Langit sudah gelap namun Sean belum juga kembali, tak ada satu orang pun dari keluarga nya yang mengetahui keberadaan Sean, kini keluarga Sean dan Azel berkumpul di rumah milik Azel menunggu kepulauan Sean.
Saat semua sedang panik ada suara pecah kaca dari luar, mereka yang sedang di ruang tengah berlari, ternyata batu yang terbalut kertas yang membuat kaca rumah Azel pecah.
"Coba Al, buka." kata Erix. Azel membuka kertas tersebut ia membuatkan mata nya karna isi kertas itu.
"Aku baik baik saja." Itu adalah tulisan tangan Sean, Azel sangat hafal dengan tulisan itu.
"Apa isi nya?" tanya mama Sean.
"Aku baik baik saja. Itu isi nya mah pah." kata Azel pada mama papa sean dan mama papa nya.
"Ya allah nak, dimana kamu? Sudah malam belum juga pulang, dan hanya mengirim secoret tinta seperti ini." Kata mama Azel sebelum pingsan.
"Ya allah mah." Azel panik melihat mama nya yang pingsan.
"Biar papah yang angkat." kata Narendra.
"Kalau kamu gak papa, terus kamu kemana?" Azel berbicara dalam hatinya, menyembunyikan rasa khawatir yang sangat besar pada keluarga nya.
🌻🌻🌻
Sean baru tersadar ia berada di dalam sebuah kamar yang megah, terbayang di atas ranjang tak tau milik siapa.
"Fathan." Sean mengenali wajah itu, teman baru di kelas nya yang gencar mendekati nya.
"Halo sayang, apa kabar? Pasti kamu lupa sama aku." Kata Fathan yang duduk di samping Sean.
"Lupa? Gue gak mungkin lupa, lo cowo yang deketin gue terus terusan kan?" Tebak Sean namun Fathan menggeleng.
"Bagian itu benar, tapi ada yang lebih penting, dan kamu melupakan nya!"terdengar seperti orang berbicara pada umumnya namun matanya mengisyaratkan kemarahan dan kebencian.
Sean diam saja tak mengerti, bagian penting? Apa maksud nya.
Fathan diam ia malah membuka kemeja nya menunjukan tubuh bagian atas nya.
Sean tetap diam tak berbicara namun ekspresi nya menunjukan ekspresi bingung tanpa ada ekspresi takut sedikit pun.
Fathan berbalik membedakan Sean, Sean terkejut ia menutup mulut nya dan mata nya membulat.
"Sa~Samudra?" Tanya nya, apa benar?
Fathan membalik menghadap Sean, "Yes I'm Samudra." kata nya Sean menggeleng tidak percaya.
"Gak mungkin, namanya Samudra itu Samudra Argeana Stive, sedangkan lo? Nama lo Fathan Argeana Samudra."
Fathan tersenyum, "gue ganti nama setelah lo dan mama pergi, buat gue nama itu terlalu indah, bahkan nama itu banyak menyimpan tawa dan luka, gue sengaja ganti nama karna gue mau coba hidup baru, tapi ternyata tetep lo yang selalu menghatui mimpi gue." Jelas Fathan.
"Gue masih gak percaya." Kata Sean.
Sean tau, Samudra memiliki luka sayatan di punggung dan itu memang ada di tubuh Fathan namun ada 2 luka lagi yang harus Fathan buktikan kalau dia memang Samudra.
Fathan mengambil gunting yang ada di atas nafas lalu ia gunting rambut bagian depan nya, terdapat bekas jaitan di dahi nya.
"Ini adalah bekas luka yang kedua, gue punya luka ini karna gue berusaha ambil boneka yang di sangkutin sama Rega, Rega Dimasta. Sedangkan luka yang di punggung itu karna berusaha mo long in lo dari penculik yang mau bunuh lo." Jelas nya, Sean mulai takut kalau orang di depan nya ini benar benar Samudra.
"Masih ada satu luka lagi yang harus dia tunjukin." Sean membatin.
Fathan membuka kencing celana lepis nya meninggalkan celana boxer warna abu abu.
"Ini luka ke tiga, atau luka yang terakhir, gue punya luka ini karna kejar kejar sama lo, gue jatoh dan paha gue kena beling/pecahan gelas." Jelas Fathan.
Sean tersenyum, kini ia percaya bahwa laki laki itu adalah Samudra.
"Jadi lo Samudra? Tapi Samudra itu baik, sedangkan lu jahat." Kata Sean. "Lo jahat karna lo udah culik gue." lanjut Sean.
"Gue gak akan bisa kasih tau lo kalo gak kaya gini, ini cara satu satu nya."Jawab Fathan.
Fathan memeluk Sean, Sean membalas pelukan itu dengan suka rela, jujur ia sangat merindukan sosok yang selalu melindunginya, kini tanpa ia duga tuhan mempertemukan mereka kembali.
"I miss you, my chery." Kata Fathan setelah melepas pelukan rindu itu.
Sean menggeleng. "I'm not chery you again." kata Sean, Fathan tersenyum.
"Gue tau lo udah nikah, gue gak akan rusak rumah tangga lo, itu yang terbaik buat Lo, tapi tolong izinin gue buat tetep jadi pelindung lo, izinin gue tetep jadi kaka lo." kata Fathan Dengan suara yang serak, itu adalah suara khas milik Fathan jika ia menahan tangis nya sejak kecil tidak berubah.
"Kalo soal itu lo jelasin dulu ke kak Azel gue gak mau nanti dia salah faham, dan akhirnya lo sama dia berantem." kata Sean.
"Yaudah kalo gitu gue anter lo pulang pasti keluarga lo udah nungguin lo, sekalian gue jelasin ke mereka. Gue yakin om Erix percaya." kata Fathan, Sean mengangguk.
Jam menunjukan pukul 10 malam Sean di antar pulang kerumah nya mama nya Azel pun sudah sadar dari pingsan nya.
Tok tok tok.
Sean mengetuk pintu rumah nya, Ia sebenarnya ragu, ia ragu kalau Azel tidak akan memukuli Fathan.
Ternyata yang membuka pintu adalah Erix ayah Sean.
"Sean ya allah sayang, kamu dari mana sih?" Tanya Erix. Erix melirik ke arah Fathan. "Kamu?"
Fathan mengangguk."iya om saya Samudra, saya kira om bakal lupa sama saya." kata Fathan.
Erix tersenyum. "Om gak akan lupa sama kamu, ayo masuk dulu." kata Erix.
Sean, Fathan dan Erix masuk kedalam Azel langsung memeluk Sean saat melihat istrinya berdiri disamping ayah mertua nya.
"Ya allah sayang kamu dari mana aja?" kata Azel tanpa melepas pelukan itu.
"Em maaf ada sesuatu yang mau saya jelaskan." Kata Fathan tanpa berlama-lama, karna ia tau Sean butuh istirahat.
Azel mempersilahkan Fathan duduk. Dan Sean duduk di samping Azel.
"Pertama saya mau minta maaf, saya yang udah bawa Chery tanpa izin, saya tau saya salah, saya melakukan itu karna saya ingin mengungkapkan sesuatu sama Chery, Dan tolong jangan salah saham karna saya adalah teman kecil Chery." Jelas Fathan.
"Ya sudah saya maafkan." kata Azel.
"Kak, dua dulu dia yang selalu jagain aku, kalo sekarang aku deket lagi sama dia, apa boleh?" tanya Sean.
Azel berfikir sebentar. "Hanya sebatas teman tidak lebih." kata Azel.
Fathan dan Sean saling melempar senyum nya. Fathan berdiri sebelum pergi ia mengucap kan beberapa deret kalimat. "Ya sudah kalau begitu, saya pamit pulang kasihan Chery, dan sekali lagi saya minta maaf, untuk Chery pribadi dan untuk keluarga nya terutama untuk Pak Al." Kata nya dan langsung pergi meninggalkan ruang tamu setelah bersalaman pada Azel dan kedua orang tu Sean mau pun Azel.
"Ya allah sayang kamu itu bikin kita khawatir aja." kata mama Azel.
"Au ni anak." kesal mama Sean.
"iya mah maafin Sean mah, yeu ribet ni ibu ibu." kata Sean menjawab ucapan mama mertua jya dan mama nya.
Azel lega karna istri nya sudah pulang, namun masih banyak pertanyaan yang tersimpan di kepala nya.
Azel memutuskan untuk menanyakan nya besok pagi, karna kasihan Sean dia pasti cape dan badan nya pasti lengket karna belum mandi.
Azel bersyukur istrinya kembali dalam keadaan baik secara rohani maupun jasmani.
🌻🌻🌻
Up ni ges
Vote ya jangan sider bodo amat!
KAMU SEDANG MEMBACA
my Bad Posessive husband
Romance[completed] Si bar bar Sean yang menikah dengan guru nya sendiri karena perjodohan dari orang tua nya. Sahabat kecil nya yang sudah kembali, terus bersama? Atau kembali pada zona nya?