Sean dan Azel baru saja pulang dari rumah Bela. Kini mereka sudah berada di kamar.
"Kak, kira kira dede bayi nya cowo apa cewe?" Tanya Sean sambil memandangi perut nya yang rata.
Azel yang tadi sedang berdiri di depan cermin sambil menyisir rambut nya karna dirinya baru selesai mandi pun berjalan ke arah Sean lalu duduk di samping Sean sambil tersenyum. Azel mengelus puncak kepala Sean dengan berkata. "Kan baru beberapa minggu sayang, mana keliatan jenis kelamin nya apa, kalau udah empat atau lima bulan, baru kelihatan, emang kenapa?" Tanya Azel.
"Aku mau nyari nama yang bagus." Jawab sean dengan cengiran tanpa dosa nya.
"Kamu itu... Yaudah kamu siapin aja namanya... Laki laki dan perempuan." Kata Azel.
Sean manggut-manggut saja, lalu ia bertanya. "Kak kalo anak nya kembar, Gimana?" Tanya Sean.
"Ya gak papa dong. Malah bagus, jadi kan langsung rame rumah kita." Jawab Azel.
"Kak, ngelahirin kan sakit." Ucap Sean yang tiba-tiba murung.
Azel menarik dagu Sean agar Sean menghadap ke arah nya. "Jangan di fikirin sayang, itu udah kodrat kamu sebagai perempuan, harus melahirkan, aku emang gak tau rasa nya gimana, tapi aku yakin kamu wanita kuat." Kata Azel yang menyemangati istri nya.
Sean tersenyum saat mendengar perkataan suami nya itu. "Iya, maaf aku udah ngeluh." Jawab Sean.
Azel tersenyum dan mengusap puncak kepala Sean sebentar lalu mendekap Sean dengan erat.
Thing tling thing.
Ponsel Azel berbunyi, ada seseorang yang menelfonnya. "Sayang bentar aku angkat telfon dulu." Kata Azel. Sean pun mengangguk dan melepaskan delapan nya.
Azel melihat nama yang tertera pada layar ponsel nya, 'ayah'
"tumben ayah nelpon ada apa ya?" ucap Azel pelan agar Sean tidak mendengar nya.
"Siapa yang telfon ka?" Tanya Sean.
"Client aku sayang, aku angkat di luar gak papa kan?" Kata Azel dan Sean pun mengangguk memperbolehkan.
Azel mengangkat telfon nya di luar Sean tak merasa curiga sama sekali terhadap suaminya itu, tiba-tiba ponsel nya juga berbunyi.
"WhatsApp" gumam nya.
Sean membuka aplikasi WhatsApp nya, ada deretan nomor tidak di kenal memberi sebuah kalimat yang mengajarkan fikiran nya.
From
0896xxxxxxxx
Hai, ku pastikan kamu jadi milikku, Seana.
Sean mengerutkan dahi nya, siapa yang mengirim pesan aneh semacam itu? Ia benar benar tak tau siapa orang nya.
Azel masuk kembali kedalam kamar melihat istri nya dengan wajah kebingungan ia pun bertanya. "Ada apa Se?"
Sean menunjukan layar ponsel nya, namun hanya gelap hitam yang Azel lihat. "Mati sayang handphone nya," kata Azel, Sean membalikkan ponsel jya menghadap wajah nya dan tersenyum.
"Ehehe iya, maaf ka, nih." kembali di balik layar ponsel itu, Azel membaca sederet kalimat tersebut.
"Siapa?" tanya Azel, Sean mengedikkan barunya pertanda dirinya pun tidak tau siapa pengirim WhatsApp itu.
"apa ini yang ayah maksud?" Azel bertanya tanya dalam hati nya.
"kak? Kak, ko ngelamun sih." katanya yang melihat Azel tiba-tiba terdiam.
"Eh engga ko, yaudah kamu istirahat aja, jangan terlalu dipikirin, mungkin salah nomor." Azel mencoba membuat Sean tidak memikirkan siapa pengirim pesan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
my Bad Posessive husband
Romance[completed] Si bar bar Sean yang menikah dengan guru nya sendiri karena perjodohan dari orang tua nya. Sahabat kecil nya yang sudah kembali, terus bersama? Atau kembali pada zona nya?