BAB 12

5.4K 543 118
                                    

"My Lord," Marry berhasil membuat jarak antara dirinya dan Nigel. Mereka baru saja berciuman cukup lama dengan posisi yang sangat rentan. Sang Earl berada di atas tubuhnya, mendekap Marry dengan kehangatan. Sementara tubuhnya bersandar pada punggung kursi, dan ia terkunci sepenuhnya.

Entah setan apa yang sudah merasuki pikirannya. Tapi Marry sangat yakin jika dirinya sudah mulai tidak waras. Ia memang mengagumi Nigel Bevelstoke sejak lama, tapi tidak pernah sekalipun ia bermimpi akan berciuman dengan Sang Earl; bahkan apa yang baru saja mereka lakukan bukanlah hal lumrah yang akan ia lakukan dengan majikan manapun! Terlebih posisi mereka saat ini masih sangat rentan dan bisa menimbulkan kehebohan jika dilihat orang keluarga Nigel ataupun pelayan lain.

"Aku suka melihat ekspresi wajahmu yang memerah seperti ini," Nigel kembali mencuri sebuah ciuman singkat. "Aku suka saat kau menatapku dengan tatapan terkejut setelah kucium."

Pernyataan blak-blakan Nigel membuat wajah Marry semakin memerah.

"Aku juga suka saat melihat tatapan matamu yang kehilangan fokus seperti ini," ia kembali mengecup bibir Marry tanpa memberi Miss Cheaver kesempatan untuk bicara. "Jika kau mengijinkan, aku ingin membuat sekujur tubuhmu merona."

Mungkin bagi Nigel itu adalah permintaan, tapi saat kata-kata tersebut mencapai pendengaran Marry. Hal tersebut terdengar tidak lebih dari sebuah pernyataan. Seolah Sang Earl mengatakan hal tersebut hanya untuk memberitahu Marry agar bersiap-siap dengan apa yang selanjutnya akan terjadi di antara mereka. Dan ucapan tersebut seperti air dari sungai terdekat yang disiramkan ke tubuh Miss Cheaver pada dini hari. Dingin sekaligus membuatnya sadar, bahwa apa yang tengah terjadi antara dirinya dan Sang Earl saat ini bukanlah hal yang seharusnya ia lakukan sebagai seorang pelayan.

"Saya harus kembali ke kamar, My Lord." Marry berhasil mendorong tubuh Nigel dan beranjak ke sisi lain.

Sang Earl yang sepertinya tidak menyangka akan ditolak seperti itu hanya sempat membatu untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya kesadarannya kembali pulih dan meminta Miss Cheaver untuk berhenti.

"Berhenti di situ Marry." Suara Nigel terdengar lembut, tapi Marry tahu jika laki-laki itu serius dengan perkataannya.

"Ini sudah malam, My Lord. Saya harus menyiapkan makanan untuk Anda." Marry merutuki diri sendiri karena melupakan tujuan utamanya saat mendatangi ruang kerja Nigel.

"Aku sudah kenyang." Nigel menjawab ketus sekaligus frustasi.

"Tapi Anda belum makan, My Lord." Marry menatap Nigel dengan tatapan menuduh.

"Aku sudah memakanmu barusan," Nigel melontarkan jawaban yang tepat sasaran. Ia langsung bisa melihat wajah Miss Cheaver yang kembali merona.

"Tapi... tapi itu bukanlah... hal," Marry berhenti bicara untuk menarik napas panjang dan menenangkan pikirannya. "Saya akan membangunkan koki untuk membuatkan sesuatu yang bisa menggugah selera Anda."

"Dengar ya, Miss Cheaver-ku tersayang," Nigel beranjak sambil berusaha menekan kata-katanya agar tidak terdengar gusar. Ia berjalan mendekat ke arah Marry dengan keyakinan yang tergambar jelas di raut wajahnya. "Satu-satunya hal yang bisa membuatku sangat berselera saat ini," pandangannya menyapu tubuh Marry dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan penuh makna. "Adalah dirimu. Dirimu Miss Marry Cheaver."

Sebelum sempat Marry berhasil menenangkan debar jantungnya yang menggila karena penuturan tersebut. Saat ini ia sudah kehilangan kekuatan saat Sang Earl meraih tubuhnya dan menciumnya dengan lembut, pelan, manis, bergairah dan juga tercampur kesan putus asa di dalamnya. Tapi ia tidak boleh menyerah pada hasrat yang bisa membahayakan kehidupan mereka berdua.

"Tidak, My Lord!" Marry mendorong dada Nigel dan tetap menahannya agar tersisa jarak diantara mereka. "Anda bilang satu-satunya hal yang bisa membuat Anda berselera untuk saat ini adalah diriku," Ia berkata dengan nada ironis sambil menggelengkan kepala. "Lalu bagaimana dengan besok? Lusa? Dan juga seterusnya?" Ia menatap Nigel yang terkejut dengan tatapan puas. "Saya tidak ingin menjadi pelayan hina yang tidak berharga. Terlebih saya tidak ingin mengkhianati kepercayaan serta kasih sayang dari Ibu Anda dan juga Lady Amelia."

"Kau bisa menjadi simpananku. Aku jamin itu."

Nigel melontarkan kata-kata tersebut begitu saja. Membuat Marry tersenyum miris sambil menggelengkan kepala dan mengucapkan salam perpisahan untuk malam—paling aneh—dalam hidupnya tersebut.

"Selamat malam, My Lord. Saya harap Anda melupakan semua kejadian malam ini."

Lalu Marry beranjak keluar, meninggalkan Nigel yang masih membatu dengan pikiran kacau serta hasrat yang tidak tersalurkan. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup Sang Earl; dirinya ditolak oleh seorang wanita. Terlebih wanita tersebut adalah pelayan pribadi di rumahnya sendiri.

Sial. Apa aku sudah gila?

💝💝💝

Hai, hallo everyone? Did someone miss Earl Bevelstoke and Miss Marry Cheaver? 😁

I hope you enjoy read this story and always love them. Thank you so much for always suport me and waiting for Dancing With A Stranger. I love you everyone and thank you so much for always vote and coment 🥰🥰

Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang