Alhamdulillah bisa up lagi
Semoga suka
Biasakan vote sebelum baca
Happy reading.
.
.Saga POV
Aku merasa sangat bahagia karena bisa kembali lagi ke Indonesia. Aku langsung menarik koperku keluar dari bandara setelah melihat pengawalku sudah datang untuk menjemputkuAku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan seseorang yang sangat kurindukan
Beberapa menit dalam perjalanan, aku akhirnya tiba di rumahku. "Bunda, I Miss you so much" aku langsung memeluk tubuh bundaku yang ternyata sudah menungguku didepan pintu rumah
"Bunda juga sangat merindukanmu" balas bunda Khadijah
Tidak lama ayah keluar dari dalam rumah "bagaimana kabarmu, nak?" Tanya ayah Danial
"Alhamdulillah, aku baik, yah. Sangat baik. Dan kalian?" Aku balik bertanya
"Alhamdulillah, kami juga baik" jawab ayah Danial mewakili
"Bunda, ayah, Saga pergi keluar sebentar ya" izinku pada kedua orangtuaku membuat mereka menatapku dengan heran
"Mau kemana?, Kamu baru sampai loh, masa mau pergi lagi" ucap bunda Khadijah
"Sebentar saja" aku tersenyum manis
"Baiklah anak tampannya bunda" bunda berucap dengan menjawil hidung mancungku
"Terima kasih, bunda" ucapku tersenyum senang sebelum mengecup pipi bunda Khadijah dan langsung berjalan kearah mobilku yang jarang kupakai setelah aku berkuliah di Australia
Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan sedang menuju ke suatu tempat yang ingin kudatangi. Bahkan menjadi tempat yang wajib dikunjungi saat aku datang ke Indonesia
Beberapa menit dalam perjalanan, mobil milikku berhenti di salah satu rumah sederhana
Aku bergegas turun dari mobil dan berjalan kearah pintu rumah itu. Tok tok tok
Tidak lama pintu terbuka menampilkan wajah seorang pria paruh baya "nak Saga" ucap pria paruh baya itu
"Assalamu'alaikum, om" ucapku dengan tersenyum sopan
"Wa'alaikumus salam" ucap pria paruh baya itu
"Om Gladisnya ada?" Tanyaku masih dengan tersenyum
"Gladis baru beberapa jam yang lalu pergi" ucap orang yang ternyata ayah Gladis
"Pergi?, Kemana om?" Tanyaku dengan senyum yang sudah mulai luntur
"Gladis pergi dengan keluarga kandungnya kebandara tadi" kali ini senyumku benar-benar langsung menghilang mendengar pernyataan ayah Gladis
'Keluarga kandung?, Bandara?' batinku dengan menatap kosong kearah ayah Gladis
"Nak Saga" ayah Gladis menyentuh bahuku, membuatku tersadar dari lamunanku
"Gladis akan pergi kemana, om?" Aku menatap bertanya kepada ayah Gladis
"Maaf nak Saga, Gladis berpesan untuk tidak memberitahukan tujuannya kepada orang lain" ucap ayah Gladis jujur
Aku menghela nafas berat 'Gladis pergi dan tidak ingin aku mengetahui tujuannya'
"Om, apa Gladis mempunyai hp?" Tanyaku, ayah Gladis mengangguk. "Boleh saya minta nomor hpnya?" Ayah Gladis kembali mengangguk
"Masuk dulu, nak. Biar bapak ambil hp bapak didalam" aku mengangguk lalu mengikut dibelakang ayah Gladis dan langsung mendudukkan diriku di kursi yang ada di ruang tamu
Ayah Gladis muncul dengan membawa hp dan dua gelas jus jeruk
"Minum dulu, nak" aku mengangguk lalu mencicipi sedikit jus jeruk itu, menghargai. "Ini nak nomornya" ayah Gladis menyodorkan sebuah kertas kecil yang sudah ia tuliskan nomor Gladis
"Terima kasih, om saya pergi dulu, buru-buru soalnya" bohongku sebelum menyalimi tangan ayah Gladis
"Hati-hati di jalan" pesan ayah Gladis aku mengangguk mengiyakan
Aku langsung berjalan kearah mobilku, masuk kedalam dan mulai melajukannya meninggalkan rumah Gladis untuk pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri
Setelah beberapa menit perjalanan aku akhirnya sampai ditujuan. "Pak bisa bukakan saya gerbang sekolah?" Tanyaku pada satpam disekolahku saat SMA
"Bisa nak Saga" pak satpam yang mengenalku itu langsung membukakan gerbang sekolah untukku
"Terima kasih, pak" aku kembali menjalankan mobilku melewati gerbang sekolah yang sudah dibuka
Setelah memarkirkan mobilku, aku berjalan kearah tempat yang paling sering kudatangi jika pergi ke sekolah ini
Helaan nafas berat keluar dari mulut dan hidungku setelah tiba di tujuan. Saat aku baru saja akan mendudukkan diriku disalah satu kursi taman, aku melihat sebuah kertas di kursi taman itu
Aku mencabut kertas yang memang terpasang di bangku taman itu
Senyum kecil tebit dibibirnya saat melihat gambar diriku sebagai latar belakang sebelum membaca rangkaian kata yang tertulis di atas kertas itu
To: kak Saga
kak, sebelumnya aku minta maaf. Karena aku harus pergi
Kak aku pergi, karena aku takut. Takut jika perasaan yang kusimpan untuk kakak bertambah semakin dalam sehingga membuatku menjadi egois karena menginginkan kakak hanya untukku
Aku bisa pergi karena aku tau saat ini kakak sudah bahagia, karena kakak Anita sudah kembali
Saat kakak baca surat ini, aku mungkin sudah tiba di tempat baruku dan bersama keluarga baruku
Aku selalu berharap dan berdoa pada Allah agar kakak selalu bahagiaFrom: orang yang tidak berharap untuk ditemukan
Gladis Dewi Sartika"Sayangnya aku tidak bahagia dengan keputusanmu untuk pergi, apalagi kau hanya berpamitan melalui surat ini" aku kembali menghela nafas berat dengan menatap lekat nama Gladis yang ada di surat itu
"Aku akan mencarimu, hingga aku menemukanmu, karena aku juga sudah mencintaimu, sebagai Gladis. Gadis cupu menggemaskanku" aku kembali melipat kertas itu sebelum bangkit dari duduknya dan berjalan kearah parkiran untuk mengambil mobilku
"Terima kasih ya pak, saya sudah diizinkan masuk" ucapku saat menghentikan mobil yang kukemudikan didepan pos jaga
"Sama-sama, nak Saga" ucap pak satpam
Aku mulai melajukan mobilku meninggalkan sekolah lama untuk kembali pulang kerumah
Saga POV end
.
.
.Maaf bila terdapat typo dalam penulisan
Ranina0412
Thanks & see next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia (COMPLETED)
Roman pour AdolescentsSaga Safir Rahman seorang pria yang merupakan anak tunggal dari seorang pemilik sekolah dan pengusaha. tampan?, sudah pasti jangan ditanya lagi diantara sekian banyak wanita yang dengan terang-terangan menyukainya, kenapa pilihannya malah jatuh pada...