak lagi tinggal di rumah orang tua nya. Ia dan nyonya Park pergi dan tinggal di apartemen milik Chanyeol dan ayahnya.
Secepatnya nyonya Park akan membeli rumah untuk cucu tercinta nya itu. Hati nya senang karena Jimin nya sudah jauh lebih baik. Mungkin empat atau lima hari lagi pembebat di punggung Jimin akan dilepas.
Begitu juga jahitan nya akan segera mengering dan cincin yang berada di peredaran darah nya telah dilepas sejak 2 hari yg lalu, meski fakta tentang penyakit yang Jimin derita tak akan bisa menjauhi nya.
Tapi kabar baik nya ikut datang, anak itu setuju mau melakukan kemoterapi 1 kali dalam seminggu. Dengan tujuan untuk membunuh sel kanker yang ada di tubuh Jimin agar tak menyebar ke organ lain.
Untuk operasi, ingin nyonya Park memaksa Jimin untuk operasi donor sumsum tulang belakang. Tapi, ah kata tapi selalu menghampiri hidup bocah malang itu. Jika pun Jimin setuju untuk melakukan operasi, lalu siapa yang akan menjadi pendonor nya.
Pernah dengar tidak, jika melakukan donor sumsum tulang belakang itu hanya bisa dilakukan seorang ayah untuk anak nya. Tapi apa , bahkan Jimin hidup dengan satu ginjal saja pria yang Jimin panggil ayah itu tak menggubris. Apalagi tahu kalau Jimin sakit nya bertambah parah, bisa bisa ia mengolok Jimin tanpa belas kasihan.
Untuk masalah ginjal pun nama Jimin berada di urutan nomor 1 berkat bantuan Jin dan status keluarga nya. Tapi tetap semua itu tak menutupi fakta jika para pendonor selalu tak cocok dengan anak itu.
''Chah! Kau sudah selesai kita segera pergi eoh" Chanyeol bangkit dan berjalan meninggalkan ruang makan disusul Jimin mengekor dibelakang nya.
Namja mungil itu keluar dari rumah dengan senyum indah tanpa beban seperti sebelumnya. Perutnya sudah terisi penuh,kasih sayang lagi juga ia rasakan.
Hari ini menjadi hari terindah menurut nya, jika pun tuhan akan mencabut nyawanya sekarang hal itu tak akan jadi masalah baginya.
*
*
*
*
*''Hyung akan menjemput mu selepas sekolah nanti hmm, tunggu Hyung eoh" ucap Chanyeol saat Jimin keluar dari mobil .
''Jangan mengikuti kelas olahraga dulu, hmm" lanjut nya.
Jimin mengangguk dan tersenyum cerah, Chanyeol mengusap rambut Jimin sayang .
''Hyung~" rengek nya.
Chanyeol tertawa dan melajukan mobil nya sembari melambaikan tangan pada Jimin yang senantiasa berdiri di gerbang.
Setelah mobil Chanyeol menghilang, senyum Jimin pun ikut menghilang. Melangkahkan kaki nya masuk ke dalam sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD SWEAT AND TEARS [ Slow Update ]
FantasyBrothership✓ [Follow sebelum baca ] ''Saat darah ku berhenti mengalir, ketika keringat ku sudah membeku, air mata ku tak bisa lagi menetes, apa kah itu saat nya aku harus menyerah??" Atau Tetap bertahan di dunia yang kejam . Start Writing 👉 5 Janu...