Balik lagi dengan cerita ini. Semoga kalian suka dengan kelanjutannya ya
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
.Arham dan Reza yang tadi mengikuti Saga berhenti di balik pohon besar dengan menatap kearah Saga yang duduk bersama seorang wanita
"Apa yang saga lakukan adalah sebuah kesalahan" ucap Reza diangguki Arham
"Tapi dia tidak akan mau jika ditegur" ucap Arham mengetahui sikap saga yang sangat keras kepala
"Aku kasihan pada wanita itu, saga berniat merubahnya menjadi orang lain" ucap Reza. "Kalau aku lihat-lihat, wanita itu memang mirip dengan Nadin" lanjut Reza
Tanpa mereka sadari seseorang yang berdiri tidak jauh dari mereka mendengar apa yang mereka katakan
"Hm, benar juga" ucap orang itu menatap kearah wanita yang duduk bersama Saga. "Aku jadi merasa kasihan pada wanita itu, pengganti heh" ucapnya dengan tersenyum sinis kemudian kembali melangkah meninggalkan taman dibelakang sekolah juga orang yang ada didalamnya. Sebuah rencana jahat sudah tersusun rapi di otaknya
*
"Ga, kamu tidak berniat mengubah Gladis menjadi Nadinkan?" Tanya Reza langsung saat saga membawakan mereka minuman dan dua toples kue kering. Saat ini mereka berada didalam kamar milik Saga"Bukan urusanmu" ucap saga ketus
"Ga, kita hanya tidak mau kamu melakukan kesalahan yang nantinya akan membuatmu menyesal" ucap Reza
"Apa kau menyukai wanita itu?" Tanya Saga dengan tajam
"Sama sekali tidak. Ga, kita sebagai sahabat, tidak ingin kamu melakukan kesalahan" ucap Reza, masih berusaha memperingatkan Saga
"Ga, Reza memang benar, kita itu tidak mau kamu melakukan kesalahan, kita peduli sama kamu" Arham ikut bersuara
"Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar" ucap saga tidak peduli dengan ucapan kedua sahabatnya
"Ga.." "sudahlah, aku tidak mau berkelahi dengan kalian hanya karena hal ini" Saga mendudukkan dirinya di kursi belajarnya, kemudian mengambil sebuah foto di laci mejanya
Reza dan Arham hanya bisa melihat saga yang menatap serius gambar wanita yang berada didalam foto itu
Saga menghela nafas berat sebelum kembali meletakkan foto itu didalam laci mejanya
*
"Besok kamu datangkan ke acara perpisahan kelas dua belas?" Tanya Saga pada Gladis"Tidak kak, soalnya acaranya malam dan ayah juga tidak mungkin izinin aku untuk pergi" jawab Gladis
"Kamu datang ya, aku jemput deh" ucap Saga membujuk
"Tidak usah kak" Gladis kembali menolak
"Aku akan tetap datang kerumahmu" ucap Saga final
"Kak.." "tidak ada penolakan" ucap Saga mengacak rambut Gladis
.
Jam baru menunjukan pukul 06.30 menjelang malam. Saga sudah ada didepan rumah GladisSaga turun dari mobilnya dan berjalan ke rumah Gladis. Tok tok tok, diketuknya pintu rumah Gladis
"Selamat malam, om" ucap Saga dengan ramah
"Malam. Ada apa nak Saga kesini malam-malam?" Tanya ayah Gladis
"Saya mau jmput Gladis, om" jawab Saga dengan tersenyum
"Jemput Gladis?" Tanya ayah Gladis tidak mengerti, Saga menganggukkan kepalanya. "Mau kemana?, ini sudah malam" ucap ayah Gladis membuat Saga mengerutkan keningnya
"Apa Gladis tidak mengatakan pada om?, kalau malam ini sekolah kami mengadakan acara perpisahan kelas dua belas dan seluruh siswa diwajibkan untuk datang" ucap Saga
"Gladis tidak pernah mengatakan hal itu" ucap ayah Gladis. "Gladis" panggil ayah Gladis
"Iya ayah" sahut Gladis keluar dari kamarnya
"Kak Saga, ngapain?" Ucap Gladis terkejut saat melihat Saga yang sudah duduk di kursi teras rumahnya bersama ayahnya
"Jemput kamu" ucap saga
"Kenapa kamu tidak bilang sama ayah, kalau sekolah kamu adakan acara dan kalian diwajibkan untuk datang?" Tanya ayah Gladis pada Gladis
"Maaf ayah, Gladis hanya tidak mau ayah khawatir karena acaranya malam hari" jawab Gladis menunduk
"Setidaknya kamu kasih tau ayah, nak" ucap ayah Gladis
"Maaf, yah" ucap Gladis
"Baiklah, sekarang kamu siap-siap, kasihan nak Saga sudah tunggu dari tadi" ucap ayah Gladis dengan lembut
"Tapi, yah.." "ayah tidak akan khawatir" ucap ayah Gladis memotong dengan melihat kearah Saga
"Saya yang akan jaga Gladis untuk om" ucap Saga dengan tersenyum
"Pergilah, nak. Yang penting jangan pulang terlalu malam" Gladis akhirnya menuruti ucapan ayahnya dan langsung kembali masuk kedalam rumah
Beberapa menit Gladis kembali keluar dengan gaun selutut yang ia punya dan rambutnya yang sudah terkenang dua seperti biasanya
"Ayo" ucap saga tersenyum. "Om kita pergi dulu ya?" Pamit Saga
"Hati-hati dijalan. Om titip Gladis sama kamu" ucap ayah Gladis diangguki saga
Mereka menyalimi tangan ayah Gladis dan langsung pergi dengan mobil milik Saga
Saga tidak langsung ke sekolah. Tapi, ia singgah terlebih dahulu ke salah satu butik kemudian ke salon
*
"Waw ada bidadari" teriak heboh salah satu murid laki-lakiTeriakan itu membuat beberapa murid didekatnya ikut melihat kearah yang sama
"Wuih cantik gila" ucap yang lainnya
"Punyaku itu" ucap yang lainnya lagi
Mereka berjalan mendekati wanita yang mereka puji tersebut. Tapi belum sampai didepan wanita itu, seorang pria sudah merangkul bahu wanita itu
"Saga ngapain?" Tanya mereka terheran-heran melihat kedekatan saga dengan wanita itu
.
.
.Terima kasih bagi yang masih stay baca dan kasih dukungannya buat cerita ini
Maaf bila typo bertebaran
Salam manis:Riska Wahyuni
Thanks & see next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia (COMPLETED)
Teen FictionSaga Safir Rahman seorang pria yang merupakan anak tunggal dari seorang pemilik sekolah dan pengusaha. tampan?, sudah pasti jangan ditanya lagi diantara sekian banyak wanita yang dengan terang-terangan menyukainya, kenapa pilihannya malah jatuh pada...