Seperti kata Amara kemarin, hari ini dia dan Devan akan mewawancarai teman papa Devan. Beberapa menit kemudian mereka berdua tiba di depan cafe. Saat memasuki cafe, teman papa Devan sudah menunggu mereka.
"Devan, apa kabar kamu?" sapa seorang pria paruhbaya yang masih terlihat tampan itu.
"Baik om," jawab Devan. "Sudah nunggu lama om?"
"Enggak kok." Orang itu beralih menatap Amara yang berdiri di samping Devan. "Dia siapa Dev?"
"Temen aku om, namanya Amara. Amara, dia temen bokap gue, namanya Om Farhan." Amara tersenyum sopan.
"Nah, mau mulai wawancaranya sekarang atau gimana?" tanya Om Farhan.
"Iya, sekarang aja om. Tapi kami boleh lihat proses pembuatan makanannya kan?" tanya Devan.
"Oh boleh kok, kebetulan hari ini om punya resep baru, kalian mau lihat?" Farhan membawa Devan dan Amara ke dapur cafe. Dapur terlihat ramai oleh chef-chef yang sedang mengerjakan berbagai hidangan. Farhan membawa mereka berdua ke salah satu chef yang sedang bersiap-siap memasak. "Nah, ini chef yang akan menunjukkan cara pembuatan makanannya."
Amara menyiapkan kameranya, ia sudah siap merekam aksi chef itu. Pertama-tama, chef itu menunjukkan bahan-bahannya, kemudian memulai step pertama. Jika tugas Amara adalah merekam, tugas Devan adalah mewawancarai.
Chef itu menjelaskan apa yang ia lakukan, kenapa ia harus melakukan itu, dan beberapa pertanyaan tambahan dari Devan dan juga jawaban tambahan dari Farhan. Setelah makanan itu jadi, kamera menyorot makanan itu yang terlihat sangat lezat dengan plating yang menawan.
Farhan, Devan, dan Amara berpindah tempat, mereka sekarang sedang duduk di ruangan pribadi Farhan, mereka akan mulai sesi ke dua. Sama seperti tadi, Amara merekam dan Devan mewawancarai.
Devan menanyakan darimana Farhan mendapat inspirasi makanan seperti itu yang akhirnya ia taruh di daftar menu cafe-nya. Apa saja varian yang Farhan buat, dan Farhan pun menjelaskan dengan senang hati.
"Ini kan bahannya mudah di cari ya, dan unik juga, jadi yah, saya mutusin buat naruh ini di daftar menu gitu," kata Farhan. "Nah, untuk makanannya sendiri, ini tidak hanya ada satu varian, saya membuat tiga varian sekaligus. Yang pertama Choco Taco, seperti namanya, makanan ini terbuat dari waffel dan isinya adalah coklat. Yang kedua, ada Confetti Choco Taco, di sini saya mengusung tema yang berwarna warni. Dan yang ketiga, Ice Cream Taco, ini berbeda dengan kedua kakaknya karena di sini, saya mengisi waffle nya ini dengan ice cream."
Kemudian Devan menanyakan biaya yang harus dikeluarkan, laba yang di dapat, dan beberapa pertanyaan seputar itu yang lain. Beberapa saat kemudian sesi wawancara itu selesai.
Amara dan Devan pun pergi ke apartemen Devan untuk melihat hasil wawancara hari ini.
Sesampainya mereka di apartemen Devan, Devan menyuruh Amara duduk di sofa ruang tamu sedangkan Devan pergi ke kamar mengambil laptop. Beberapa saat kemudian, Devan kembali dan meletakkan laptop di atas meja kemudian ia duduk di bawah, Amara pun mengikuti.
"Kita bikin laporannya dulu apa ngedit video dulu nih?" tanya Devan.
"Bikin laporan dulu aja, ngeditnya belakangan."
"Yaudah, lo yang ketik ya."
"Gantian lah." Amara menyalakan Laptop Devan.
"Lo aja lah Ra, males gue."
"Gantian, Devan." Amara memandang Devan dengan tatapan mengancamnya, membuat cowok itu menyetujui perkataan Amara.
Kemudian, mereka berdua mengerjakan laporan dengan serius. Amara dengan serius mengetik, sedangkan Devan bertugas mendikte apa yang harus Amara ketik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent Fall In Love (TERBIT)
Novela Juvenil[MAAF, BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS] [SEGERA OPEN PO KE-2] Amara Felicia Alexandria. Perempuan. Kelas XII. Sebenarnya Amara sama seperti perempuan seusianya yang lain. Kecuali sifat cuek dan fakta jika dia adalah seorang agen rahasia. Walau masih dud...