eps 6

643 21 0
                                    

“tuh pipi kenapa dipegangin mulu?”. Tanya Mila ketika melihat Hera yang terus saja memegangi pipinya dan mengingat kejadian tadi.

“ng.. nggak kok”. Jawab Hera tergagap.

“hayoooo kenapa?”. Tanya Mila dengan tatapan menyelidiki.

“jangan liat kayak gitu kenapa sih? gue lagi nyetir nih”. Ucap Hera membuat alasan.

“halah, pasti gara-gara Nando kan? Hayuluh ngaku nggak?”

“apa sih? Gajelas deh”
--
6 bulan kemudian...

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua anak kelas dua segera pulang, mengingat hari ini adalah hari Sabtu. Waktunya libur untuk belajar. Namun, hal itu tak berlaku bagi DKA. Mereka harus segera menyiapkan perkemahan yang akan diadakan Jumat depan. Perkemahan ini bertujuan untuk pengambilan tanda jabatan dan juga Syarat Kecakapan Umum(SKU). Mereka haru bekerja ekstra, mengingat pembentukan panitia yang hanya sedikit. Beberapa di antara mereka harus merangkap tugas. Misalnya Hera, dia harus merangkap menjadi sekretaris inti sekaligus sie dokumentasi dan dekorasi. Untung saja tugas seorang sekretaris inti hanya di awal dan akhir acara, yakni membuat laporan kegiatan dan proposal. Jadi, tugasnya sekarang tinggal mendekorasi tata letak tenda, upacara, dan yang lainnya serta mengambili gambar.

“dek, kameranya udah di cas?”. Tanya Hera pada Adek kelas, Aini namanya.

“udah kak. Oh iya, proposalnya udah diterima kak. Tinggal berangkat”. Jawab Aini. Aini adalah wakil Hera pada sekretaris dewan dan sekertari acara ini. dia tomboy, sesuai dengan postur tubuhnya yang memang mirip dengan laki-laki.

“ok. Bagus”. Jawab Hera yang kemudian mengambil tas yang biasanya berisi kamera.
Ketika Hera membuka tas kameranya, ternyata dalamnya kosong. Dia celingukan mencari di mana kameranya.

“nyari apa yank?”.

“kamera”. Ucap Hera tanpa sadar kalau dia dipanggil yank.

“ooh, ini?”.

Hera segera menolehkan kepalanya ketika tersadar kalau dia tadi dipanggil dengan panggilan yank.

“ck ck ck, lo lagi kan. Udah gue bilang jangan panggil yank. Lo boleh panggil yang lain yank, tapi jangan gue”. Ucap Hera dengan nada kesal, kemudian mengambil kamera dari tangan Nando.

“etis”. Ucap Nando sambil mengangkat kamera di tangannya tinggi-tinggi. Hera yang memiliki postur tubuh lebih pendek dari Nando kesulitan meraihnya. Namun, itulah yang diinginkan nando.

“Nan!!”. Benta Hera kesal karena tak mendapatkan kameranya.

Nando tertawa senang melihat hera yang terpancing. “kakak kalau marah tambah cantik deh”. Ucap nando menggoda. Nih anak emang playboy minta ampun. Semua orang sudah tak kaget ketika mendengar kalimat itu keluar dari mulutnya, terutama Hera. Sudah sangat sering dia menerima kalimat itu.

“nan, gue gampar lo nanti”. Ancam Hera sambil memegang pundak Nando seolah memeluknya, padahal dia hanya mau mengambil kamera di tangan Nando.

“yah, peluk-peluk dianya”. Ucap Nando sambil menatap wajah Hera yang berjarak begitu dekat dengan wajahnya, menggoda lagi.
Hera yang kesal kemudian melepaskan tangannya, menghembuskan napas kesal. Kemudian menuju ke lapangan.

“kak, kameranya nih”. Ucap Nando kepada Hera yang sudah berjalan menuju lapangan. Hera tak menggubrisnya.

“lo diapain lagi sama Nando?”. Tanya Bayu sambil menahan tawa melihat wajah Hera.

“gila tuh anak. Gue mau ngambil kamera di tangannya malah gue dimodusin peluk dia tanpa gue sadar. Pengen gue gampar aja dia”. Ucap Hera kesal dengan bibir manyun.

“awas lo, biasanya kalau suka gitu dulu”. Jawab Mila yang tak jauh dari Hera berdiri.

“apaan sih”. Ucap Hera semakin kesal.

“lo ga liat tuh si Sherly, diakan tergila-gila banget sama si Nando, padahal dia kelas dua. Bisa kemakan rayuannya si Nando dia”. Ucap Bayu sambil melihat ke arah Sherly yang tengah menemui Nando sambil membawakan sebuah kotak makan.

“iya ya, padahal si Nando kan Cuma manfaatin dia doang. Padahal kan Sherly juga famous”. Ucap Hera mulai setuju.

Mereka bertiga bak menonton adegan drama Korea. Duduk di tengah lapangan sambil menggulung tali-tali berserakan dan menonton drama gratis antara Nando dan si ratu drama, Sherly dan kawan-kawannya.

“jangan-jangan si Sherly kena guna-guna Nando”. Ucap Hera mulai tidak logis.

“ga logis”. Bentak Bayu dan Mila yang berada di sisi kanan dan kiri Hera secara bersamaan.

“iya juga sih...”. ucap Hera ragu.

“eh, liat deh, drama udah selesai tuh. Bersambung, tunggu episode selanjutnya”. Ucap Bayu yang disambut tawa Hera dan Mila.

Tanpa di duga, setelah Sherly pergi, Nando berjalan ke tengah lapangan, menghampiri Hera dan yang lainnya.

“kak, nih buat kakak aja. Kakak belom makan kan?”. Ucap Nando pada Hera membuat Hera kaget.

“Nih anak emang manis kalau gini”. Batin Hera.

“serasa dunia milik berdua.... yang laen ngontrak”. Ucap Bayu menyindir.

“eh, kalau kalian mau juga gpp, buat kalian aja”. Ucap Hera.

“oh iya, nih kameranya. Maaf juga buat yang tadi. Cuma becanda kok. Abisnya kakak kalau marah tambah cantik”. Ucap Nando mulai kumat.

“Hamm, ga percaya maaf lo. Besok juga bakal ada yang lain lagi yang bakal lo lakuin biar gue marah”. Jawab Hera agak kesal.

“ya nanti minta maaf lagi”. Jawab Nando enteng. Pengen rasanya tangan Hera melemparkan kamera sekolah ke mukanya agar bengkak tuh muka.

tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang