13. That Should Be Me

167 10 5
                                    

-y o k o-

“NATHAN MEMINTAKU UNTUK MENJADI PACARNYA!”

Deg! What the…

“Mengapa harus Nathan? WHY?” batinku.

“HEY! Kenapa kau hanya melamun? Tak ucapkan selamat padaku?” ucapnya dengan wajah berseri-seri.

“Eh. Congrats. Semoga longlast.”

Pupus sudah harapanku……..

***

-a m a n d a-

“TING!!”

Nathan Chance : Hey bby. Wanna hangout with me? (17.11)

Amanda Hazelyn : Sure :)(17.15)

Nathan Chance : Kay. I’ll pick you up at 7. Bye xx (17.18)

***

Mom, bolehkah aku keluar sebentar?”

Sure. Keluar dengan siapa?”

“Nathan.”

Okay. Jangan pulang larut malam.”

“Sip.”

***

“Hey Amanda.”

“Hey Nathan.”

“Kau mau kemana?”

“Terserah kau.”

“Oke. Kedai es krim bagaimana?”

“Boleh.”

Well, di kedai es krim kami tak banyak mengatakan sesuatu. Mungkin hanya sepatah atau dua patah kata. Membuatku sedikit merasa bosan.

***

Thanks for tonight.

Urwell.” Ucapnya sembari tersenyum manis.

***

-y o k o-

Aku berjalan menyusuri koridor, dimana loker-loker berdiri dengan kokohnya.

Krek.. Krek…”

Aku mengambil beberapa diktatku yang bersandar didalam loker.

“Untukku? Ah, terima kasih.”

Urwell.

Aku menoleh untuk mencari sumber suara tersebut. Dan tebak apa yang kutemukan?

Lagi-lagi Nathan dan Amanda! Oh God please, can you stop all of this?

***

“Ini kembalianmu, Tristan.”

“Ah, terimakasih.”

Aku memakan sedikit demi sedikit roti yang aku beli sambil duduk di kantin dengan earphone yang menancap di telingaku.

Can you reach the Stars?Where stories live. Discover now