08. Apologize

130 9 10
                                    

-y o k o-

Well why?”

Sally menghela nafas. “Tadi pagi, sebelum aku ke kelas, kakaknya Amanda kemari dan memberiku surat ketidakhadiran Amanda hari ini.”

“Ada apa dengannya?”

“Ia sedang demam, kata kakaknya.” Ia menghela nafas.

Aku berdiam diri sejenak. Demam? Apakah gara-gara kemarin? Oh God, what should I do?

***

Tak terhitung berapa kali aku telah menekan bel rumah berwarna putih ini. Terdengar seseorang membuka pintu dan munculah seseorang yang tinggi menjulang seperti tower.

“Ada perlu apa?”

“Boleh aku bertemu Amanda?”

“Amanda? Who are you?”

I’m Yoko, Amanda’s friend.”

“Ah, teman Amanda, ada perlu apa?” lelaki ini mengulangi pertanyaan yang sama setelah membukakan pintu.

“Boleh aku bertemu Amanda?” tanyaku dengan sedikit nada memohon.

“Hmmm.... dia sedang istirahat. Coba aku tanyakan dahulu. Masuklah.”

Beberapa menit kemudian, lelaki berambut blonde itu kembali.

“Ikutlah denganku.” Ucapnya.

Aku mengikuti lelaki ini, entah mau dibawa kemana aku ini. Tak lama kemudian, kami berhenti di depan pintu coklat yang terbuat dari kayu mahoni.

“Masuklah.” Ucap lelaki ini.

“Okay, thanks.”

“Ur welcome.”

Aku memasuki ruangan yang telah ditunjukan oleh lelaki berambut blonde tadi, terlihat sesosok perempuan yang juga berambut blonde sedang bermain benda seperti papan lebar namun kecil dan tipis yang berlogokan apel.

“Mau tanding, Luke?”

“Luke, kenapa kau diam saja?”

10 detik kemudian ia mengalihkan pandangannya dari papan tipisnya itu dan menoleh ke arahku.

“Hey.” Ucapku dengan menunjukkan senyuman termanisku.

“Oh hey.” Ia menjawab dengan sedikit raut muka yang tidak biasa dan kembali fokus ke papan tipisnya.

“Hmm... aku minta maaf atas kejadian di taman kemarin.”

Aku tak dihiraukannya, ia tetap fokus dengan papan tipisnya.

“Man.” Tanpa kusadari aku meraih dan menggenggam tangannya.

“Ih apaan sih.” Ia melepaskan tangannya dari genggamanku.

“Aku tau sulit bagimu untuk memaafkanku, tetapi aku mohon, maafkan aku. Aku tak mau persahabatan kita yang sudah kita jalin sejak lama hancur gara-gara hal yang sepele. Please, man”

Can you reach the Stars?Where stories live. Discover now