Maaf karena updatenya lama banget..
Mungkin beberapa orang diantara kalian tau tentang jaringan kota Nabire yang diputus. Jadi ya seperti itu..Terima kasih untuk yang masih setia menunggu dan membaca ceritaku ini
Mungkin ini bakal jadi chapter terakhir.. atau mungkin bakal aku buatin ekstra chapternya..
Lanjut deh
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
."Mas" senyum tersungging di bibir Gladis sebelum ia membalik badan dan memeluk erat tubuh suaminya yang sangat ia rindukan
"Hey kok nangis?" Saga mengusap rambut istrinya dengan lembut kemudian mengecup ubun-ubun istrinya yang tertutup jilbab dengan lembut dan penuh kasih sayang
"Habisnya mas tidak ngabarin aku beberapa hari ini" saga menangkup kedua pipi istrinya dan menghapus air mata yang masih saja mengalir dari mata istrinya
"Yaudah mas minta maaf. Sekarang senyum dong, kan hari ini hari spesial kamu" Gladis menurut dengan tersenyum meski air matanya masih saja menetes
Saga mengecup kening istrinya cukup lama sebelum membawa istrinya berjalan sedikit ketengah taman. "Hitung satu sampai tiga, agak keras ya" bisik Saga setelah memeluk bahu istrinya
Gladis melihat kearah suaminya yang tersenyum lembut kearahnya. "Satu. Dua. Tiga" sekeliling mereka langsung berubah menjadi terang bersamaan dengan semua orang yang berteriak mengucapkan selamat ulang tahun untuk Gladis
Gladis merasa sangat senang, karena hampir semua keluarga dan sahabatnya berada di sana. Gladis melihat kearah suaminya yang berdiri disampingnya dan mengusap kepalanya dengan sayang
"Yaudah kita mulai saja acara makan-makannya" ucap mama Sarah menarik tangan putri bungsunya dan mendudukkannya di salah satu kursi yang ada di meja besar yang ada di tengah taman
Gladis kembali melihat kearah suaminya yang mengambil duduk di kursi yang berhadapan dengan tempatnya duduk. Hal itu terjadi karena kedua calon nenek itu telah mengambil duduk di kedua sisi samping Gladis
"Dimakan dong, sayang. Suami kamu sudah menyiapkan ini spesial buat kamu padahal dia baru saja sampai beberapa jam yang lalu" bisik mama Sarah membuat Gladis mengangkat wajahnya, menatap kearah suaminya dengan terkejut
Saga yang juga menatap istrinya, mengangkat salah satu alisnya sebagai tanda bertanya. Gladis menggeleng dan kembali menunduk, mulai menyantap makanannya
Mereka makan dalam diam hingga selesai dan mereka berpindah duduk di karpet besar yang tergelar diatas rumput hijau
"Sebenarnya aku lagi diet jadi tidak makan malam, tapi suami kamu undang kita semua untuk datang karena hari ulang tahun kamu jadi ya aku terima saja" ucap Misya yang merupakan salah satu teman dekat Gladis, mereka bertemu saat sama-sama berada dirumah sakit yang ada di Singapura
"Beruntung banget kamu punya suami yang perhatian kayak kak Saga. Aku dengar dia baru pulang dari melakukan perjalanan bisnis di Australia" lanjut Tasya, satu-satunya teman dekat Gladis saat kuliah
Gladis hanya tersenyum dengan menatap suaminya yang sedang berdiri bersama papa dan ayah mertuanya, ketiga pria itu berdiri cukup jauh dari tempat mereka duduk
"Kamu pasti sedih karena saga tidak menghubungimu beberapa hari ini, kan?" Anita menggenggam kedua tangan adiknya dengan tersenyum. Gladis mengangguk pelan
"Kata mas Reza, Saga bekerja keras agar pekerjaannya cepat selesai disana. Dan seperti yang kau lihat Saga sudah berada disini dan telah menyiapkan semua ini untukmu, sedangkan mas Reza masih harus berada disana seminggu" lanjut Anita dengan melihat kearah yang sama dengan yang Gladis lihat
Gladis tidak menyangka suaminya akan melakukan hal semanis ini kepadanya. Senyum yang terbit dibibirnya semakin mengembang mendengar cerita dari kakak dan sahabat-sahabatnya
Saga yang sedang berbicara dengan ayah dan papa mertuanya menatap kearah istrinya yang sedari tadi menatapnya. Diangkatnya salah satu alisnya sebagai bentuk pertanyaan, Gladis menggeleng cepat sebelum menunduk malu
"Yah, pah, Saga kesana dulu ya" pamitnya pada ayah dan papa mertuanya. Setelah mendapat anggukan dari kedua pria paruh baya itu, Saga melangkah mendekati tempat istrinya dan yang lainnya duduk
"Kenapa dari tadi liatin aku terus?" Tanya Saga berbisik, Gladis menjawab dengan gelengan pelan kemudian menunduk dengan senyum yang tidak bisa ia sembunyikan
Mereka akhirnya melanjutkan obrolan-obrolan ringan tersebut
Beberapa jam berlalu, satu persatu orang mulai berpamitan karena hari juga sudah semakin larut
"Bunda sama Ayah pulang dulu ya. Kalian jaga kesehatan dengan baik, terutama Gladis jangan sampai kelelahan. Setelah ini langsung istirahat" pamit dan nasehat dari bunda Khadijah, orang yang paling akhir pulang
"Bunda sama Ayah juga. Hati-hati dijalan" ucap Saga sebelum menyalimi tangan kedua orangtuanya
"Pak Amir, bawa mobilnya hati-hati ya" pak Amir, sopir ayahnya mengangguk mendengar ucapan Saga
Setelah mobil yang membawa kedua orangtuanya menghilang ditikungan jalan, Saga menutup gerbang rumahnya kemudian berjalan kearah istrinya
"Mas Saga" Gladis terkejut saat Saga menggendongnya
"Mas turunin Gladis berat" ucap Gladis membuat Saga terkekeh
"Ringan begini kok dibilang berat" ucap Saga enteng dengan terus berjalan menaiki tangga
"Gladis berat" ucap Gladis
"Kalau berat aku tidak mungkin bisa gendong kamu seperti ini" Saga tetap melangkah
"Setelah kunci pintu, langsung istirahat ya mbok" ucap Saga saat menghentikan langkahnya ditangga ke enam
"Baik den" sahut mbok Iyem yang sedang mengunci pintu rumah
Saga kembali melanjutkan langkahnya naik kelantai atas menuju kamar mereka. Saga mendudukkan istrinya di pinggir kasur kemudian membuka kerudung istrinya dan membantu istrinya berbaring "Sekarang kamu istirahat, sekarang sudah jam dua" Gladis hanya mengangguk pelan karena ia memang merasa sangat mengantuk
Saga berbaring di tempat kosong disamping istrinya. "Tidur yang nyenyak, bidadari surgaku" bisik Saga sebelum mengecup ubun-ubun istrinya dengan lembut dan membawa istrinya kedalam pelukannya
Tamat
.
.
.Mohon tinggalkan jejak
Maaf bila terdapat typo
Ranina0412
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia (COMPLETED)
Teen FictionSaga Safir Rahman seorang pria yang merupakan anak tunggal dari seorang pemilik sekolah dan pengusaha. tampan?, sudah pasti jangan ditanya lagi diantara sekian banyak wanita yang dengan terang-terangan menyukainya, kenapa pilihannya malah jatuh pada...