Decision

9.4K 1.2K 32
                                    

Fly Back Home
~Decision~
190525


Hari berikutnya, Baekhyun menemukan dirinya menuju ke bandara di mana anak-anaknya bertemu ayah mereka pada hari sebelumnya.

Lelaki mungil itu menghabiskan malam memikirkan kata-kata Junmyeon dan dia berpikir untuk menelan harga dirinya jika itu berarti menyelamatkan nyawa putranya.

Waktunya untuk menampar Chanyeol dengan kebenaran, dia adalah ayah dan putra mereka membutuhkannya. Baekhyun berharap ia bisa berbicara dengan Chanyeol dan meminta bantuannya.

Ini untuk Jongin.

Adalah kata-kata yang dia terus ucapkan pada dirinya sendiri, terus mengulangnya seolah menjadi mantra untuknya.

✈️Fly Back Home✈️

"Tuan, kita sudah sampai." supir taksi menyadarkan Baekhyun dari lamunannya.

Baekhyun membayar ongkosnya sebelum dia keluar dari mobil. Dia mengepalkan tangannya, mendekati petugas keamanan dan menanyakan di mana dia bisa berbicara dengan pekerja mereka.

"Tuan, saya pikir lebih baik jika anda menghubungi bagian maskapai terlebih dahulu."

Baekhyun mengangguk, berterima kasih kepada penjaga tersebut. Lelaki mungil itu berbalik ke arah yang berlawanan ketika pintu keluar terbuka, memperlihatkan beberapa pilot dan beberapa pramugari di belakangnya. Salah satunya adalah Chanyeol, tingginya yg mencolok membuat Baekhyun lebih mudah untuk melihatnya.

"Chanyeol!"

Pria yang disebutkan itu memiringkan kepalanya dimana suara itu berasal dan dia melihat Baekhyun, berlari ke arahnya.

Chanyeol mengerutkan keningnya tetapi tetap menunggu sahabatnya itu datang menghampirinya.

"Baek? Kenapa?" tanya Chanyeol, rasa penasaran terpampang dengan jelas di wajahnya saat dia pikir Baekhyun marah padanya. Lelaki mungil itu bahkan mengklaim bahwa dia tidak mengenalnya ketika mereka bertemu di hari sebelumnya.

"K-kita perlu bicara."

"Tentang apa?"

"Tidak di sini. Secara pribadi." kata Baekhyun, melirik orang-orang yang bersama Chanyeol.

Chanyeol memandangi teman-temannya, menganggukkan kepalanya pada mereka.

"Tinggalkan kami sebentar."

"Kau tetap ikut dengan kami?"

Chanyeol mengangkat bahu, "Aku akan memberitahumu melalui pesan."

Semua temannya mengangguk, masuk ke dalam van dan menunggu mereka di depan pintu keluar.

Keduanya menuju ke dalam sehingga mereka bisa berbicara di ruang tunggu. Dengan Chanyeol yang memimpin ketika salah satu pramugari mendekati Chanyeol, memegang lengan pria jangkung itu erat ketika dia berjinjit, meninggalkan kecupan di pipi si jangkung.

"Sampai jumpa, captain." katanya dengan nada yang menggoda, membuat Baekhyun mengangkat alisnya.

Keparat ini memiliki pacar ketika putranya menderita dan membutuhkan bantuan.

Luar biasa.

"A-ayo pergi?" Chanyeol tergagap.

Baekhyun mengabaikannya saat mereka berdua berjalan ke dalam. Begitu mereka duduk di sofa, Baekhyun duduk di kursi tunggal.

Chanyeol bertanya pada sahabatnya, "Apa yang akan kita bicarakan?"

Baekhyun mencoba yang terbaik untuk menjernihkan pikirannya, ingatan tentang Chanyeol yang mendapat ciuman dari wanita itu mengaburkan pikirannya dan itu membuatnya kesal. Dia mulai frustrasi, dia hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.

Jika saja ada cara lain, dia tidak akan memberi tahu Chanyeol segalanya dan meminta bantuannya tapi Junmyeon mengatakan Chanyeol bisa menjadi harapan terakhir mereka. Itu sebabnya Baekhyun mengambil resiko ini.

Baekhyun meyakinkan dirinya sendiri bahwa Chanyeol tidak akan mengambil kedua putranya darinya.

Dia tidak punya hak.

Dia meninggalkan mereka.

Dia menolak mereka.

"Chanyeol, aku mengatakan yang sebenarnya."

Dahi Chanyeol mengerut, "Apa?" tanyanya, tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Baekhyun.

Mungkin Baekhyun benar-benar kehilangan akal sehatnya. Hari sebelumnya, lelaki mungil itu mengatakan padanya bahwa dia tidak mengenalnya lalu sekarang dia berbicara omong kosong.

"Apa maksudmu, Baekhyun?"

Baekhyun menghela nafasnya panjang, "Aku hamil dan kau adalah ayahnya." akhirnya dia mengaku, bibirnya bergetar.

"Dua anak laki-laki yang kau temui kemarin adalah anakmu. Mereka kembar dan salah satu dari mereka membutuhkanmu..." Baekhyun menutup matanya, merasakan tangannya gemetar karena cemas dan atmoshpere dingin yang dia rasakan melingkupi tubuh mungilnya.

"Dia sakit dan membutuhkan transplantasi sel induk. Kami mencari hampir setahun tapi sampai sekarang kami tidak menemukan donor yang cocok, jadi aku menemuimu... dokter mengatakan ayahnya mungkin bisa." Baekhyun meletakkan tangannya, meraih milik Chanyeol.

Mata yang lebih tinggi membelalak dan tubuhnya menegang seketika mendengar semua yang Baekhyun katakan. Dia tidak bisa mencernanya, apa yang dia dengar dari Baekhyun terlalu banyak.

Dia masih shock.

"Tolong. Dia butuh bantuanmu." Baekhyun memohon dan air mata jatuh dari matanya yang segera ia hapus tapi Chanyeol masih bisa melihatnya, membuat ekspresi yang lebih tinggi melembut ketika dia mengingat anak laki-laki yang dia temui di hari sebelumnya.

Jadi itu sebabnya dia merasakan kehangatan di hatinya ketika dia melakukan kontak mata dengan salah satu dari mereka karena mereka adalah putranya. Dan dia merasa buruk karena tidak mempercayai Baekhyun ketika lelaki mungil itu memberitahunya tentang kehamilannya dulu.

"Sial." gumamnya pelan.

Baekhyun melepaskan tangan Chanyeol, berpikir bahwa yang lebih tinggi akan menolaknya lagi tapi Chanyeol dengan cepat menggenggam tangan Baekhyun kembali, menatatap mata yang lebih mungil.

"Di-mana dia? Di mana mereka?"

TBC

Jadwal FBH update 2 kali seminggu atau bisa jadi sesuai mood wkwk

Seeyou next chapter^^

[END] Fly Back Home ;ChanBaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang