3 AM -Kim Yohan

💌一quattordici

Pagi ini Flora terpaksa berangkat naik transportasi umum karena mamanya tidak bisa mengantar. Namun, ketika ia baru mau membuka pagar, tiba-tiba lelaki yang tidak asing sudah ada di depannya.

"Yohan? Ngapain?" Tanya Flora.

"Ngemis." Jawab Yohan santai. "Ya mau anter kamu ke sekolah lah." Lanjutnya.

"Lah? Enggak usah deh, makasih." Kata Flora yang kemudian jalan meninggalkan Yohan.

"Please, ayo Flo!" Ajak Yohan dengan suara rengekan yang membuat Flora ingin memukulnya.

Flora tampak sedikit berpikir.

"Yaudah deh, daripada berisik."

Selama di perjalanan, Yohan terus mengajak Flora berbicara. Flora sebenarnya tidak keberatan, namun terkadang pembicaraan Yohan tidak berbobot.

"Flo, nggak mau tanya sekolahku dimana gitu?"

"Nggak."

"Nggak mau tanya pagi ini aku bahagia atau enggak?"

"Nggak."

"Nggak mau tanya juga pemilik hatiku siapa?"

"Nggak."

"Nggak mau ta—"

"Nggak, Kim Yohan. Berisik."

"Emang, hehe.."

Sungguh, keputusan yang salah berangkat bersama Yohan.

Sekitar 20 menit, akhirnya mereka tiba di sekolah Flora.

"Thanks, Yo." Ucap Flora sembari turun dari motor Yohan.

"Sama-sama. Imbalannya?" Kata Yohan sambil mengadahkan tangannya.

"Ha—"

"Nanti pulang aku jemput lagi. Habis itu traktir ke café ya? Ya ya ya??"

Flora hanya memutar bola matanya dengan malas.

"Iya iya, bawel. Bye." Kata Flora kemudian meninggalkan Yohan.

Namun belum ada 1 meter, tiba-tiba Yeji yang kebetulan juga baru sampai di depan gerbang sekolah langsung mendatangi Yohan.

"Hai, kak!" Sapa Yeji dengan senyum manisnya.

"Eh, hai Yeji.." Jawab Yohan dengan senyumnya yang tidak kalah manis.

"Kok kesini? Sama siapa? Ada perlu apa?"

"Eung—enggak ada apa-apa sih, kebetulan lewat aja." Jawab Yohan.

Kebetulan lewat katanya???

Huh—rasanya Flora ingin menendang kepala Yohan.

"Dikira gue gaib apa gimana sih, anjir." Batin Flora kemudian memasuki koridor sekolah.