12. Steal My Girl

137 11 6
                                    

-a m a n d a-

“Ibu penjual kebab yang sudah sebulan tak terlihat batang hidungnya itu kembali.” Ucapnya berapi-api. Kau tahu apa yang selalu ada dipikiran sahabatku ini? f o o d.

“Ah, aku kira ada apa.”

“Hihihihi. Mau aku belikan? Aku sudah mencobanya tadi, dengan Julian.”

“Terimakasih, Sal. Aku sudah kenyang.”

“Seingatku, dahulu kau bersemangat sekali akan hal-hal yang berbau makanan. But now, kau sudah terbalik. Terbalik sempurna.”

“Tidak, tidak. Aku masih menyukainya. Agak aku kurangi saja porsinya.”

“Ngomong-ngomong, sekarang Tristan jadi pendiam sekali. Bahkan mengobrol denganku saja jarang sekali.”

“Oh ya? Aku bahkan tak tahu.”

 

Well, sebenarnya sejak kejadian......... kalian tahu sendiri ‘kan? Aku dan Yoko tak sedekat dahulu. Bahkan bertatap mata saja jarang. Kami hanya bertemu saat kursus, itupun kami tak saling bicara.

***

“Hey.” Terdengar suara yang agak “berat” membuyarkan lamunanku.

“Oh, hey.”

“Boleh aku duduk disini?”

“Silakan.”

“Kau sedang apa?” tanyanya sambil tersenyum manis. Membuatku salah tingkah.

“Aku? Hanya menunggu seleksi cheerleader dimulai. Kau?”

“Kau ikut cheerleader? Aku sedang menunggu kawanku untuk berlatih basket. By the way, aku Nathan Chance, kau?” ucapnya sambil menjulurkan tangannya.

“Aku Amanda Hemmings.” Aku meraih tangannya untuk saling berjabat tangan.

Percaya atau tidak, sejak kejadian......... kalian tahu sendiri ‘kan? Aku mulai “trauma” dengan hal-hal yang berbau asmara. But, semua berubah ketika Nathan datang. Ia menepis semua rasa “trauma”ku tentang asmara.

“Ngomong-ngomong, aku harus latihan sekarang. Kawan-kawanku pasti sudah menunggu di lapangan. Nice to meet you.” Ia meninggalkanku dengan senyuman-manis-khasnya. Tbh, itu membuatku sangat berbunga-bunga.

***

-y o k o-

“Tristan.”

“Hm?”

“Kau mau ke kantin? Julian bilang ibu penjual kebab itu telah kembali.”

“Tidak, terimakasih Sal.”

Entah apa yang terjadi padaku, saat ini aku lebih suka mengasingkan diri dari peradaban. Bahkan, mengobrol dengan teman sebangkuku, Sally, itupun juga jarang.

***

“Sal.”

“Hm?”

“Kau mengobrol dengan Amanda saat istirahat tadi?”

“Yap. Ada apa?”

“Tak ada apa-apa. Apa yang kau obrolkan dengannya tadi?”

Can you reach the Stars?Where stories live. Discover now