Hanya kelakuan gila Karti Benguk yang membekas di ingatan warga. Kehidupan normal sebelum itu seolah tak pernah ada. Mereka tak ingat Karti Benguk pernah hidup normal sebagai anak-anak dan remaja. Kalau tentang masa itu, Mbok Sinawang masih cukup ingat. Dia dan ibu Karti Benguk cukup dekat. Dari semua orang di desa, ibu Karti Benguklah yang masih sering meminta bantuan pengobatan. Semasa gadisnya, ibu Karti Benguk menjadi teman Mbok Sinawang. Setiap sore, Inayah, nama ibu Karti Benguk, lewat kebun Mbok Sinawang dan menyapa serta memberikan sekantung bakwan. Karena kebaikan Inayah itulah, Mbok Sinawang cukup penasaran dan peduli dengan Karti Benguk. Tapi sayangnya, apa yang hendak dia lakukan demi menyelamatkan gadis gila itu dari keisengan muda-mudi, selalu mendapat dampratan dari Pak Kades juga Pak Kiai.
"Jangan sentuh dia, bisa tambah gila nanti." Itu kata Pak Kades, secara bisik penuh ancaman kepada Mbok Sinawang.
Sebenarnya kasihan juga, Karti Benguk setiap menjelang maghrib dikerangkeng dalam kandang sapi. Tangannya dibelenggu. Dan di malam-malam tertentu, entah bagaimana Karti Benguk bisa bebas. Mungkin dibebaskan oleh Karno Bangir yang misterius itu. Entahlah. Di malam-malam tertentu itu Karti Benguk melolong bagaikan serigala. Lalu nama Karno Bangir diserukannya sepanjang sepertiga malam terakhir. Mengganggu orang-orang sedang salat tahajud. Mengganggu Pak Kiai.
Inayah. Mbok Sinawang pikir dia salah mendapat suami. Pak Kades abadi itu sudah bukan rahasia adalah orang ambisius dan kental patriarkinya. Dia merasa berkuasa dan merasa berhak atas apa pun di desa. Semena-mena terhadap Inayah dan anak-anak perempuannya. Kalau ada warga yang terlewat mengundangnya dalam acara kecil apa pun, bahkan acara ulang tahun dengan makanan nasi kuning sebakul seorang anak kecil, dia akan mempersulit hidup keluarga itu. Sudah begitu, baru dua tahun dia menjabat sebagai Kades, dia berambisi untuk mencalonkan diri jadi Camat, Bupati, bahkan mau jadi Presiden. Tapi berpuluh tahun ambisi itu tak pernah terlaksana. Tak ada partai yang mau mengusungnya. Tak ada orang berduit yang mau menjadi penyokongnya. Walhasil Pak Kades mencari jalan lain untuk mengumpulkan dana. Tidak ada yang tahu tentang itu kecuali Mbok Sinawang, karena di suatu pagi buta, tanpa sepengetahuan siapa pun, Pak Kades mendatangi rumah Mbok Sinawang dan minta petunjuk untuk melakukan pesugihan. Mbok Sinawang menyarankan yang paling disukai Pak Kades. Yaitu pesugihan gunung kemukus. Dan Pak Kades dengan gembira menunaikannya. Dia pergi ke sana sendirian. Pulang-pulang dia dapat proyek bernilai miliaran. Lalu dia ketagihan pergi ke gunung kemukus. Bahkan jadi kegiatan rutinnya setiap bulan. Kepada keluarganya, dia pamit ada pertemuan kades seluruh Indonesia.
Sempat Mbok Sinawang berpikir, apakah kegilaan Karti Benguk adalah akibat ayahnya yang suka berpesugihan. Tapi belum tentu juga. Tapi rasanya itu yang paling kuat sementara ini. Apakah mungkin Karti Benguk dijadikan tumbalnya? Itu bisa jadi.
Dan ketika Inayah jatuh sakit setelah lenyapnya Karti Benguk tanpa kabar. Mbok Sinawang berpikiran lain, jangan-jangan Inayah-lah yang jadi tumbalnya. Ada sesal dalam diri Mbok Sinawang. Kenapa dulu dia menyarankan Pak Kades sial itu berpesugihan.
Warga desa aneh. Waktu Karti Benguk gila dan masih beredar di desa, mereka banyak merundung dan mengolok-olok. Giliran Karti Benguknya hilang, mereka menanyakan tanpa henti. Pak Kades sampai bosan diberondong pertanyaan menyebalkan itu. "Sukartini sedang berobat ke luar kota. Titik."
Mbok Sinawang tidak diijinkan menjenguk Inayah. Selalu dia dihardik oleh Pak Kades. Bahkan Pak Kades menyewa sekuriti untuk melarang siapa pun untuk masuk rumah tanpa seijinnya. Bahkan tukang sayur yang mau menawarkan ikan asin ke Sunarti pun dibungkam mulutnya.
