Bd 4

7.5K 412 9
                                    

Terima kasih bagi yang sudah menyempatkan baca cerita ini apalagi kasih dukungan buat cerita ini

Semoga kalian bisa terus menyempatkan baca cerita ini sampai selesai dan semoga kalian suka dengan ceritanya

Lanjut ya

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

"Kak" panggil Gladis sekali lagi dengan menyentuh lengan Saga

"Sudah selesai?" Tanya Saga setelah berbalik kearah Gladis. Ia diam terpaku melihat Gladis saat ini

"Sudah. Terima kasih, kak" ucap Gladis menunduk malu karena Saga terus menatapnya dalam diam

"Ayo aku antar kamu pulang, Ta" ucap saga setelah lama diam, hal itu membuat Gladis bingung dan ikut terdiam. Gladis berfikir, ia mungkin hanya salah mendengar. Dan saga sendiri tidak menyadari apa yang ia diucapkannya

Keduanya pun mulai melangkah menjauh dari toilet wanita dengan Saga yang berjalan didepan dan Gladis mengikutinya dari belakang. Hanya ada kesunyian selama di perjalanan kemobil Saga

"Masuk" ucap Saga membukakan pintu mobil di samping kursi pengemudi

Kembali hanya ada kesunyian didalam mobil. Tidak ada yang membuka pembicaraan, Saga hanya fokus ke jalanan didepannya dan Gladis tidak berani membuka percakapan lebih dulu

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di rumah Gladis

"Terima kasih, kak" ucap Gladis sebelum turun dari mobil. "Kakak tidak mau singgah dulu?" Tawar Gladis saat Saga menurunkan kaca mobilnya

"Tidak, lain kali saja. Kakak pulang dulu ya" ucap Saga sebelum mulai melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Gladis

*
"Tidak sekalian aku bantu kamu nyebrang" Saga ikut turun dari mobilnya

"Tidak usah, Ga. Kamu masuk saja" tolak wanita itu. Wanita yang diantar Saga pulang sekaligus wanita yang Saga cintai

"Yaudah aku pergi" ucap saga masuk kedalam mobilnya

Mobil Saga melaju dengan perlahan. sesekali saga melihat kebelakang melalui kaca spion, wanita itu masih tersenyum kearah mobilnya. Wanita itu adalah sahabat Saga

Kembali Saga melihat kebelakang melalui kaca spion

"Anita awas" teriak Saga dari dalam mobilnya saat melihat sebuah mobil melaju kencang kearah wanita itu

"ANITA" teriak Saga terbangun dari tidurnya dengan nafas yang menderu dan peluh yang membasahi tubuh dan wajahnya

Sudah dua tahun berlalu sejak terakhir kali saga bermimpi hal itu. Dan sekarang mimpi itu kembali datang menghantui tidur Saga. Kembali Saga berusaha mengatur nafasnya yang masih saja menderu. Bayangan masalalunya kembali lagi sejak seminggu yang lalu

Dilihatnya jam yang menempel di dinding, menunjukan pukul 04.15 menit. Saga mengusap wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya dengan kasar sebelum memutuskan beranjak dari kasurnya dan berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Saga mengerjakan shalat tahajud dua rakaat karena waktu shalat subuh masih beberapa menit lagi

Saga berjalan kearah balkon kamarnya yang menghadap langsung kearah taman belakang rumahnya. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah dan tubuhnya sehingga menghantarkan rasa dingin pada kulitnya

Dulunya Saga memiliki seorang sahabat wanita, mereka bertemu saat kelas satu SD tepatnya saat berusia enam tahun. Hingga saat duduk di bangku SMP kelas VII Saga menyimpan perasaan yang lebih dari sekedar sahabat pada wanita itu, tapi karena tidak ingin merusak persahabatan mereka, Saga hanya bisa memendam perasaannya sendiri. Tapi kejadian itu membuat saga kehilangan sahabat sekaligus cintanya. Kejadian yang terjadi saat mereka baru saja duduk di bangku SMA kelas X

Saat itu, Saga masuk rumah sakit karena menabrak pembatas jalan, dan saat sadar saga merasa sangat kehilangan semangat hidupnya dan kejadian itu terus mengahantui tidurnya. Karena hal itu kedua orangtua Saga membawanya ke psikiater, hal itu berhasil karena mimpi itu tidak lagi datang dalam tidur Saga

Tapi mimpi itu kembali datang dan mengganggu tidur Saga

*
"Gladis, ada temanmu datang" ucap ayah Gladis saat Gladis sedang mencuci piring kotor bekas sarapannya dan ayahnya

"Siapa, yah?" Tanya Gladis mencuci tangannya karena ia telah selesai mencuci piring

Ayahnya tidak menjawab, membuat Gladis melangkah keluar dari dapur dan berjalan kearah pintu keluar

"Kak Saga" ucap Gladis terkejut dengan keberadaan Saga yang sudah duduk di kursi teras rumah bersama ayahnya

"Hay" ucap Saga mengangkat tangan kanannya. "Udah siapkan?, Ayo berangkat" lanjutnya

"T..tunggu kak, aku ambil tas sama pakai sepatu dulu" ucap Gladis sebelum berlari masuk kedalam rumahnya. Hal itu membuat Saga tersenyum melihatnya

"Maaf ya, nak Saga jadi harus nunggu" ucap ayah Gladis membuat Saga tersenyum

"Tidak masalah, om"

"Gladis cepatlah, nak. Jangan buat teman kamu menunggu lama" ucap ayah Gladis saat Gladis belum juga keluar

"Iya ayah" ucap Gladis keluar dari rumahnya dengan penampilannya yang sudah rapi

"Ayo berangkat" ajak Saga. Saga melihat kearah ayah Gladis "om, kami pergi dulu" pamit Saga menyalimi tangan ayah Gladis diikuti oleh Gladis sendiri

"Jaga Gladis ya, nak Saga" pinta ayah Gladis pada saga, saga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

Mobil Saga melaju meninggalkan halaman rumah serta ayah Gladis

"Semoga dengan Saga, kamu bisa bahagia, nak" harapan ayah Gladis saat mobil yang dikemudikan saga mulai menjauh dan menghilang di tikungan jalan

.
"Lain kali, aku berangkat sendiri saja" ucap Gladis setelah lama diam. Mereka masih berada di perjalanan ke sekolah mereka

"Mulai sakarang, kamu berangkat dan pulang denganku" ucap saga tetap fokus kejalan didepannya

"Tap.." "tidak ada tapi-tapian, Gladis" ucap Saga memotong ucapan Gladis yang ingin menolak ucapannya

Gladis akhirnya diam. Sebenarnya Gladis ingin menolak karena jika Saga terus mengantarnya seperti ini, pasti teman-temannya semakin tidak suka padanya

.
.
.

Salam manis:Riska Wahyuni

Terima kasih & see next chapter

Bukan Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang