Marry baru saja meninggalkan majikannya berduaan dengan seorang pria! Berduaan dalam arti yang sesungguhnya, tanpa pendamping dan tanpa tatapan-tatapan penuh selidik yang biasa dapat ditemui di acara pesta kaum bangsawan.
Ya Tuhan. Jika bukan karena Lady Amelia mengiyakan permintaan Earl Of Rudland, tentunya saat ini dirinya akan tetap berada di sisi sang Lady. Tapi sayangnya Sang Lady setuju dengan gagasan tersebut. Bahkan Lady Amelia terlihat baik-baik saja, dirinya seolah tidak khawatir—atau cukup—tidak peduli mengenai reputasinya. Marry hanya dapat berharap tidak akan ada orang dari lingkungan luar Rudland House yang melihat dua anak bangsawan yang masih lajang tersebut.
Marry sangat khawatir mengenai reputasi majikannya. Nigel pasti akan marah besar jika sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Lady Amelia. Memikirkan sang Earl membuat hati Marry tiba-tiba saja terasa sakit. Ia terus berdo'a di dalam hati sambil menyusuri jalan setapak yang mengarah ke jalan utama. Ia sengaja memotong jalan menuju desa agar lebih cepat sampai sambil mengenyahkan pikiran tentang lamaran Nigel Bevelstoke yang melukai hatinya. Sebisa mungkin ia kembali memikirkan reputasi Lady Amelia untuk mengenyahkan bayangan kakak gadis itu yang kembali menggegoroti pikirannya.
Sambil berjalan Marry terus berharap agar tidak ada seseorang yang memergoki majikannya piknik bersama seorang pria tanpa ditemani oleh pendamping. Jika sampai hal tersebut diketahui oleh seseorang bermulut besar, maka reputasi Sang Lady bisa berancam. Dan kemungkinan Lady Amelia untuk memilih calon suami yang layak bisa lenyap. Bahkan keluarga Sang Earl bisa ikut dikucilkan dari masyarakat London. Para bangsawan itu memang sangat mengerikan dan terlalu pemilih dalam bergaul. Mereka selalu menjunjung tinggi tata krama dan hal tetek bengek lainnya.
Tapi menurut Marry mereka semua adalah orang-orang yang munafik. Para bangsawan itu tidak pernah sekalipun ada yang berani bertindak jika ada suami-suami yang memiliki wanita simpanan. Mereka semua hanya berbisik di belakang tanpa berani mengambil tindakan nyata. Padahal hal tersebut menurut Marry adalah sesuatu yang melanggar norma. Bagaimana mungkin seseorang yang sudah menikah bisa bebas tidur dengan seseorang yang bukan pasangannya secara hukum dan juga kepercayaan mereka. Hanya dengan memikirkan hal tersebut saja sudah cukup untuk membuat perasaan Marry semakin jengkel.
"Dasar para lelaki tidak tahu diri!" Marry menendang kerikil dan ia nyaris terjungkal saat mendengar suara kuda yang meringkik. "Ya Tuhan!" Marry menepuk dada sambil menatap ngeri ke arah Earl Of Rudland—yang sepertinya—sejak tadi sudah berada di jalan utama.
"Apa yang sedang kau lakukan di sini, Marry?" Nigel menatap Marry sambil terus melirik ke arah jalan setapak yang ada di belakangnya. "Dimana Amelia? Apa kau tidak pergi bersamanya?"
Marry kesal karena Sang Earl terlihat tampan seperti biasa, dan itu tidak baik untuk kesehatan hati serta perasaannya. Melihat laki-laki tampan yang kau sukai ada di hadapanmu, tapi sayangnya sosok tersebut berada di luar jangkauanmu. Hal itu lebih menyakitkan daripada harus hidup seorang diri tanpa mengetahui apa itu artinya mencintai.
"Selamat siang, My Lord." Marry menohok Nigel dengan sopan santun yang dilewatkan oleh laki-laki itu. Ia berhasil membuat suara serta ekspresi wajahnya sesopan dan sedatar biasanya. "Seperti yang Anda lihat Lady Amelia tidak bersama saya saat ini," Marry berbohong dengan lancar.
"Tapi tadi saat aku pergi dia sudah tidak ada di—"
"Maaf, My Lord. Saya sedang buru-buru karena harus pergi ke desa untuk membeli sesuatu. Selamat siang." Marry bersikap tidak sopan dan sangat lancang, tapi ia masih tidak ingin berbincang dengan Nigel. Ia sudah berhasil menghindari laki-laki itu selama beberapa hari terakhir, terlebih ia juga takut jika Nigel akan mengetahui kejadian yang dialami oleh Lady Amelia di balkon kamar saat Laird Marcus Campbell tiba di Rudland's House.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)
Ficción históricaNigel Bevelstoke atau Earl Of Rudland pernah merasakan jatuh cinta, ia hanya pernah jatuh cinta sekali seumur hidupnya. Cinta sepihak pada wanita asing yang ia temui di acara pesta topeng di pedesaan. Sekuat apapun ia berusaha untuk mencari wanita i...