BAB 28

4.4K 412 40
                                    

Marry dan Nigel sepakat untuk merahasiakan apa yang mereka lihat malam itu. Atau mungkin lebih tepatnya Marry membujuk Nigel agar tidak memarahi Lady Amelia. Bagaimanapun Marry khawatir jika Sang Earl malah akan memperumit keadaan, dan malah mempengaruhi keputusan Lady Amelia dalam memilih calon suaminya sendiri.

Beruntung Sang Earl setuju, tapi tentunya laki-laki itu tidak menyanggupi keinginan Marry tersebut dengan cuma-cuma. Nigel meminta Marry untuk tidak lari atau menjauhinya. Marry hanya menyanggupi, tapi ia juga sudah mengatakan dengan tegas jika dirinya tidak ingin dikekang. Terutama mengenai keinginannya untuk menenangkan diri.

Kenyataan bahwa Nigel pernah menjalani hubungan gelap dengan Duchess Of Wyndam sudah cukup untuk membuat Marry dibelenggu oleh perasaan kesal. Lady Eleanor memang cukup terkenal nakal dan pernah digosipkan memiliki beberapa lelaki simpanan. Hal itu mungkin karena Sang Lady menikah dengan Duke Wyndam yang usianya lebih dari dua kali lipat daripada umur Lady Eleanor sendiri. Semua orang tahu jika gadis malang itu awalnya dipaksa menikah oleh ayahnya agar menjadi seorang Duchess bagi bandot tua seperti Duke Wyndam yang sudah beberapa kali menikah, namun sampai saat ini belum juga memiliki keturunan.

Lady Eleanor adalah wanita yang cantik dan elegan, ia memiliki tinggi yang sempurna untuk ukuran wanita, dengan buah dada penuh yang membuat Marry meringis—karena takut jika payudara Sang Lady akan tumpah—setiap kali wanita itu mengenakan potongan gaun yang memiliki belahan dada rendah. Kulit Lady Eleanor juga seputih susu, wanita itu memiliki lekuk pinggang yang selalu berhasil membuat para pria menoleh dua kali untuk menatap sosoknya.

Eleanor adalah wanita paling cantik diantara semua wanita yang memulai debut bersamaan dengannya. Andai Marry juga bisa memiliki hak yang sama seperti para wanita bangsawan itu, mungkin dirinya juga akan debut di tahun yang sama.

Pemikiran tersebut membuat Marry merenung sedih, ia hanyalah seolah pelayan. Dirinya tidak memiliki semua gaun mewah serta perhiasan yang bisa membuat penampilan seseorang terlihat memukau. ia harus menyadari posisinya dan tidak boleh banyak berharap kepada lamaran yang diajukan oleh Nigel tadi malam. Karena jujur saja Marry masih belum bisa memercayai Sang Earl sepenuhnya.

Entah ia yang tidak mau percaya, atau hati kecilnya yang terlalu takut untuk berharap. Ia tidak ingin melukai perasaannya sendiri, jika ternyata Nigel hanya ingin bermain-main dengannya dan memasang lamaran sebagai perangkap untuk memiliki dirinya di atas ranjang pria itu.

Ia tidak meragukan keputusan Nigel. Tapi Marry meragukan dirinya sendiri. Ia sudah terlalu banyak terluka, dan rasanya ia sudah tidak memiliki lagi tempat di dalam hati untuk dihancurkan lagi.

"Apakah saya harus memasukan ini juga?" Pertanyaan dari seorang pelayan muda membuat Marry terhenyak.

"Oh, maafkn aku," Marry menoleh ke arah sekitar dan ia mendapati tatapan khawatir dari staff dapur yang tengah menatapnya. "Aku baik-baik saja," ia berusaha meyakinkan.

"Apa kau merasa tidak sehat, Sayangku?" Miss Breta si kepala pelayan bagian dapur mendekat sambil bertanya.

"Aku baik-baik saja," ia meyakinkan.

"Jika kau merasa tidak enak badan, aku bisa meminta Rosy untuk menggantikanmu mendampingin Lady Amelia." Miss Breta berkata dengan tulus.

"Tidak apa-apa, terima kasih karena sudah menawarkan," Marry mengecek kembali isi keranjang piknik yang akan dibawanya. "Aku hanya kurang istirahat,"

"Kami tahu kau sudah bekerja keras," Miss Lory—seorang pelayan paruh baya yang pandai memotong daging—ikut menyahut. "Kau pasti kelelahan, My Dear," ia menggelengkan kepala saat lanjut berkata. "Melayani Lady Amelia seharusnya sudah cukup untuk membuatmu sibuk, kami benar-benar tidak tahu harus berkata apa saat Sang Earl juga ikut menyusahkanmu." Ia mengasihani Marry sambil menggerutu.

Dancing With A Stranger (Stranger's Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang