Dia Bukan Lagi Gadis Gila Yang Suka Melolong Tengah Malam

1.4K 87 8
                                    

Sebelum kemunculan seorang perempuan jelita pengalih mata, desa itu kerap kedatangan tamu gaib seperti sepasang ular hitam putih, macan kumbang, lutung putih, juga tak ketinggalan: kebo bule. Mereka semua datang di rentang jam sebelas malam sampai dua dini hari. Tak ada yang tahu jelas mengapa makhluk-makhluk itu mondar mandir di desa mereka. Meski tak ada gangguan yang berarti, tapi tetap saja membuat bulu kuduk peronda berdiri tegak ketika menyaksikan kehadiran mereka. Mata makhluk-makhluk gaib itu putih menyala. Membuat siapa pun yang kedapatan melihat penampakan mereka bakal menggigil dan kena mimpi buruk berhari-hari. Tujuh hari sebelum kedatangan si perempuan jelita itu, para makhluk gaib sudah tak lagi datang. Tak ada yang curiga mengenai pertanda gaib itu kecuali Mbok Sinawang. Si dukun beranak yang tak lagi dipercaya untuk menjalankan persalinan. Dia peka terhadap pertanda. Dan dia yang pertama curiga siapa sejatinya si perempuan cantik yang datang di siang bolong dan langsung menuju rumah Pak Kades. Orang-orang menduga kalau perempuan itu istri muda Pak Kades. Mereka keliru. Mbok Sinawang terbahak mengetahui tebakannya tepat. Perempuan itu adalah putri tertua Pak Kades yang sempat menghilang bertahun-tahun. Perempuan itu dulunya dikenal sebagai gadis tak waras dan paling bermasalah di desa.

Karti Benguk adalah sebutannya dulu. Sebab tiap malam dia akan berteriak tidak jelas. Memanggil nama seorang laki-laki dengan inisial yang sama. Mengenai gangguan yang dialami Karti Benguk, oleh Pak Kades berusaha disembunyikan. Mustahil juga sebenarnya, karena semua warga saling mengenal. Rumor-rumor yang beredar begitu cepat berpetualang di setiap lubang telinga. Tak terkendali. Banyak yang meniup isu kalau Karti Benguk ditinggal pas lagi sayang-sayangnya dan habis diperawani oleh si lelaki itu. Ada juga yang bilang kalau Karti Benguk tak sengaja melintas tanpa permisi di kuburan demi berpacaran dengan si lelaki, tak tahu kalau di situ ada setan yang lagi leyeh-leyeh menyelonjorkan kaki. Rumor-rumor makin tak terkendali sampai tak satu pun cerita jadi terdengar masuk akal. Tidak ada yang tahu pasti apa sebab Karti Benguk menjadi gila. Dulu dia masih muda, umur umur anak SMP. Dia menghilang ketika seharusnya masuk SMA. Seharusnya. Karena ketidakberesannya itu, Karti Benguk semacam dikerangkeng di rumah. Sesekali berhasil kabur lalu melolong di tengah kebun kosong.

Dan kini dia datang. Berubah jadi perempuan dewasa jelita bertubuh semlohai bak model majalah pengundang birahi. Awalnya warga mengira sedang ada artis ibukota datang berkunjung semata. Lalu kok artis lama bermalam di rumah Pak Kades dan tak ada kabar kegiatannya. Omongan pun mulai santer terdengar. Banyak yang mengamini kalau dia adalah istri baru Pak Kades. Itu bukan sembarangan menuduh. Pak Kades sendiri yang pernah mengungkapkan keinginan untuk kawin lagi. Istrinya saat ini sedang sakit-sakitan. Pak Kades butuh pelampiasan baru. Lalu semuanya menjadi jelas ketika surat-surat undangan beredar. Anehnya yang diundang hanya para lelaki saja. Membuat kaum perempuan bertanya-tanya gelisah.

Mbok Sinawang yang sempat melihat undangan itu diantar oleh Sunarti, adik si Karti Benguk, mencoba mencegah siapa pun untuk datang memenuhi undangan itu. Tapi rasa penasaran mengalahkan wanti-wanti Mbok Sinawang. Semua lelaki datang. Mbok Sinawang cuma bisa berkata kepada dirinya sendiri, "Celakalah mereka nantinya. Kutukannya sudah dimulai."

====

Pak Kades boleh saja menyembunyikan masalah kejiwaan Karti Benguk waktu itu. Dari tuyul-tuyul hasil malpraktik persalinan, Mbok Sinawang berhasil mengorek apa-apa saja yang menjadi penyebab gilanya Karti Bentuk. Apa yang diomongkan warga, tak ada yang salah. Semua versi itu benar kejadian terhadap Karti Benguk. Dan dari itu semua, Mbok Sinawang mendapatkan petunjuk tentang apa yang sedang Karti Benguk rencanakan saat ini. Menggigil Mbok Sinawang menyadari itu. Dia pun menyesal, kenapa dulu tidak peduli dengan Karti Benguk. Kenapa membiarkan gadis malang itu jadi bulan-bulanan anak muda sekampung. Gagal menghalangi para lelaki memenuhi undangan Karti Benguk, Mbok Sinawang bersimpuh di depan cawan kembangnya, menangis. Tuyul-tuyul yang diperolehnya dari proses pengguguran jabang bayi hasil percintaan anak muda tak bertanggung jawab di semak-semak, mengerumuninya dan memberinya suntikan semangat hidup. Tidak begitu mempan. Setan sudah datang dan kali ini mengerikan.

=====

Laki-laki yang datang, sudah tersihir semenjak melewati pagar rumah Pak Kades. Tenda sudah didirikan dan meja prasmanan siap dengan sajian santapan. Sayangnya santapan itu dibiarkan menganggur. Puluhan lelaki yang datang lebih menunggu si perempuan jelita naik panggung kecil. Panggung kecil seperti pelaminan. Pak Kades sekeluarga duduk di kursi deretan depan. Diam tak berkutik. Puluhan lelaki yang tersihir itu tidak memedulikan istri Pak Kades yang secara ajaib sudah sembuh total. Istri Pak Kadeslah yang menggiring perempuan jelita itu naik ke panggung pelaminan. Semua mata membelalak tak mau berkedip demi merekam kejelitaannya. Perempuan jelita itu pakai kebaya. Melangkah kecil-kecil secara anggun. Istri Pak Kades menemaninya hati-hati. Lalu turun setelah si perempuan jelita mempersilakannya.

"Selamat malam semuanya. Kalian pasti bertanya-tanya siapakah aku. Kenapa ada perempuan secantik ini datang ke desa kalian yang menyedihkan. Tidak perlu bingung lagi dan tidak perlu bergosip lagi, aku adalah yang kalian kenal sebagai Karti Benguk. Gadis gila yang suka melolong tengah malam. Ketahuilah, gadis gila itu sudah sirna. Perjalanan bertahun-tahun yang kulalui, telah membuatku menjelma jadi secantik ini. Kecantikan yang senantiasa menyihir kalian. Kecantikan yang akan membuat kalian putus asa. Ketahuilah, mulai sekarang, panggil aku dengan nama Tini."

Apa yang diucapkan Tini, sama sekali tidak didengar dengan baik oleh para lelaki dalam pengaruh sihir itu. Yang mereka dengar hanyalah kalimat terakhir, mereka harus memanggil perempuan jelita itu dengan nama Tini.

"Selamat datang ke desa kami yang menyedihkan, Tini." Kata mereka serempak.

"Terima kasih." Tini turun dari panggung pelaminan dan disambut ibunya. Sang ibu membawakan teko isi sirup dan Tini membawa gelas untuk menampung setuang sirup untuk diminumkan ke setiap lelaki yang datang. Termasuk ayahnya sendiri, Pak Kades.

"Terima kasih, Tini. Terima kasih atas suguhan surgawinya." Kata mereka dengan penuh syukur. Setelah itu Tini dan ibunya masuk ke rumah. Meninggalkan para tamu undangan linglung dan kelaparan. Padahal di situ sudah sedia prasmanan menggugah selera. Aneh dasar.

Di luar acara itu. Para perempuan yang was-was menanti para lelaki pulang kembali, mendengarkan dengan jelas apa yang diucapkan Tini melalui pengeras suara. Esok paginya mereka sudah pasti lupa. Tapi teror yang menyertai, tetap tinggal, menanti dalam tidur panjang kesadaran yang telat. Telat sadar kalau para lelaki mereka punya dosa-dosa berat.

Dan pembalasan atas dosa-dosa itu akan terjadi ketika pikiran buruk bertemu dengan setan yang tak sengaja lewat.

SETAN LEWATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang