Fly Back Home
190816.
.
.
Berminggu-minggu berlalu dan sudah menjadi rutinitas bagi Chanyeol untuk mengunjungi Sehun dan memeriksa Baekhyun sebelum dan sesudah penerbangannya.
Dia dan Sehun benar-benar akrab dan terkadang bocah itu akan memintanya untuk menghabiskan malam dirumah mereka, bercerita dan bermain video game adalah cara mereka untuk mengatasi apa yang telah terjadi.
Tentu saja, mereka masih berduka tapi keduanya tahu bahwa mereka tidak harus menenggelamkan diri dalam kesedihan. Tidak seperti Baekhyun, lelaki mungil itu berusaha, tapi dia biasanya menghabiskan waktunya di kamar si kembar, berbaring ditempat tidur Jongin sambil memeluk bantal dan selimut yang digunakan putranya.
Sehun berpikir akan lebih mudah bagi mereka untuk melakukannya jika mereka menyingkirkan dan menyimpan hal-hal yang mengingatkan mereka pada Jongin setiap harinya tapi Baekhyun tidak setuju, lelaki mungil itu tidak mau. Dan Sehun tidak bisa berbuat apa-apa.
...
Suatu pagi, Chanyeol tidak harus pergi bekerja karena dia tidak memiliki penerbangan. Dia sedang dalam perjalanan ke kediaman Byun untuk menjemput Baekhyun karena lelaki mungil itu harus bertemu Yixing.
Ini adalah pertama kalinya Baekhyun mendatangi pemeriksaan kehamilan rutin bulanan yang seharusnya dimulai pada hari dimana mereka tahu dia sedang hamil tetapi tidak dapat melakukannya karena lelaki mungil itu menjadi keras kepala dan tidak ingin memantau kesehatan bayi mereka selama hari-hari itu.
Chanyeol mendengar itu dari Sehun, tentang Baekhyun yang akan menemui Yixing untuk memeriksakan kehamilannya dan dia segera memberi tahu Baekhyun bahwa dia akan ikut dengannya dan menemani lelaki mungil itu. Untungnya, Baekhyun tidak menolak.
Sikap Baekhyun pada Chanyeol semakin membaik dibandingkan dengan sebelumnya. Walaupun Baekhyun mulai menunjukkan suasana hati yang berbeda dan tidak menentu karena hormon kehamilannya, tapi Chanyeol tidak masalah dengan hal itu. Dia sangat bahagia karena bisa bersama Baekhyun saat lelaki mungil itu mengandung anak bungsu mereka, karena dia tidak mengalami hal itu saat Baekhyun hamil si kembar.
Saat dia tiba, Chanyeol menepikan mobilnya sebelum keluar dan akan menekan bel ketika Sehun membuka gerbang, membawa kantong sampah untuk dibawa keluar.
"Kau tidak ikut dengan kami?" tanya Chanyeol, memperhatikan bahwa putranya masih mengenakan piyamanya.
Sehun menggelengkan kepalanya ketika dia memberi jalan pada Chanyeol untuk masuk.
"Aku harus pergi ke sekolah untuk pendaftaran."
"Apa kau baik-baik saja pergi sendirian? Aku bisa mengantarmu ke sana setelah jadwal Papamu dengan dokter Zhang."
"Tidak perlu, Dad. Aku bisa mengatasinya, hanya jangan meninggalkan Papa sampai aku kembali. Kau tahu itu sulit untuk meninggalkannya seorang diri, dia merasa sedih setiap kali sendirian."
Chanyeol mengangguk lalu mereka berdua memasuki rumah. Mereka menuju ke dapur dimana Chanyeol melihat Baekhyun sedang memakan nasi dan buah-buahan untuk sarapan. Dia senang melihat Baekhyun mendapatkan nafsu makannya kembali dan bukan hanya itu, berat badan lelaki mungil yang sedang hamil itu semakin bertambah dan benjolan bayinya mulai terlihat jelas.
"Kita pergi sekarang?"
