-a m a n d a-
“Ponselku atau ponselmu yang bunyi?” tanya Luke tanpa menoleh kepadaku karena fokus dengan gamenya.
“Ponselku kurasa.”
“Yes, aku menang.” teriak Luke.
Aku membuka handphone-ku dan membuka aplikasi Blackberry Messenger-ku dan aku menemukan satu notifikasi BBM dari Yoko.
Tristan Yoviko : Mau ke taman besok? aku jemput jam 4 sore, k? (19.15)
Amanda Hazelyn : Sure. (19.45)
Just Read
Taman? Wow! Selama ini tak pernah dia mengajakku jalan-jalan atau semacamnya, atau jangan jangan........... ah sudahlah. Aku tak mau banyak memikirkannya.
-y o k o-
Tak tahu mengapa, aku merasa bersalah karena aku mencuekkan Amanda hari ini. Aku tak bisa berhenti memikirkannya.....
What Should I do?
Mungkin aku bisa meniru seperti yang di film-film. Mengajaknya jalan atau apalah sejenisnya.
Ya. Mungkin aku bisa melakukannya.
Aku mengambil Blackberry-ku yang tertumpuk oleh buku-buku tentang astronomi.
Tristan Yoviko : Mau ke taman besok? aku jemput jam 4 sore, k? (19.15)
Keringatku bercucuran sembari menunggu jawaban dari Amanda. Wait, what? Keringat bercucuran? Apa maksudnya? Ah aku tak mau memikirkannya lebih lanjut.
“TING!!”
Amanda Hazelyn : Sure. (19.45)
“Sure.” Well, sekarang apa yang harus kulakukan?
***
“Tok..tok..tok.. Kev, kau di dalam?” Ucapku sambil mengetuk pintu kamar Kevin.
“Masuklah.”
“Hey Kev, Boleh aku pinjam satriamu besok sore?”
“Satriaku? Untuk apa?”
“Mmmmm... keliling kompleks bentar sih.”
“Ah, aku ada acara besok. Ada apa dengan sepedamu? Mungkin aku bisa memperbaikinya.”
“Tidak, sepedaku baik-baik saja. Thanks Kev.”
“Okay.”
Well, aku gagal meminjam satria Kevin yang artinya aku harus mengendarai sepedaku besok.
***
Aku mengambil handukku dan segera menuju ke kamar mandi. Dan aku mengambil (sebenarnya mencuri) sedikit gel rambut milik Kevin.
YOU ARE READING
Can you reach the Stars?
Teen Fiction“Berbalik badanlah dan lihat siapa yang sebenarnya tulus mencintaimu." © 2014 by hazzlepuff