Pukul tujuh tepat, Amara berada di depan pintu rumah Salsa.
"Lama banget sih Ra, gue tungguin dari tadi loh," kata Salsa setelah membuka pintu. Ia kemudian mengajak Amara ke kamarnya.
"Bokap nyokap lo pergi lagi?" tanya Amara saat meletakkan tasnya di sebelah kasur.
"Iya. Bokap pergi ke luar kota, pulangnya masih dua hari lagi. Kalau nyokap sih hari ini lembur, jadi pulangnya tengah malem nanti, atau mungkin besok pagi." Salsa menghempaskan dirinya ke kasur empuk miliknya.
"Bi Surti?"
"Ada. Mungkin dia lagi di dapur, kalau enggak gitu dia lagi di kamar."
"Itu namanya lo gak sendirian. Ngapain lo nyuruh gue kesini."
"Gapapa, pengen aja, hehe," kata Salsa. "Kenapa? Lo gak suka ya? Masih pengen dua-duaan sama doi?" lanjut Salsa dengan senyum jail.
"Doi? Siapa?" Amara duduk di sebelah Salsa.
"Siapa lagi kalau bukan Devan." Amara menghela nafas mendengar nama cowok itu. "Dulu aja bilangnya gak suka. Cowok nyebelin, ngeselin. Tiap ketemu berantem mulu, cekcok mulu. Eh sekarang malah dua-duaan mulu. Kemakan omongan kan lo."
"Apaan sih lo, gak jelas," kata Amara melempar bantal kearah Salsa yang duduk di sebelahnya.
"Aduh, hahaha, gausah lempar bantal segala dong mbak," kata Salsa yang hanya dibalas tatapan sebal dari Amara. "Lo udah makan malam Ra?" Amara menggeleng. "Kebetulan, gue juga belom. Makan yuk."
Mereka berdua pun pergi ke dapur. Saat di dapur, mereka melihat Bi Surti yang sedang membuat minuman.
"Eh non Amara, lama gak ketemu makin cantik aja," sapa Bi Surti. "Nginap di sini non?"
"Iya bi," balas Amara.
"Bi, udah makan belom?" tanya Salsa.
"Belom non."
"Makan sama-sama yuk bi."
"Duluan aja non, bibi makan nanti aja, belom laper," tolak Bi Surti. Kemudian Bi Surti meninggalkan Amara dan Salsa yang sibuk dengan urusan perut.
"Eh Ra, hubungan lo sama Devan gimana sih?" tanya Salsa setelah makanannya habis.
"Gak gimana-gimana." Amara membawa piring bekas makannya ke tempat cuci piring.
"Yang gue lihat, kalian makin deket aja ya. Udah jadian?"
"Kepo banget lo."
"Eh, eh, lo mau kemana Ra?" tanya Salsa saat Amara berjalan meninggalkan ruang makan.
"Kamar," balas Amara yang masih terus berjalan.
"Tungguin dong Ra," kata Salsa. Ia buru-buru meletakkan piring kotornya ke tempat cuci piring dan menyusul Amara. "Gitu ya, gue ajakin ngomong malah gue ditinggalin."
"Bahasan lo gak bermutu sih."
"Yee, gue kan nanya serius tadi." Amara tidak menanggapi perkataan Salsa, ia terus berjalan ke kamar Salsa. Sesampainya di sana, ia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur berukuran king size itu dan sibuk dengan ponsel miliknya.
"Geser dong." Salsa merebahkan tubuhnya di sebelah Amara, membuat Amara menggeser tubuhnya sedikit. "Lagi lihat apaan sih Ra, gue dikacangin gini." Salsa berusaha mengintip ponsel Amara, namun Amara sudah keburu menyimpan ponsel itu.
"Apaan?"
"Ajakin gue ngobrol kek, jangan sibuk sama hp mulu."
"Ya habis obrolan lo itu gak jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Agent Fall In Love (TERBIT)
Ficção Adolescente[MAAF, BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS] [SEGERA OPEN PO KE-2] Amara Felicia Alexandria. Perempuan. Kelas XII. Sebenarnya Amara sama seperti perempuan seusianya yang lain. Kecuali sifat cuek dan fakta jika dia adalah seorang agen rahasia. Walau masih dud...