01. Could It Be

324 16 4
                                    

-a m a n d a-

Aku menatapnya sesaat. Tak kusadari dia juga menatapku.

“Kenapa kok ngelihatin sampe sebegitunya? Aku ganteng ye?” celetuknya.

Seketika aku memalingkan pandanganku darinya.

“Yee ge to the er banget” kataku.

Dia memandangku dengan sedikit tertawa kecil.

Oh my gosh, What's this feeling in the pit of my stomach?

Tak terasa, bel sekolah berbunyi tepat jam 7. Menandakan jam pertama pelajaran dimulai. Aku kembali ke bangku, bersama Sally, teman sebangkuku.

“Man, hari ini ada pr ga?” Tanyanya.

“Ada, matematika.” Jawabku

“Watda, buku matematikaku tertinggal dirumah.” Katanya sambil menepok jidat.

“Lah kok bisa?”

“Kemarin baru dikembalikan Julian, terus lupa aku masukkin ke dalam tas. Ah gawat nih, mana Pak Dani killer juga.” ujarnya dengan menunjukkan muka melas.

5 menit, 10 menit, 30 menit, tak ada tanda-tanda kedatangan dari Pak Dani.

“Kayaknya bakalan jamkos deh.” Kataku.

“Semoga.” Jawab Sally.

Aku menengok ke arah Yoko yang ternyata dia juga berbincang bincang dengan teman sebangkunya, Julian.

Julian Tristantara Mendes, cowok blasteran Kanada-Inggris ini aku akui benar-benar tampan. Entah bagaimana ayah-ibunya menamainya “Tristantara” yang kurasa berbau Indonesia. Ayahnya sedang mengerjakan proyek di Jakarta yang menyebabkan ia ikut pindah kemari. 

“Man, manda.” Tak terdengar sally memanggilku yang sedang fokus melihat Yoko.

“WOI.” Sally memanggilku dengan sedikit keras.

“Eh iya, ada apa sal?” jawabku dengan sedikit kaget.

“Hayoo ngelihatin Julian ya....” celetuknya.

“Ih, nggak ye.”

“Eh man, menurutmu Julian ganteng ga?” tanya Sally tiba-tiba

“Umm..... menurutku sih lumayan.” Jawabku tanpa berpikir panjang.

“Lumayan ganteng?”

“Lumayan............... jelek hihihihihihihi.” Aku menggoda Sally.

Ih, yang bener dong.” Rupanya dia sedikit kesal.

“Ganteng kok ganteng.” Ujarku tanpa menoleh ke Sally.

Entah kami berdua yang berbincang terlalu keras atau bagaimana, Yoko dan Julian memandang ke arah kami dengan pandangan yang bisa dibilang tidak biasa.

“Kayaknya si Julian dengar deh apa yang kita bicarain.” Ucapku dengan volume suara yang sangat pelan.

Tak terasa, waktu istirahat telah tiba.

“Man, kantin yuk.” Ajak Sally.

“Kamu duluan aja deh, lagi banyak kerjaan nih.” Jawabku.

Sally meninggalkan kelas dan segera menuju ke kantin. Tanpa kusadari, Yoko berjalan ke arah bangkuku. Jantungku mulai berdebar-debar dan bertanya-tanya mengapa dia berjalan ke arahku.

Entah aku yang terlalu ge er atau bagaimana, ternyata dia berjalan melewatiku.

Aku kembali menyelesaikan tugasku dan seketika seseorang menepuk pundakku.

“Hai, Man.” Terdengar suara yang kukenal memanggil namaku

***

A/N

Haiiii para readers yang kece nan imut. Maafkan bila ada kesalahan yap. Maklum baru newbie.

Keep vomment xoxoxoxo

p.s. check mulmed for Amanda Hemmings' picture

Can you reach the Stars?Where stories live. Discover now