Setelah banyak yang di lalui, Sean akhirnya melahirkan ia izin pada sekolah untuk tidak masuk dengan alasan akan pergi bersama orang tua nya ke luar Negeri. Ya Sean melanjutkan sekolah nya sampai usia kandungan 4 bulan karna saat itu perut nya belum terlalu membesar.
Kini Sean sedang mempertaruhkan nyawa nya di dalam ruangan serba putih itu. Rumah sakit. Sean sedang berada di rumah sakit di dalam ruang bersalin.
Fia, Fio, Fathan dan keluarga Azel maupun Sean menunggu di depan ruang bersalin, sedangkan Azel masuk kedalam menemani Sean.
"Ya Allah semoga Cherryl dan anak nya selamat dan sehat." Ucap mama Azel.
"Aamiin." Jawab mereka yang ada di luar ruangan.
Setelah agak lama menunggu terdengar suara bayi dari dalam ruangan, tanda nya Sean sudah melewati proses nya, bayi itu sudah lahir.
"Alhamdulillah." Seru semua orang yang menunggu di luar.
Dokter perempuan tak lama keluar bersama satu asisten nya. "Kami akan memindahkan ibu Hadley keruang inap terlebih dahulu, baru keluarga bisa menjenguk." Kata Dokter tersebut.
"Baik dok tidak apa-apa yang terpenting anak da cucu saya sehat." Kata Mama Sean.
Dokter itu tersenyum dan masuk kembali kedalam ruangan. Apa yang dia lakukan lagi di dalam hanya Sean, Azel dan para medis yang tau.
Pukul 07.45 Sean sudah berada di ruang rawat inap, bersama bayi tampan disebelah nya. Ya anak Sean laki-laki.
"Mah, kak Azel kemana?" Tanya Sean pada mama nya.
"Aku disini sayang." Kata Azel yang baru masuk dengan bayi di tangan nya.
"Al?" Mama Azel memberikan tatapan bertanya.
Azel dan Sean tersenyum. "Bayi kita kembar mah." Kata Sean.
"Kembar?" Mama Seankget dan menatap bahagia anak yang di gendong Azel lalu berhalih menatap anak bayi yang tidur di samping Sean.
"Ini yang pertama, dan itu yang kedua." Kata Azel menunjuk bayi laki-laki yang tertidur di sebelah Sean lalu beralih pada bayi yang ia gendong.
"Yang pak Al gendong cewe atau cowo pak?" Tanya Fio.
"Perempuan." Jawab Azel.
"Saya tanya cewe apa cowo jawab nya perempuan, beda dari pertanyaan jawaban nya." Protes Fio.
"Sama aja Fio." Kata Sean.
"Belain aja terus."
"Eh Lo berdua malah gelut, berisik nanti Dede bayi nya bangun." Kata Fia.
"Kamu mau kasih nama siapa Sean? Al?" Tanya mama Sean.
"Bhiyanna Rllyan Hadley untuk yang permpuan dan yang laki-laki Bhiyan Rakha Hadley." Ucap Azel sambil menatap kedua anak nya secara bergantian.
"Panggilan nya siapa Kak? nama nya susah banget begitu." Ucap Sean.
Azel tertawa mendengar penuturan Sean yang mengatakan mana anak mereka susah. "Yang laki-laki panggilannya Iyan dan untuk yang perempuan Anna." Jawab Azel.
"Bagus juga." Ucap Sean.
Setelah dua hari di rawat di rumah sakit akhirnya Sean di perbolehkan untuk pulang kerumah.
"Huh, akhirnya aku bisa keluar dari ruangan serba putih itu." Ucap Sean sembari merebahkan dirinya di ranjang.
"Sayang." Panggil Azel pada Sean yang sedang duduk di depan di meja rias.
"Apa?" Tanya Sean pada Azel.
"Buat anak lagi yu." Ucap Azel tiba-tiba.
Sean berbalik menghadap Azel. "Gila kamu kaka? Iyan sama Anna saja baru lahir tiga hari yang lalu, belum ada sebulan, kamu udah mau ngajak aku buat anak lagi? kamu fikir aku mesin hah?!" Ceramah Sean di malam ini karena permintaan Suami nya itu.
"Masa gak mau." Ucap Azel. "Kalo begitu aku cari yang laen saja deh." lanjut nya, ya memang dengan nada mengejek tapi untuk seorang Sean itu adalah sesuatu yang tidak bisa di anggap bercandaan.
"Bangsat!" Ucap Sean lalu beranjak meninggalkan kamar.
"Mampus gue kalau dia marah, bisa di ceramahin sampai pagi gue sama mama." Ucap Azel merutki kecerobohan nya.
"BUNDA!" Teriak sean dari lantai bawah, Aazel yang berada di lantai dia saja bisa mendengar dengan jelas teriakan istrinya.
"Mampus gue!" Ucap Azel dan langsung pergi menyusul Sean ke bawah.
Ternyata mama Azel lebih dulu sampai ke arah Sean dari pada Azel. "Yah, udah gak ada harapan ini mah." Ucap Azel.
"Kenapa sayang?" Tanya Mama Azel pada Sean.
"Kak Azel katanya mau cari istri baru bun." Ucap Sean, sungguh tidak ada basa-basi sama sekali anak itu, dan sepertinya Azel sudah salah melontarkan candaan.
"Astagfirullah Al." Ucap Mama Azel lalu ia memergoki Azel yang sedang berdiri di tangga. "AL SINI KAMU!" Ucap Mama Azel.
Azel akhirnya turun dan menghampiri istrinya dan mama nya dan mama nya dan mama Azel langsung menarik telinga anak nya itu. "Alah huakbar mah, Azel tadi cuma bercanda mah." Ucap Azel.
"Bohong mah, tadi katanya kalau aku gak mau nurutin kak Azel buat bikin anak lagi, kak Azel mau bikin sama perempuan lain." Adu Sean.
"Kamu ini Al, siapa yang ajarin sih?" Ucap mama Azel dan semakin mengencangkan cubitan nya di telinga Azel.
"Mah Al jelasin tapi lepasin dulu ya, sakit ini." ucap Azel dan mamanya pun setuju lalu melepaskan jeweran nya.
"Al cuma bercanda mah, Al gak mungkin cari yang lain, kalau istri Al saja cantik nya melebihi bidadari." Ucap Azel.
"Yasudah. pokoknya, sampai kamu cari istri baru awas ya kamu, mama gantung, yaudah mama tinggal ke kamar ya." Ucap Mama Azel dan Azel pun mengangguk dengan senyuman.
"Jangan deket-deket, aku masih marah, dan gak ada jatah seminggu." ucap Sean saat melihat Azel menipiskan jarak dan langsung berlari menuju kamar meninggalkan Azel setelah mengucapkan itu.
"Mendingan gue puasa dari pada di cerai sama Sean." Ucap azel dengan nada pasrah nya.
***
OKREEEE UDAH MAU ENDING NIHH WKWK, VOTE YAA!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
my Bad Posessive husband
Romance[completed] Si bar bar Sean yang menikah dengan guru nya sendiri karena perjodohan dari orang tua nya. Sahabat kecil nya yang sudah kembali, terus bersama? Atau kembali pada zona nya?