Bd 18

6.3K 288 2
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi

Terima kasih atas dukungan votenya di chapter-chapter sebelumnya. Dan jangan lupa untuk terus dukung ceritaku ya...

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

"Cie yang lagi bahagia, senyum-senyum sendiri terus" Gladis yang terkejut langsung melihat kebelakang. Disana sudah ada kakaknya dan seorang pria

"Kak Nita, kak Reza"

"Sampai tidak nyadar kalau kita sudah daritadi duduk disini" sindir Nita pada adiknya

Gladis hanya menunduk malu karena yang kakaknya bilang, memang benar. "Gimana, sudah terima lamarannya Saga?" Tanya Anita setelah merangkul bahu adiknya

Gladis menggigit bibir dalamnya dan memainkan jari tangannya karena malu. "Tidak usah jawab, kakak sudah tau jawabannya" Anita mengangkat tangan Gladis yang terdapat cincin melingkar di salah satu jarinya

"Lihatkan, sahabatku tidak cupu kayak kamu" Anita memperlihatkan tangan Gladis pada Reza yang masih duduk di tempatnya

Reza berdiri dan berjalan kearah kakak beradik itu. "Aku akan buat yang jauh lebih spesial untukmu" bisik Reza ditelinga Anita

"Aku pulang dulu ya" pamit Reza pada kakak beradik itu. Anita mengantar Reza keluar sehingga tersisa Gladis sendirian di taman belakang rumahnya

Gladis duduk di kursi yang tadi diduduki kakaknya, matanya terus melirik pada cincin yang melingkar cantik di jari manisnya

Tintin
Suara notifikasi dari hpnya membuat Gladis segera mengambil hpnya

Saga:jangan diliatin terus cincinnya

Gladis mengernyit sebelum menatap kesekitarnya, bagaimana Saga bisa tau kalau dia sedang melihat cincin pemberian Saga. Kembali dua pesan baru masuk ke hpnya

Saga:nyariin aku ya?

Saga:kalau mau cari aku, cari dipikiran sama hatimu

Kembali satu pesan masuk ke hp Gladis

Saga:canda doang kok, jangan cemberut gitu nanti cantiknya hilang

Gladis kembali melihat kesekelilingnya. Ia sungguh heran kenapa Saga bisa tau apa yang ia lakukan. Kembali satu  pesan baru masuk kehpnya

Saga:eh, nyariin aku lagi. Kangen ya?

Gladis:kakak dimana?

Gladis terus melihat kesekelilingnya untuk mencari sosok Saga. Kembali satu pesan baru masuk

Saga:di belakang kamu

Gladis dengan cepat berbalik kebelakang, tapi Saga tidak ada

"Dor" Gladis yang terkejut melihat wajah Saga didepannya dengan spontan memukul kening Saga agak keras

"Kamu jahat ih" Saga mengusap keningnya dengan mendramatisir

"Lebay"

"Maaf maaf" ucap Saga karena mendengar nada ketus Gladis

Gladis membuang pandangannya ke samping dengan raut cemberut

"Jangan digituin bibirnya"

"Kenapa?" Tanya Gladis polos

"Nanti aku khilaf. Aww" ringis Saga memegangi perutnya dengan mendramatisir setelah Gladis meninju perutnya dengan pelan

"Aku hanya bercanda, cantik" Saga mencubit kedua pipi Gladis dengan gemas

Gladis yang dipanggil cantik merasa panas dikedua pipinya yang kini sudah memerah

"Kenapa kesini?" Tanya Gladis mengalihkan pembicaraan

Saga mendudukkan dirinya disamping Gladis, "tadikan sudah ku bilang. Aku mau habiskan waktu seharian penuh sama kamu"

"Terus kenapa tadi kakak antar aku pulang?" Gladis menatap Saga bertanya

"Karena aku mau beliin kamu ini" Saga memberikan sebuket bunga mawar merah kepada Gladis

Binar bahagia terpancar dari wajah Gladis, tangannya terulur menerima buket bunga itu

Saga merangkul bahu Gladis dengan tangan kanannya. "Ini juga" Saga memukul pelan pipi Gladis menggunakan coklat batangan yang ada ditangan kanannya

"Terima kasih" Gladis menerimanya dengan tersenyum

"Suka bunga sama coklatnya?" Tanya Saga

"Suka"

"Kalau sama aku?" Gladis melihat kearah Saga yang mengedip-ngdipkan kedua matanya

Gladis mengangguk pelan sebelum menunduk malu

Saga melepaskan rangkulannya pada bahu Gladis. "Makan ini, biar tidak panas. Kasihan pipimu sudah merah" goda Saga dengan meletakkan es krim cone ke tangan kanan Gladis setelah membuka separuh bungkus es krim itu

Gladis menatap saga bingung karena saat Saga baru saja datang ia tidak membawa apapun

"Dari mana?" Tanya Gladis mengangkat eskrim dan bunga yang ada di tangannya

"Makan eskrimnya dulu, nanti mencair"

Gladis mengangguk lalu mulai menyantap eskrim yang ada ditangannya. "Makannya kayak anak kecil saja, sampai belepotan begitu"

Gladis membersihkan bibirnya dengan telapak tangan tapi ia merasa tidak ada apa-apa di sekitar mulutnya. Gladis mendelik setelah melihat kearah Saga yang tersenyum puas karena telah menipunya

Gladis segera menghabiskan eskrimnya. tanpa mengindahkan saga yang kini sudah terkekeh

"Gladis"

Gladis tidak menjawab, ia tetap asik menikmati es krimnya. "Gladis yang paling cantik, yang paling manis, yang paling imut, calon istrinya aku" ucap Saga lembut

Hal itu membuat Gladis tersenyum malu tapi tetap tidak mengeluarkan suaranya

"Gladis yang cantik kok diam saja, padahal babang Saga yang tampan, calon suami dedek Gladis panggil"

"Iih geli tau"

"Tidak apa-apa kamu geli, yang penting kamu sudah mau ngomong lagi"

Gladis kembali diam setelah menyantap potongan cone es krim terakhirnya

"Masih mau lagi?" Tanya Saga, Gladis menggeleng sebagai jawaban tidak. "Kalau ini mau?" Saga mengangkat gulali berukuran sedang dihadapan Gladis

Gladis semakin heran, dari mana barang-barang dan makanan itu saga ambil. "Kok bisa ada?"

"Lihat ke belakang" suruh Saga

.
.
.

Maaf bila terdapat typo

Ranina0412
Thanks & see next chapter

Bukan Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang