"Mau lo apa sih? Kenapa ngikutin gue terus?"Tanya Sean kesal.
"Gue kan mau lo."Ucap Fathan dengan smirk nya.
Sean mendadak cengo mendengar apa yang di ucap kan Fathan, tapi hanya sebentar setelah itu ia tersadar."Jelas juga kaga."Ucap Sean dan berlalu pergi meninggalkan Fathan.
"Gak semudah yang gua bayangin."Ucap Fathan dalam hati.
.
.
.
Bel masuk baru saja berbunyi, Sean segera pergi menuju kelas nya."pagi semua, saya mau memperkenalkan murid baru di kelas ini, ayo silahkan perkenalkan diri mu."Ucap Pak Ahmad.
"Nama gue Fathan Argeana Samudra call me Fathan."Ucap Fathan."Khusus buat cewe yang duduk di pojok, kalau mau panggil sayang juga boleh."Lanjut Fathan sambil menunjuk Sean.
Sean hanya memutar bola mata nya malas."Cabut yu, males gue di kelas."Ucap Sean yang sudah berdiri dari bangku nya.
"Cheryl kamu mau kemana?"Tanya Pak Ahmad saat melihat sean berdiri dari bangku nya.
Sean hanya menjawab dengan santai."Cabut Pak, males di kelas."Ucap Sean dan langsung berjalan keluar kelas.
"Woi Ryl, tunggu gue ikut."Teriak Fiola.
"Ikut tinggal ikut ko bacot."Jawab Sean yang tetap melanjutkan langkah nya.
Kini ketiga murid itu sudah berada di lorong kelas X.
"Kita mau kemana?"Tanya Fia.
"Kalian ke kantin aja, gue mau ke ruang Kak Azel."Ucap Sean dan kedua teman nya langsung tertawa."Kenapa lo berdua?"Tanya Sean karna melihat kedua teman nya seperti menertawakan dirinya.
"Lo tuh ya, dulu aja kaya Tom and Jerry, sekarang udah kaya amplop sama perangko, nempel mulu."Ucap Fia dengan frontal nya.
"Semua manusia pasti berubah, contoh nya ya gue."Ucap Sean dan setelah itu ia langsung pergi meninggalkan kedua teman nya yang sedang tertawa menuju ke ruang sang suami.
"Kita doain lo langgeng Ryl sama Pak El."Ucap Fiola dan Fia langsung mengamini ucapan Fiola.
Akhirnya Fiola dan Fia pergi ke kantin sedangkan Sean ia pergi keruangan pribadi suami nya itu.
"Kak az~"Belum selesai Sean mengucapkan kalimat nya ia sedang melihat adegan di mana suami nya sedang di cium oleh seseorang namun suami nya terus berontak.
Dalam hati kecil Sean ia bersyukur karna suami nya ternyata tak menikmati ciuman itu, bahkan ia berusaha mendorong perempuan yang sedang mencium nya.
Perempuan yang sedang mencium Azel pun terkait dan langsung menoleh."Siapa lo?"Tanya perempuan itu.
"Sayang percaya sama aku, dia yang mulai duluan aku u~"Ucapan Azel terpotong karna Sean mengecup bibir Azel singkat."Aku percaya sama kamu."Ucap Sean.
"Heh cewe gatel, ngapain lo cium cium pacar gue?"Ucap cewe itu dengan nada sombong nya.
"Apa apa? Ulang coba? Pacar lo?"Ucap Sean dengan tangan menyilang di dada, bak seseorang yang sedang menantang.
"Iya dia pacar gue."Ucap cewe itu.
"Yakin lo?"Ucap Sean semakin menantang, kini raut wajah nya sudah berubah, yang tadi nya biasa saja kini telah mengeluarkan senyum evil nya.
"kenapa engga?"Ucap nya membalas dengan pertanyaan.
"Kalo lo bener pacar nya, mau dong dia nyium lo depan gue?"Ucap Sean dan santai Azel langsung menoleh."Tapi kalo dia bukan pacar lo, dalam hitungan ketiga dia bakal nyium gue di depan mata lo."Ucap Sean dan itu membuat raut wajah Azel berubah menjadi tersenyum.
Jangan fikir Sean akan mudah untuk di kalahkan, seorang Seana Bellva Cherrliyna bukan lah perempuan, yang gampangan, ingin mendapatkan hatinya? Coba dulu tenggelam di air selama 1 jam, ingin dekat dengan nya? Coba cari no hp nya tanpa minta dengan siapa pun.
