-a m a n d a-
“I’m fine.” Aku menyadari bahwa aku telah menabrak Julian.
“Really? Kelihatannya tidak begitu.”
“Aku tak apa, Jule. Bisa kau tinggalkan aku sendiri?”
“Okay.”
Segera aku pergi meninggalkan Julian dan pulang ke rumah dengan rasa badmood.
***
“Hey, what’s wrong with you?” Luke mengagetkanku dan menyadari bahwa aku tak seceria biasanya.
“Kapan kau datang?”
“15 menit sebelum kau datang. Kau belum jawab pertanyaanku.”
“Aku tak apa, Luke.”
“Kau bisa ceritakan padaku, kalau kau mau.”
“Nanti malam saja, Okay?”
“Okay.”
***
Semalaman aku memikirkan kejadian tadi sore. Ada perasaan aneh yang mengganjal di dalam diriku. What’s wrong with me? Do I love him? Ah tidak mungkin rasanya.
“Man, boleh aku masuk?”
“Masuklah.”
Terlihat sosok Luke berdiri di depan pintu kamarku dengan senyuman khasnya.
“Hey, boleh aku pinjam.....”
“Charger blackberry kan?”
“Wuishh, bisa baca pikiran nih sekarang.”
“Yee.. udah hafal kali.”
Luke mengambil charger blackberry-ku dan beranjak meninggalkan kamarku.
“Luke?”
“Ya?”
“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?”
“Boleh boleh saja.”
“Well, apa yang kau lakukan jika kau melihat orang yang kau cintai bersama orang lain?”
“Hmm.... mungkin aku akan menghajar si perusak itu dengan gitarku. Dengan alasan yang logis ofc.”
“What?” Mataku terbelalak mendengar jawaban Luke.
“Jadi begini, jika orang yang kau cintai merasa tidak bahagia denganmu, kau mau apa? Mungkin kau hanya bisa merelakan ia dengan yang lain, hestek aku rapopo.”
Sesudah mendengar jawaban Luke, aku hanya bisa terdiam dan menundukkan kepalaku.
“Tunggu, ada yang melakukan itu padamu?”
“Hm? Ah tidak.” Aku berusaha menyembunyikannya
“Benarkah? Jika ada yang berani menyakiti dirimu, katakan padaku, akan kuhajar dia dengan gitarku.”
“Hm? Okay.”
“Kelihatannya sudah larut malam, aku akan kembali ke kamarku. Selamat malam, my little sister.”
YOU ARE READING
Can you reach the Stars?
Teen Fiction“Berbalik badanlah dan lihat siapa yang sebenarnya tulus mencintaimu." © 2014 by hazzlepuff