Maaf updatenya kelamaan dan membuat kalian harus menunggu lama...
Lanjut lagi deh..
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
.Beberapa jam berkutat dengan merawat bunga-bunganya, Gladis akhirnya mengentikan kegiatannya dan menatap senang kearah tamannya yang sudah terlihat lebih rapi dan indah
Gladis melangkah masuk kembali kedalam rumahnya dan masuk kedalam dapur karena tenggorokannya terasa kering. Setelahnya ia melangkah masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah berkeringat sedari tadi
Selepas membersihkan dirinya, Gladis kembali duduk santai di ruang tamu rumahnya sembari menonton TV
Tok tok tok
Gladis bangkit dari posisi duduknya untuk membuka pintu rumahnya"Permisi non Gladis, ibu suruh saya datang kesini" ucap seorang wanita paruh baya dengan sopan
Gladis tersenyum ramah "mari masuk mbok" ucap Gladis mempersilahkan
*
Gladis merasa sangat gelisah karena dari kemarin Saga tidak menghubunginya dan sulit dihubungi padahal Gladis sangat merindukannya"Mas Saga kemana sih, Gladis kan kangen" ucap Gladis menggerutu dengan melipat kedua tangannya didepan dada
"Ada apa non? Kok mbok lihat non cemberut dari tadi" tanya mbok Iyem dengan membawakan Gladis minuman
"Mas Saga tidak hubungi aku dan tidak bisa dihubungi" ucap Gladis sebelum menutup mulutnya karena keceplosan
"Mungkin den Saganya lagi sibuk" ucap mbok Iyem dengan tersenyum. "Non minum dulu dan nyobain brownies coklat buatan mbok" ucap mbok Iyem membuat Gladis tersenyum menatap brownies coklat yang tersaji didepannya
"Terima kasih, mbok" Gladis mulai menikmati brownies coklat itu hingga ia melupakan kekesalannya pada suaminya yang sulit dihubungi
"Mbok tidak makan" tanya Gladis setelah menghabiskan tiga iris kue
"Non makan saja, mbokkan buatnya untuk non" ucap mbok Iyem
"Mbok makan juga, Gladis tidak mungkin bisa habisin semuanya sendirian" ucap Gladis setelah menghabiskan kue yang ia pegang
Mbok Iyem mengalah dan ikut menyantap kue brownies coklat buatannya
"Lain kali buatin Gladis lagi ya mbok. Browniesnya enak. Atau, ajarin Gladis cara buatnya" ucap Gladis antusias
"Lain kali mbok ajarin deh" ucap mbok Iyem menyetujui
*
Sudah lima hari Saga pergi, dan tiga hari sudah Saga sulit dihubungi. Gladis yang kepikiran menjadi sulit untuk tertidurGladis kembali melihat kearah jam yang tertempel didinding. Jam yang kini menunjukan pukul setengah sebelas malam. Pandangan Gladis kembali beralih menatap layar hpnya yang masih saja gelap
Gladis dengan cepat meraih hpnya saat hpnya berkedip karena pesan masuk. Gladis menatap cengo kearah layar hpnya yang menampilkan pesan dari Telkomsel yang menyatakan paket datanya akan segera berakhir
"Ish mas Saga kenapa sih, susah banget buat dihubungin" ucap Gladis melemparkan hpnya kembali ke tempat kosong disampingnya kemudian membaringkan dirinya membelakangi hpnya
Setelah beberapa menit memaksa untuk tidur, Gladis akhirnya berhasil untuk tertidur
.
Gladis merasa ia baru saja tertidur saat cahaya di kamarnya terasa sangat terang padahal seingatnya ia sudah mematikan lampu kamarnya. Gladis menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya tapi selimutnya tertarik kebawah"Emh aku ngantuk" Gladis kembali menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya tapi selimutnya kembali tertarik kebawah
Gladis yang merasa kesal langsung membuka matanya, beberapa saat ia mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya sebelum matanya terbuka sempurna
"Untuk menantu bunda yang cantik" ucap bunda Khadijah menyerahkan sebuah kotak berwarna biru muda kepada Gladis
"Bunda" Gladis langsung bangun dari posisi tidurnya dan menatap ibu mertuanya dengan bingung. "Bunda ini apa?" Gladis menerima kotak biru itu dengan penasaran
"Kamu lihat sendiri saja" bunda Khadijah mengusap kepala Gladis dengan lembut. "Yaudah bunda keluar dulu" bunda Khadijah melangkah keluar dari dalam kamar yang ditempati Gladis, meninggalkan Gladis yang masih kebingungan
Gladis melihat kearah kotak yang berada ditangannya sebelum memutuskan untuk menarik pita yang terpasang diatas kotak itu dan mulai membuka kotak itu dengan perlahan
Mata Gladis membulat dengan tangannya menutup mulutnya, air matanya menetes tanpa ia sadari
Tidak lama hpnya bergetar menandakan jika ada pesan masuk. Gladis segera meraih hpnya dan membaca isi pesan tersebut 'pakai gamis itu dan temui aku ditaman belakang' isi pesan yang ternyata dari suaminya
Gladis bangkit dari posisi duduknya. "Aku bahkan sampai melupakan hari ulang tahunku karena terlalu memikirkannya" ucapnya ditengah kegiatannya berganti pakaian
Setelah berganti pakaian, Gladis memoles sedikit wajahnya kemudian memakai kerudungnya
Gladis keluar dari kamarnya dan melihat suasana rumahnya sangat sepi. "Bunda" panggil Gladis mengingat tadi bundanya yang menyerahkan kotak itu kepadanya
Tidak ada sahutan dari bunda Khadijah membuat Gladis kembali melanjutkan langkahnya turun dari tangga. "Mbok Iyem" panggil Gladis lagi pada pekerja rumah tangganya
Kembali tidak ada sahutan yang ia dengar. Gladis terus melangkah turun dari tangga dan melangkah ketaman belakang rumahnya. "Gelap banget. Apa aku dikerjain?" Tanyanya pada diri sendiri setelah melihat taman belakang rumahnya yang sangat gelap. Bahkan lampu taman dan lampu rumah-rumah disekitarnya pun mati
"Udah dandan cantik juga" ucapnya cemberut kemudian berbalik badan hendak masuk kembali kedalam
Gladis terkejut saat merasa dua buah lengan kekar memeluknya dari belakang. "Makin tua saja kamunya" bisik orang yang memeluknya tepat di depan telinga Gladis
.
.
.Maaf bila terdapat typo
Ranina0412
Thanks & see next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia (COMPLETED)
Teen FictionSaga Safir Rahman seorang pria yang merupakan anak tunggal dari seorang pemilik sekolah dan pengusaha. tampan?, sudah pasti jangan ditanya lagi diantara sekian banyak wanita yang dengan terang-terangan menyukainya, kenapa pilihannya malah jatuh pada...