Dan jangan fikir Sean akan dengan mudah melepaskan apa yang sudah ia janjikan untuk ia pertahankan.
"Siapa takut."Jawab perempuan itu.
"Oke, kita buktiin, bibir itu akan jatuh pada bibir siapa!"Ucap Sean sambil sengelap bibir Azel dengan ibu jari nya. "Satu, dua ti~" belum selesai mengucap kata tiga Azel sudah melukai bibir mungil sean di hadapan perempuan itu, membuat perempuan yang tadinya berwajah songgong kini berubah menjadi kesal.
Hanya sekitar 1 menit ciuman itu berlangsung, karna Sean langsung memukul pelan dada Azel bertanda ia ingin menyadari ciuman itu.
"See, jangan ganggu Kak Azel atau lo gue bikin malu se umur hidup lo."Ancaman Sean dengan sorot mata tak main main.
Perempuan itu keluar dengan wajah yang kesal, namun perduli apa Sean pada nya ia malah menjatuhkan Azel pada meja yang ada di belakang Azel.
"Siapa dia?"Tanya Sean.
"Dia mantan saya, saya mutusin dia karna saya mergokin dia sedang memuaskan laki laki lain, sedangkan saya saja tak pernah menyentuh nya."Jelas Azel dan Sean hanya manggut-manggut saja.
Tanpa di duga oleh Azel sean menarik kencang dasi yang ia pakai membuat nya kini berada di jarak yang tipis.
"Aku ingin dirimu, kita pulang sekarang, atau kau tak akan mendapat kan nya."Ucap Sean dengan senyum evil nya.
"Apa kali ini kau yang akan memimpin?"Tanya nya. Sean menggeleng. "Tetap kau yang memimpin."Ucap Sean membuat Azel tersenyum senang.
"Kita pulang sekarang."Ucap Azel sambil menarik lembut pergerakan tangan Sean.
Sepanjang mereka berjalan ke arah parkiran banyak yang mencibir Sean, hingga di titik kesabaran Sean habis, Sean menghampiri salah satu perempuan yang sedang mencibir nya.
Untuk menuju parkiran utama Azel dan Sean harus melewati lapangan, dan kini posisi mereka adalah di tengah lapangan yang dimana sedang banyak anak laki-laki yang bermain basket.
"Ngomongin gue?"Tanya Sean.
"Ngerasa lo? "ucap cewe itu.
Sean hanya tersenyum evil. Ia melihat pakaian yang di kenakan oleh perempuan di depan nya baju yang tipis membuat pandangan sean jatuh pada pengait bra yang ada si depan.
"Lo main main sama gue?" Kata Sean sambil mendekati perempuan itu. Dan srek. Kancing baju perempuan itu jatuh ke kebawah hingga bra yang ia pakai terlihat dengan jelas.
Dan siapa sangka jika Sean juga menarik paksa bra milik perempuan itu hingga pengait nya terlepas dengan paksa.
Dengan sigap perempuan itu menutupi payudara nya yang terekspos dengan bebas."Apa apaan lo?"Ucap perempuan itu.
"Malu?"Tanya Sean yang masih dengan senyum evil nya. "Jangan usik gue, kalau lo gak mau gue usik."Ucap Sean sambil menarik Azel menjauh dari lapangan dan pergi ke parkiran.
" Seneng ya liat yang gede kaya gitu? Tau ko punya gue kecil gak ada apa apa nya sama yang tadi."Ucap Sean dan langsung meninggalkan Azel, Sean masuk ke dalam mobil meninggalkan Azel di bawah pohon dekat parkiran.
Azel mengejar Sean dan duduk di bangku kemudi."Sean dengarkan saya dulu, saya tidak tertarik dengan suatu hal yang sudah menjadi barang bekas, lebih baik milik mu yang kecil namun hanya saya yang bisa menyentuh nya dari pada milik murid tadi yang sudah di sentuh banyak orang."Jelas Azel, tanpa Azel sadari kedua pipi Sean susah memerah karna ucapan Azel tadi.
🌻🌻🌻
.
.
.TBC
Maaf ya aku kelamaan up nya😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
my Bad Posessive husband
Romance[completed] Si bar bar Sean yang menikah dengan guru nya sendiri karena perjodohan dari orang tua nya. Sahabat kecil nya yang sudah kembali, terus bersama? Atau kembali pada zona nya?