Dan hanya melalui Sunarti Mbok Sinawang mendapatkan kabar. "Ibumu kenapa?"
"Sakit." Jawab Sunarti singkat. Dia tampak terburu-buru.
"Sakit apa?"
"Stroke." Lalu Sunarti kabur. Dia takut. Kebun Mbok Sinawang banyak kuburannya.
Melompat jauh ke masa kini, mengetahui Tini datang dan membuat ibunya sembuh seperti sediakala, membawa sebuah pencerahan bagi Mbok Sinawang. "Inayah bukan sakit stroke. Dia sakit merindu. Rindu anak kandung."
Waktu Inayah sembuh secara ajaib itu, Mbok Sinawang terlambat datang untuk menjenguk sapa. Rumah Inayah langsung ramai oleh tamu lelaki yang tersihir. Mbok Sinawang malas datang ke kumpulan ramai orang. Dia malas jadi bulan-bulanan dikatai sesat. Tapi, dia juga yang mewanti-wanti para lelaki itu agar jangan datang ke undangan Tini.
"Tini yang datang itu bukanlah Sukartini sebelum Karti Benguk." Kata Mbok Sinawang kepada batu nisan leluhurnya.
Di pelajaran supranaturalnya bersama eyang guru Kong Jaal, Mbok Sinawang pernah mendengar, "Akan tiba suatu masa ketika seorang perempuan cantik muncul dan semua orang menggila. Dia hilang. Semua juga hilang. Termasuk ingatan. Dan setan-setan yang selama ini bersembunyi dalam lampu ajaib Aladdin, akan tumpah ruah. Menunggu pikiran busuk terbentuk. Mereka pandai mengendus. Mereka akan mewujudkan pikiran-pikiran busuk itu."
Dan Mbok Sinawang tahu betul, akal-akal bulus para lelaki di desa ini. Sebagian besar tak jauh dari otak kacang di kepala antara selangkangan. Dan itu sudah terjadi. Kolor Ijo Karjo. Pemuda yang sudah punya bini dan anak satu tahun itu doyan main mata. Padahal tak punya duit. Bininya kerja banting tulang jualan sambal kacang di pasar, dia yang tugasnya cuma mengantar, pun ogah membantu melariskan dagangan. Lebih memilih nongkrong di warung kopi pasar sambil menyiuli gadis-gadis berpantat bohai. Karjo-lah yang waktu itu diperingatkan oleh Mbok Sinawang. Tapi tak digubris sama sekali. Otaknya sudah kadung konslet oleh tulisan bergendam pada undangan Tini.
Bahayanya menjadi nyata. Karjo yang menjelma kolor ijo dan memerkosa banyak perawan antar desa. Untunglah, genderuwo dan warga desa sudah meringkusnya.
Tapi, kutukan Tini tetap berlanjut. Melalui petunjuk-petunjuk yang berserakan, Mbok Sinawang mengambil kesimpulan. "Benar, ini upayanya membalas dendam."
Masa lalu mulai sedikit terangkai oleh upaya keras tuyul dewasa untuk membimbing tuyul-tuyul baru untuk menjelajah masa lampau. Karjo adalah salah satu yang melakukan pelecehan seksual kepada Karti Benguk. Lokasinya di sawah. Karti Benguk yang keliaran siang hari, disergap dan dibawa paksa oleh gerombolannya Karjo. Untungnya, belum sempat burung menjijikkan Karjo memasuki ruang di antara kaki Karti Benguk, pemuda itu sudah dipukuli secara membabi buta oleh Inayah. Karjo dan gerombolannya, yang semua memakai topeng hitam, kabur berdarah-darah.
Salah satu gerombolan otak mesuk Karjo, adalah keponakannya sendiri, yaitu Mat Coli. Pemuda yang gemar mengumpulkan buku tts bergambar model bikini. Di masa kini, pemuda itu luntang lantung dengan mata sayu akibat kebanyakan nonton video porno. Sambil kencing di parit, dia mengusap-usap bijinya dan mulut bau tuwaknya mengucap kepada langit, "aku akan onani di tempat terbuka. Di depan setiap rumah. Di depan presiden!"
Setan pun lewat sambil menyengir.
"Ralat, di depan pesinden!"
Setan yang lewat tidakmenggubris perkataan ralatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SETAN LEWAT
KorkuBersama setan yang lewat sembarangan. Tini alias Karti Benguk menitipkan dendamnya. Menghilang selama bertahun-tahun, Tini kembali ke desanya dan membuat semua lelaki gempar. Tini yang dulu dicap edan, kini kembali dalam wujud perempuan jelita pemi...