Baekhyun melihat ke tempat suara itu berasal dan tersenyum kecil ketika dia melihat Chanyeol berada dipintu masuk ruang makan.
"Apakah kau sudah makan?"
"Aku baik-baik saja. Ayo kita makan siang setelah pemeriksaanmu."
Baekhyun menghabiskan susunya sebelum berdiri dari kursinya, membawa kakinya melangkah mendekati Chanyeol.
"Siap untuk berangkat?"
Lelaki mungil yang sedang hamil itu mengangguk. Chanyeol melirik Sehun yang juga menatapnya, mereka berdua tersenyum, bertukar pandang yang hanya mereka berdua yang mengerti.
Baekhyun semakin manis.
"Ya." kata lelaki hamil itu dan mereka berdua keluar dari rumah, masuk ke mobil Chanyeol.
.
.
.
Pemeriksaan berjalan dengan lancar. Yixing mengingatkan Baekhyun untuk teratur meminum vitamin dan melanjutkan gaya hidupnya yang bergizi agar bayinya sehat.
Chanyeol sangat bahagia mendengar bahwa terlepas dari apa yang telah dilakukan Baekhyun beberapa waktu lalu, bayi mereka baik-baik saja dan tumbuh sehat di dalam Papanya.
"Aku tidak sabar untuk segera bertemu bayi kita, Baek." ucap Chanyeol sambil menghidupkan mesin mobilnya.
Mereka menuju ke restoran Jepang favorit Baekhyun. Dia bertanya dimana dan apa yang ingin dimakan yang lebih mungil dan Baekhyun memberi tahu Chanyeol kalau dia sedang mengidam ingin memakan ramen.
"Aku juga." kata Baekhyun, tersenyum.
Lelaki mungil itu menghadap ke jendela, memandang ke luar dan senyum yang terpampang diwajahnya seketika memudar ketika dia melihat sebuah keluarga yang sedang berjalan di taman. Terlihat pasangan yang saling melemparkan senyum sementara anak-anak mereka sedang bermain dan tertawa dengan bahagia.
Mereka terlihat sangat bahagia.
Baekhyun melihat ke bawah, diam-diam mendesah saat impian Jongin terlintas dibenaknya, sebuah keluarga yang lengkap.
Baekhyun merasa sedih. Dia merindukan putranya dan pada saat yang sama memikirkan bagaimana jadinya jika dulu Chanyeol tidak menolak menjadi ayah si kembar. Mungkin mereka tetap sebagai sahabat atau lebih dari itu. Pemikiran itu membuat Baekhyun mengingat dua kata yang Chanyeol ucapkan ketika mereka bertengkar di gereja saat pemakaman Jongin.
"Aku mencintaimu"
Dua kata itu menyelimuti benak Baekhyun dan dia baru sadar ketika Chanyeol menepuk bahunya pelan, mereka telah sampai di restoran Jepang tujuan mereka."Apa kau baik-baik saja?"
Baekhyun mengangguk sebelum melepas sabuk pengamannya dan dia segera keluar dari mobil, meninggalkan Chanyeol yang kebingungan sementara pikiran Baekhyun masih sibuk dengan pengakuan mendadak Chanyeol saat itu.
Tidak.
Mungkin Chanyeol hanya terbawa suasana atau pria itu memiliki maksud yang lain. Lagipula, mereka keluarga, pria jangkung itu hanya menunjukkan perhatiannya. Itu hanya cinta yang dirasakan seorang teman untuk temannya yang lainnya.
Benar.
Tidak ada yang benar-benar istimewa.
Baekhyun yakin akan hal itu.
TBC
Lama update karena saia gatau mau ngasih subjudul apa buat chapter ini:"V 55555
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Fly Back Home ;ChanBaek
FanfictionChanyeol diminta oleh dua anak laki-laki yang tidak ia kenal untuk mencari Papa mereka tapi dia menolak. Tepat ketika dia akan pergi, seseorang dari belakang memanggil kedua anak laki-laki itu putranya. Chanyeol tertegun. Itu adalah sahabatnya, Baek...