Sesampainya di depan kamar yang ditempati Marry Nigel hanya dapat berdiri, lalu berbalik arah, namun kemudian tubuhnya kembali menghadap pintu. Untuk beberapa menit lamanya ia hanya berdiri di sambil memandangi daun pintu yang terbuat dari kayu berkualitas dan dicat hingga mengkilap tersebut. Sekalipun matanya tertuju pada benda kokoh yang ada di hadapannya, tapi hal tersebut tidak sejalan dengan pemikirannya. Karena isi kepala Nigel sejak tadi berusaha menebak—atau lebih tepatnya—membayangkan apa saja yang sedang Marry lakukan.
Apakah dia sudah tidur?
Apakah ia berbaring di ranjangnya?
Bagaimana cara Miss Cheaver tidur?
Apakah ia hanya mengenakan pakaian dalamnya saja?
Ataukah ia tidak berpakai—
"My Lord?" Suara lembut wanita muda membuyarkan semua hal aneh yang sedang Nigel pikirkan.
"Oh Lesi," Nigel merasakan wajahnya memanas saat pelayan paling muda di Rudland's House itu menatapnya dengan wajah bingung.
"Apakah Anda membutuhkan sesuatu, My Lord? Saya tidak tahu kemana semua orang sampai Anda harus terlihat kebingungan di tengah lorong seperti ini."
Terima kasih Tuhan karena aku tidak ketahuan.
"Hmm. Ya aku membutuhkan sesuatu," Nigel dengan cepat memanfaatkan kesalahpahaman Lesi akan keberadaannya. "Bisakah kau meminta Miss Cheaver untuk mengantarkan teh ke kam—ruang kerjaku?" Ia nyaris menyebutkan kamar.
Pikiran kotor sialan!
"Tentu saja My Lord, saya akan memberitahu Miss Cheaver," Lalu Lesi berbalik arah, dan sebelum pelayan muda itu melangkah semakin jauh. Nigel sudah terlebih dulu menahan langkah pelayan muda tersebut dengan kata-kata.
"Aku rasa sebaiknya kau masuk dan memberitahu Miss Cheaver sekarang." Nigel menunjuk pintu kamar yang ditempati Marry.
"Tapi Miss Cheaver sedang berada di dapur untuk membantu Miss Lambert memanggang kue." Pelayan muda itu menjawab polos.
"Oh begitu," Untung saja tadi aku tidak jadi mengetuk. Nigel menganggukan kepala dan segera meminta Lesi agar memberitahu Marry untuk segera datang.
"Baik, My Lord."
Setelah melihat pelayan muda tersebut pergi, Nigel langsung melesat menuju ruang kerjanya yang ada di lantai bawah.
🌺🌺🌺
"Masuk," Nigel mempersilahkan saat mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya.
"Apakah Anda membutuhkan sesuatu, My Lord?" Mary bertanya sambil menatap Nigel yang—sepertinya—sedang memeriksa beberapa berkas. "Lesi bilang Anda terlihat kebingungan di depan kamar yang saya tempati."
Perkataan Marry barusan langsung membuat Nigel mendongak dari kertas-kertas yang sedang ditatapnya. Ya, sebetulnya ia tidak sedang memeriksa apapun. Ia melakukan hal tersebut agar terlihat lebih berkelas dan berharap dirinya tampak memesona saja saat Miss Cheaver datang.
"My Lord apakah Anda membutuhkan sesuatu?" Marry kembali bertanya saat melihat Sang Earl hanya menatapnya dengan pandangan kosong.
"Aku membutuhkanmu," jawab Nigel tanpa tendeng aling-aling. Membuat Miss Cheaver yang masih berdiri di dekat pintu nyaris terkena serangan jantung.
"Maaf?" Marry berhasil bertanya.
"Kemarilah, Marry," Nigel melambaikan tangan dan menunjuk sofa berlapis beludru warna cream yang ada di antara mereka. "Duduklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)
Ficción históricaNigel Bevelstoke atau Earl Of Rudland pernah merasakan jatuh cinta, ia hanya pernah jatuh cinta sekali seumur hidupnya. Cinta sepihak pada wanita asing yang ia temui di acara pesta topeng di pedesaan. Sekuat apapun ia berusaha untuk mencari wanita i...