Extra part 1

7K 245 3
                                    

Hai semuanya, balik lagi nih dengan cerita ini. Karena saya sendiri tidak suka cerita yang ngegantung, aku buatin deh extra part-nya

Semoga suka dengan kelanjutannya

Biasakan vote sebelum baca
Happy reading

.
.
.

"Mas terima kasih" ucap Gladis dengan menatap wajah lelap suaminya. Diusapnya dengan lembut pipi suaminya "mas, bangun udah subuh" ucap Gladis membangunkan suaminya

"Emh udah subuh?" Tanya Saga masih dengan mata tertutup

"Iya mas. Ayo bangun keburu telat subuhannya" ucap Gladis lagi membuat Saga memaksa membuka kedua matanya lalu menatap istrinya yang sudah terlihat segar

Saga mendudukkan dirinya "Kamu sudah mandi?" Tanyanya pelan

Gladis mengangguk mengiyakan. "Ayo siap-siap" Gladis menarik tangan suaminya agar segera turun dari kasur dan mendorongnya kearah kamar mandi

"Tidak pake lama ya mas, soalnya udah mau telat nih" ucap Gladis sebelum menyiapkan peralatan shalatnya dan suaminya

Seperti biasa Saga bertindak sebagai imam untuk istrinya, keduanya shalat dengan khusyuk

Beberapa menit berlalu, Gladis menyalimi tangan suaminya setelah keduanya selesai berdo'a

"Mas lanjut tidur lagi saja" ucap Gladis saat melihat Saga yang menutup mulutnya karena menguap

"Tidak usah. Aku tidak mengantuk kok" ucap Saga membuat Gladis tersenyum karena bersamaan dengan itu Saga kembali menguap

"Tidur lagi saja, mas. Gladis tau mas masih mengantuk, apalagi selama disana mas sering begadang" Gladis mengusap pipi suaminya dengan lembut membuat Saga akhirnya mengalah dengan mengangguk

.
Gladis yang sedang memasak terkejut saat dua buah lengan melingkar di pinggangnya ditengah kegiatannya memasak sarapan

"Mas ih, kebiasaan banget buat Gladis kaget" ucap Gladis memukul pelan punggung tangan suaminya

"Biarin aku suka kok" ucap Saga menaruh dagunya dibahu istrinya

"Hm yaudah lepasin dulu Gladis lagi masak nih" ucap Gladis membuat Saga melepas pelukannya dari perut buncitnya istrinya

"Biar aku bantu" Saga merebut spatula yang dipegang istrinya. Saga mengaduk nasi goreng yang ada di wajan "udah keliatan kayak chef-chef terkenal?" Tanya Saga berpose ala chef-chef yang biasa tampil di televisi membuat Gladis tersenyum lembut

"Iya-iya sudah mirip. Sudah, mas tunggu di meja makan saja biar Gladis selesaikan masakannya dulu"

"Kamu saja yang duduk. Biar aku yang selesaiin masakannya"

"Mas.." "sayang" Gladis akhirnya mengalah dan mendudukkan dirinya dikursi meja makan dengan terus menatap punggung suaminya

Beberapa saat mengaduk nasi gorengnya, saga mulai menyajikannya di tempat nasi kemudian beralih menggoreng telur mata sapi

Gladis hanya bisa tersenyum melihat suaminya yang sedang berkutat dengan alat masak

"Selamat menikmati, tuan putri" ucap Saga meletakkan hasil masakannya diatas meja. "Eits" Saga menahan tangan Gladis yang hendak mengambil nasi goreng buatannya

Gladis menatap bertanya kearah suaminya. Saga tersenyum lalu menyendokkan nasi goreng dan telur mata sapinya ke piring Gladis

"Terima kasih, mas" Saga hanya tersenyum lembut. Gladis mulai menyantap hasil masakan suaminya dan mengunyahnya dengan perlahan

"Bagaimana rasanya?" Tanya Saga saat Gladis hanya diam mengunyah masakannya

"Enak" ucap Gladis tersenyum. "Coba deh" Gladis menyuapkan sesendok makan kemulut Saga

"Agak asin" ucap Saga mengomentari

"Yaudah syukuri saja, jarang-jarang loh dimasakin suami. Yuk makan sebelum dingin" ucap Gladis lembut

Saga mengangguk dan mulai menyendokkan makanan kepiringnya. Mereka mulai menyantap makanan dalam diam

Saga yang lebih dulu menghabiskan makanannya, ditatapnya wajah chubby istrinya karena kehamilannya

"Mas, kenapa?, kok kamu melamun?" Tanya Gladis yang sudah berdiri disamping suaminya yang memang tengah melamun

*
"Mas, perutku mulas banget dari kemarin" lapor Gladis pada Saga dengan menyandarkan kepalanya dibahu Saga

"Udah mau lahiran?" Tanya Saga dengan lembut sembari mengusap kepala istrinya yang tertutup jilbab

"Tidak tau juga mas" ucap Gladis Pelan, tangannya memeluk erat lengan suaminya

"Kita kerumah sakit sekarang" ucap Saga melepaskan tangan istrinya dari lengannya kemudian membantu istrinya berdiri dan menuntunnya keluar rumah, kearah mobilnya

"Pak kerumah sakit" ucap Saga pada sopirnya

Selama diperjalanan Gladis terus bersandar dibahu Saga dan menyuruh Saga agar terus mengusap perut buncitnya

Setibanya dirumah sakit, Saga kembali membantu istrinya untuk berjalan masuk kedalam rumah sakit

Dokter Sherina, dokter yang memeriksa Gladis menyatakan jika Gladis sudah berada di pembukaan enam. Saga tersenyum senang, tidak lama lagi bayi mereka akan lahir kedunia

Beberapa jam telah berlalu, kontraksi yang dirasakan Gladis semakin menjadi. Saga sangat tidak tega melihat istrinya yang kesakitan karena akan melahirkan buah hati mereka

Dokter Sherina yang kembali memeriksa Gladis, menyatakan jika Gladis akan segera melahirkan

Saga segera menghubungi kedua orang tuanya dan kedua orang tua Gladis sebelum dirinya masuk kedalam ruangan bersalin dimana istrinya berada, untuk menemani istrinya yang akan melahirkan buah hati mereka

.
.
.

Maaf bila terdapat typo atau salah penulisan nama

Mohon tinggalkan jejak

Ranina0412
Thanks

Bukan Dia (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang