BAB 2
"Duduklah Nigel!" Suara Countess Of Bevelstoke menggema di ruang biru. Sementara anak laki-lakinya yang baru datang berkunjung dengan malas duduk di sofa panjang sebrang Lady Amelia atau adiknya.
"Kenapa wajahmu begitu kusut? Apa kau tidak berhasil dengan wanita simpananmu yang baru?" Lady Amelia menanyai kakaknya sambil menampilkan wajah usil. Ia baru akan berusia 17 tahun saat pesta dansa tahun ini dimulai, dan saat itulah dirinya baru akan diperkenalkan ke masyarakat London secara resmi.
"Amy!" Tegur Sang Countess.
"Jaga bicaramu, Gadis kecil!" Nigel melemparkan sisa biskuit yang baru digigit setengah. Dan Amelia membalas dengan melemparkan satu buah anggur yang akan ia makan sambil menjurulkan lidah ke arah kakaknya tersebut.
"Diamlah anak-anak!" Sang Countess melerai. Membuat Nigel dan Amelia saling melempar tatapan mengejek, andai saja ia tidak menjadi ibu yang handal dan sudah sering menghadapi hal seperti itu sejak dirinya melahirkan Amelia. Mungkin saat ini kedua anakya itu sudah saling melempar cangkir teh ke wajah satu sama lain. Amelia dan Nigel bisa menjadi sangat menyusahkan jika sedang bercanda. "Kalian sudah dewasa. Jadi berhentilah bersikap kekanakan."
"Baiklah, Bu." Jawab Nigel dan Amelia serempak. Namun mereka masih saling melirik dan melemparkan wajah mengejek. Amelia bahkan kembali menjulurkan lidahnya; hal yang sesungguhnya sangat tidak boleh dilakukan oleh Lady yang sudah dewasa.
Seorang Lady haru memiliki wibawa dan penuh keanggunan. Karena Amelia masih setengah anak-anak, maka Sang Countess berusaha untuk tetap memaklumi hal tersebut. Karena yang jelas setelah anak keduanya itu diperkenalkan ke masyarakat, ia tidak akan memberinya kelonggaran lagi.
"Miss Cheaver kemarilah!" Countess Of Rudland memanggil seseorang. Dan tidak lama seorang wanita muda muncul dari ruangan sebelah. "Nigel, Amelia. Perkenalkan ini Miss Cheaver dan dia akan menjadi pelayan pribadi sekaligus pendamping Amelia saat aku tidak ada."
Amelia menyambut wanita itu dengan heboh. Tampaknya adiknya langsung menyukai Miss Cheaver. Dan jika dilihat-lihat, Pelayan pribadi itu tampak seumuran dengan Amelia. Tanpa sadar Nigel masih menatap wanita yang baru diperkenalkan tersebut tanpa berkedip. Ia merasakan dirinya kesulitan bernapas, sementara jantungnya memompa dengan kecepatan yang mengejutkan.
Seolah dirinya baru saja melihat belahan jiwa yang sudah ditakdirkan menjadi jodohnya untuk pertama kali. Dan pelayan itu benar-benar membuat Nigel kehabisan napas, sebelum semua orang menyadari reaksinya yang memalukan tersebut; Nigel cepat-cepat memulihkan diri. Ia adalah seorang Earl, dan tidak pernah ada dalam kamus hidupnya rencana untuk mendekati seorang pelayan. Ia adalah laki-laki terhormat yang harus menjaga nama baik keluarga.
"Wah terima kasih banyak, Bu!" Nigel bertepuk tangan dengan heboh dan beranjak untuk mencium pipi Ibunya. Ia berhasil memanipulasi raut wajahnya hingga berseri-seri. Serta menyingkirkan perasaan bergetar yang merayapi tubuhnya—setiap kali ia melirik ke arah Miss Cheaver.
"Terima kasih untuk apa ini?" Sang Countess menatap wajah anak pertamanya dengan tatapan bertanya.
"Terima kasih karena sudah memanggil seseorang untuk menggantikan tugas utamaku." Jawab Nigel enteng.
"Kau harus tetap mendapinginya ke acara pesta, Anakku tersayang," Countess Rudland menjawab dengan nada tenang namun sarat akan perintah. Membuat Earl muda itu mengerang kecewa dan kembali ke tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)
Historical FictionNigel Bevelstoke atau Earl Of Rudland pernah merasakan jatuh cinta, ia hanya pernah jatuh cinta sekali seumur hidupnya. Cinta sepihak pada wanita asing yang ia temui di acara pesta topeng di pedesaan. Sekuat apapun ia berusaha untuk mencari wanita i...