"Marry?" Nigel memanggil Miss Cheaver untuk ke tiga kalinya, dan ia belum mendapatkan jawaban sama sekali. "Marry, apa kau baik-baik saja?" Nigel sudah akan mengulurkan tangan, namun ia berhenti saat Miss Cheaver memberi tanda agar dirinya berhenti.
"Apa kau marah padaku?" Nigel bertanya dan lanjut berkata dengan nada merajuk. "Kau sudah berjanji tidak akan menolak lamaran ataupun meninggalkanku."
Marry mengangguk dengan susah payah, sementara tatapan matanya masih diliputi perasaan terkejut.
"Apa kau akan terus diam saja?" Nigel sudah akan memapas jarak, namun ia segera mengurungkan niat tersebut. Tampaknya Marry masih membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Jadi yang Nigel lakukan hanya diam dan menunggu sampai Marry kembali seperti biasa.
"Maafkan saya, My Lord," Akhirnya Marry berhasil menenangkan diri. Setelah sebelumnya mereka berkubang dalam kebisuan yang cukup panjang. "Saya hanya sangat terkejut," ia melirik Nigel sambil memberikan senyum lemah. "Saya hanya tidak menduga jika Anda pernah melakukan hal mengeri—"
"Aku tahu kau pasti terkejut," Nigel memilih untuk memotong perkataan apapun yang akan Marry ucapkan. Ia bisa menjadi benar-benar gila jika harus mendengar calon pengantinnya mengumpat, atau mengeluarkan kata-kata kasar karena kesalahan dirinya di masa lalu. Ia harus tetap menjaga Marry tetap sopan seperti biasanya. "Aku memang bersalah, Cintaku. Dan aku juga sudah lama menyesali hal itu."
"Saya rasa juga begitu," Marry kembali melemparkan senyumam lemah. Tapi tatapan matanya masih tampak belum pulih sepenuhnya. "Anda sudah berhasil menipu saya dan semua orang, bahkan saya tidak pernah mendengar hal buruk mengenai reputasi Anda di kalangan masyarakat."
Yang diucapkan Marry adalah benar, biasanya para bangsawan sudah seperti burung pematuk bangkai jika mencari tahu mengenai gosip terbaru. Dan sepanjang Marry bekerja sebagai pelayan pribadi Lady Amelia, ia sudah sering mendengar banyak sekali rahasia busuk para Lord dan Lady bangsawan. Tapi tidak pernah sekalipun ia mendengar hal buruk mengenai keluarga Bevelstoke.
Para Ibu serta para wanita memuja Nigel setiap kali Sang Earl muncul di pesta dansa. Andai saja mereka tahu jika Nigel pernah memiliki hubungan dengan wanita yang sudah menikah, sudah pasti para Ibu akan mengikat anak gadis mereka dan memasukannya ke dalam karung kentang untuk dibawa pulang; sebelum Sang Earl mendekatinya.
"Apa ada sesuatu yang lucu?" Nigel melihat Marry sedikit teralihkan, ia melihat gadis itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Terberkatilah Anda karena berhasil menyembunyikan rahasia kelam itu dengan baik, My Lord." Marry melemparkan pujian yang tidak tulus.
Sementara Nigel meringis karena merasa kata-kata Miss Cheaver diperuntukan untuk sedikit melukai perasaannya. Tapi perkataan Marry adalah kebenaran, jadi yang bisa Nigel lakukan hanya mengangguk enggan sambil mengakui hal tersebut dengan senyum yang tampak bodoh di wajahnya.
"Oh ya ampun. Sepertinya saya terlalu lama di sini!" Ia sudah akan berpamitan dan melarikan diri saat Nigel meraih tangannya dengan hati-hati.
"Kau tidak akan kabur dan meninggalkanku bukan?"
Ketika Marry mendongak untuk menatap, ia mendapati wajah Sang Earl yang terlihat khawatir.
"Saya tidak pergi, My Lord," Marry menggenggam tangan Nigel untuk meyakinkan. "Hanya saja saya butuh waktu untuk menenangkan diri, dan saya rasa sebaiknya kita tidak usah bertemu dulu sampai satu minggu ke depan."
![](https://img.wattpad.com/cover/182915654-288-k24973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)
Historical FictionNigel Bevelstoke atau Earl Of Rudland pernah merasakan jatuh cinta, ia hanya pernah jatuh cinta sekali seumur hidupnya. Cinta sepihak pada wanita asing yang ia temui di acara pesta topeng di pedesaan. Sekuat apapun ia berusaha untuk mencari wanita i...